~~~Pintu kamar mandi wanita terbuka dengan keras, dan Profesor McGonagall masuk dengan tatapan marah. Di belakangnya, Profesor Snape dan Profesor Quirrell ikut masuk, wajah mereka menunjukkan ekspresi antara kaget dan bingung.
"APA yang kalian pikirkan?" suara Profesor McGonagall menggema di ruangan yang kacau itu. Matanya menyapu kamar mandi, memperhatikan troll yang tergeletak tak sadarkan diri, puing-puing di mana-mana, dan tiga siswa yang tampak lelah dan kotor.
Harry dan Ron saling melirik dengan gugup, sementara Hermione berdiri membisu di belakang mereka. Amelia mencoba menyembunyikan dirinya di belakang Harry, merasa ngeri dengan tatapan McGonagall.
"Troll ini... terkapar?" gumam Profesor Snape sambil mendekati makhluk besar itu. Ia memeriksa troll dengan hati-hati, lalu memandang anak-anak dengan tatapan curiga.
Profesor Quirrell, di sisi lain, tampak hampir pingsan lagi, bersandar di dinding dengan tangan gemetar. "Aku bilang ada troll di dungeon," bisiknya, hampir pada dirinya sendiri.
McGonagall mendekati mereka dengan langkah cepat. "Kalian bertiga—Harry, Ron, Hermione—jelaskan sekarang juga apa yang terjadi di sini," katanya dengan suara yang penuh amarah.
Harry menelan ludah. "Kami... kami pikir Hermione tidak tahu tentang troll," katanya perlahan. "Jadi kami datang untuk memperingatkannya. Tapi saat kami tiba, troll itu sudah ada di sini."
"Kalian seharusnya ikut dengan para prefek ke ruang rekreasi!" suara McGonagall naik satu oktaf. "Kalian tidak punya urusan menghadapi troll sebesar itu sendiri!"
Hermione tiba-tiba melangkah maju, wajahnya pucat tetapi tegas. "Itu bukan salah mereka, Profesor," katanya dengan cepat.
McGonagall menatapnya, alisnya terangkat. "Bukan salah mereka?"
Hermione mengangguk, meskipun jelas ia gugup. "Aku... aku pergi ke kamar mandi tanpa memberitahu siapa pun. Aku tidak tahu ada troll. Kalau bukan karena Harry dan Ron, aku pasti sudah—" ia berhenti, menelan ludah, "mereka menyelamatkanku, Profesor."
Harry dan Ron memandang Hermione dengan terkejut. McGonagall memicingkan matanya, tampak berpikir keras.
"Baiklah, Nona Granger Aku menaruh berharap lebih padamu, bisa bisanya kau ceroboh begini? Dan menempatkan teman temanmu dalam bahaya??" katanya akhirnya dengan suara yang lebih tenang, meskipun masih tajam. "Namun, tindakan kalian tetap ceroboh. Kalian bisa saja terluka, atau lebih buruk."
Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Lima poin untuk Gryffindor untuk keberanian kalian," katanya akhirnya, meskipun dengan nada enggan. "Tapi, kalian juga akan kehilangan lima poin untuk Gryffindor karena melanggar aturan."
Ron membuka mulut, tampak ingin membantah, tetapi Harry menyikutnya sebelum ia sempat bicara. Amelia diam, bersyukur namanya tidak disebut.
Snape, yang selama ini diam, melangkah mendekati Harry. Tatapannya tajam dan penuh kecurigaan. "Apa yang kau lakukan di sini, Potter?" tanyanya dingin, matanya menyipit.
Harry mencoba menahan tatapan Snape, meskipun ia merasa sangat tidak nyaman. "Aku hanya membantu teman-temanku," katanya, mencoba terdengar tegas.
Snape hanya mendengus, tetapi tidak berkata apa-apa lagi.
"Baiklah," kata McGonagall akhirnya. "Kalian semua, kembali ke ruang rekreasi Gryffindor sekarang. Dan jangan coba-coba keluar lagi malam ini."
Mereka bertiga mengangguk dengan patuh, lalu berjalan keluar dari kamar mandi, meninggalkan troll, para profesor, dan kamar mandi yang hancur di belakang mereka.
Ketika mereka berjalan menuju ruang rekreasi, suasana sedikit tegang, tetapi Hermione tiba-tiba memecahkan keheningan.
"Terima kasih," katanya pelan, suaranya penuh rasa syukur.
Harry tersenyum kecil. "Tidak masalah. Tapi kau harusnya lebih hati-hati."
Ron mengangguk, meskipun dengan sedikit enggan. "Ya, dan... maaf soal apa yang kukatakan tadi. Kau tidak terlalu buruk."
Hermione menatap Ron, lalu tersenyum kecil. "Itu hampir terdengar seperti pujian."
Amelia cemberut karena dirinya hanya ikut dan tidak dapat bagian apapun," Aku ikut hanya untuk menjadi penonton? Betapa bahagianya..." Dengan nada kesal yang terdengar jelas.
Harry terkekeh sebelum menjawab," Bukankah kau yang sangat takut hingga bersembunyi dibelakangku saat Profesor Mcgonagall datang?"
Amelia Menyikut Harry dan Cemberut, selang beberapa detik Mereka semua tertawa kecil, dan untuk pertama kalinya sejak tiba di Hogwarts, mereka mulai merasa benar-benar seperti teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forecast
FantasyHarry Potter x Reader Amelia Brighton. Seorang penyihir campuran. Ibunya adalah penyihir berdarah campuran, Membuat Amelia harus mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari sepupu nya tirinya. Draco Malfoy. Sering diolok Draco dengan sebutan pengkhia...