Bab 19

1 1 0
                                    


~~~

Malam itu dingin dan sunyi saat Harry, Ron, Hermione, dan Amelia berjalan menuju rumah Hagrid. Mereka semua berbisik dengan tegang, mencoba menyusun pertanyaan yang tepat untuk menanyakan tentang Fluffy dan Batu Bertuah.

“Kalau Snape benar-benar mencoba mencuri Batu itu,” kata Ron dengan nada cemas, “kenapa Dumbledore mempercayainya menjaga sesuatu yang begitu penting?”

“Karena Dumbledore aneh,” jawab Harry singkat, tatapannya penuh tekad.

Hermione menghela napas panjang. “Kita tidak bisa hanya menuduh tanpa bukti. Tapi... aku juga tidak mempercayai Snape.”

Setibanya di rumah Hagrid, suara gonggongan keras Fang, anjing penjaga Hagrid, menyambut mereka.

Hagrid membuka pintu, mengenakan apron besar yang penuh noda. Di dalam rumahnya, ada tungku yang menyala hangat, dan di atas meja terlihat sebuah telur besar yang tampaknya sedang ditetaskan di bawah kain tebal.

"Apa yang kalian lakukan berkeliaran malam-malam begini?" tanya Hagrid sambil mengerutkan dahi.

"Kami perlu bicara, Hagrid," kata Harry dengan serius. "Tentang Fluffy... dan Batu Bertuah."

Wajah Hagrid langsung berubah menjadi merah. “Bagaimana kalian tahu tentang Fluffy?”

“Itu tidak penting,” Hermione memotong cepat. “Kami tahu ada sesuatu yang dijaga oleh Fluffy, dan kami pikir Snape mencoba mencurinya!”

"Snape?" Hagrid tertawa terbahak-bahak, tetapi suaranya terdengar sedikit gugup. "Dengar, Snape mungkin kelihatan menyeramkan, tapi dia nggak mungkin nyuri Batu Bertuah. Dia salah satu profesor yang membantu menjaga batu itu!"

"Menjaga batu?" Ron mengulangi dengan bingung.

Hagrid tersadar bahwa dia telah mengatakan terlalu banyak. “Aduh, aku nggak boleh bilang itu. Dengar, kalian lebih baik pulang ke menara Gryffindor sebelum ada yang lihat kalian di luar.”

Namun Hermione, dengan kelicikan dan keberanian khasnya, melanjutkan, "Bagaimana mungkin Snape membantu menjaga batu? Siapa saja yang harus dilalui seseorang untuk mencapai Batu Bertuah?"

Hagrid menghindari tatapan mereka, mengangkat cangkir tehnya. "Aku nggak akan kasih tahu lebih banyak lagi. Jangan coba-coba cari tahu soal itu."

Tetapi saat Hagrid membalikkan badan untuk memeriksa telurnya, Hermione memperhatikan sesuatu di sudut ruangan—sebuah harpa kecil. Ia langsung punya ide.

“Kalian lihat itu?” bisik Hermione sambil menunjuk harpa. “Fluffy bisa dijinakkan dengan musik.”

Harry menatap harpa itu dengan penuh pemahaman. "Itu cara melewati Fluffy!"

Hagrid kembali menatap mereka dengan tajam. "Kalian nggak dengar, ya? Jangan cari tahu lebih lanjut soal ini! Dan aku nggak bilang apa-apa soal musik!"

Dalam perjalanan kembali ke Menara Gryffindor, suasana semakin tegang. Mereka tidak menyangka bahwa Hagrid, yang biasanya ceroboh, bisa menyembunyikan sesuatu yang begitu besar. Namun, sebelum mereka bisa merenungkan lebih jauh, langkah kaki terdengar dari arah lain.

Mereka berhenti mendadak saat melihat Profesor McGonagall muncul dari balik bayangan. Wajahnya terlihat tegas dan dingin seperti biasa.

"Apa yang kalian lakukan di luar asrama pada malam hari?" tanyanya dengan suara tajam.

Mereka terdiam, tak mampu memberikan alasan yang masuk akal.

"Draco Malfoy melaporkan kalian," lanjut McGonagall.

Draco yang ada disebelah Mcgonagall terlihat mengejek mereka dalam diam.

Wajah Ron langsung memerah. "Draco... pengadu!" gerutunya pelan.

“Lima puluh poin masing-masing dari Gryffindor,” kata McGonagall dengan nada penuh kekecewaan. “Dan kalian berlima, akan menjalani hukuman detention. Sekarang kembali ke asrama kalian dan Filch akan memanggil  kalian nanti untuk menjalani Detention.”

Draco terbelalak,"A-apa? Kenapa aku juga dihukum?"

Mcgonagall hanya melihat sebentar,"karena kau juga berkeliaran dimalam hari." Jawab singkat Mcgonagall.

Membuatnya ditertawakan oleh Harry dan teman teman.Dengan perasaan kecewa dan malu, mereka berjalan menuju asrama untuk menunggu Filch tanpa sepatah kata pun.

Setelah sampai di ruang rekreasi, mereka duduk di dekat perapian. Hermione terlihat gelisah, sementara Harry menatap nyala api dengan wajah tegang.

“Snape salah satu yang menjaga batu?” Harry mengulang dengan nada bingung.

“Tapi dia jelas-jelas mencurigakan,” tambah Ron. “Kenapa dia memojokkan Quirrell?”

“Dan sekarang kita tahu cara melewati Fluffy,” kata Hermione pelan. “Dengan musik. Tapi kenapa Hagrid begitu keras kepala?”

Sementara itu, Amelia duduk diam, memainkan kalung berbentuk bintang di lehernya. Ia tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri, tetapi tetap mendengarkan percakapan teman-temannya.

Harry menghela napas. “Aku tidak tahu apa yang Snape inginkan, tapi aku yakin dia ada hubungannya dengan ini semua.”

Ketiganya akhirnya setuju bahwa mereka perlu mencari lebih banyak informasi tentang siapa yang mungkin mencoba mencuri Batu Bertuah.

ForecastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang