~~~Malam itu, atmosfer di ruang rekreasi Gryffindor dipenuhi dengan ketegangan. Harry, Ron, Hermione, dan Amelia berdiri di dekat pintu, bersiap-siap untuk menyelinap keluar.
Harry memegang jubah tak terlihat, sementara Hermione memastikan tongkatnya ada di tangan. Namun, langkah mereka terhenti oleh suara Neville.
"Kalian mau ke mana?" Neville berdiri dengan wajah penuh tekad. "Aku tidak bisa membiarkan kalian pergi! Kalian tahu kan kalian bisa membuat Gryffindor kehilangan lebih banyak poin? Kita sudah kalah terlalu banyak karena kalian!"
Ron melangkah maju. "Neville, ini penting! Kami nggak punya waktu buat menjelaskan!"
Namun, Neville mengangkat tongkatnya dengan tangan gemetar. "Aku nggak peduli! Aku nggak akan membiarkan kalian lewat!"
Hermione mendesah berat, wajahnya menunjukkan rasa bersalah. "Maaf, Neville," katanya pelan sebelum mengarahkan tongkatnya. "Petrificus Totalus!"
Tubuh Neville langsung kaku seperti papan dan jatuh ke lantai dengan suara keras. Hermione berlari mendekat, memeriksa apakah Neville baik-baik saja.
"Dia akan baik-baik saja," katanya dengan nada penuh rasa bersalah. "Aku benci melakukan ini, tapi kita harus pergi."
Mereka berempat mengenakan jubah tak terlihat, berjalan perlahan keluar ruang rekreasi. Pintu terbuka perlahan, dan lukisan Wanita Gemuk di pintu masuk mulai panik.
"Siapa itu? Siapa yang membuka pintu ini?!" tanyanya ketakutan, tetapi tidak ada jawaban.
Berjalan perlahan karena mereka berempat berdesak desakkan dibawah jubah tak terlihat. Menaiki tangga ke lantai tiga, melewati lorong sepi.
Mereka akhirnya tiba di pintu tempat Fluffy menjaga batu bertuah. Ketika mereka mengintip, terlihat Fluffy sedang tertidur pulas, alunan harpa yang bermain sendiri mengisi ruangan.
"Seseorang sudah masuk," bisik Hermione, menelan ludah.
"Kalau begitu kita harus bergerak cepat," kata Harry tegas.
Mereka memanjat ke lubang yang ada di bawah Fluffy satu per satu, terjun ke kegelapan. Mereka mendarat di atas tanaman yang terasa lembut namun aneh.
"Apa ini?" tanya Ron dengan nada takut.
Namun, sebelum ada yang menjawab, tanaman itu mulai melilit tubuh mereka.
“Devil’s Snare!” seru Hermione. “Jangan panik! Tetap tenang! Kalau kita tenang, dia akan melepaskan kita!”
Harry dan Amelia langsung berhenti bergerak, membiarkan tanaman itu melorotkan mereka ke bawah. Namun, Ron justru semakin meronta, membuat lilitan Devil’s Snare semakin kuat.
“Hermione! Aku tidak bisa—aku tidak bisa!” teriak Ron panik.
Hermione berpikir cepat, mencoba mengingat sesuatu. "Devil's Snare takut dengan cahaya!" gumamnya sebelum mengarahkan tongkatnya. "Lumos Solem!"
Cahaya terang menyinari tanaman itu, membuatnya melonggarkan lilitannya dan membiarkan Ron terjatuh ke bawah.
Ron berdiri sambil terengah-engah. "Kenapa itu harus tanaman?" keluhnya, masih gemetar.
Amelia membantu Ron berdiri sambil tersenyum kecil. "Kau berhasil, Ron. Tidak ada waktu untuk mengeluh sekarang."
~~~
Ruangan berikutnya membuat mereka tertegun. Langit-langitnya tinggi, dengan ratusan kunci bersayap yang beterbangan seperti kawanan burung. Di tengah ruangan, ada sebuah pintu besar dengan lubang kunci yang besar pula.
Hermione melihat ke sekeliling. "Kita harus menemukan kunci yang tepat untuk membuka pintu itu. Cari kunci yang berbeda dari yang lain!"
Mereka mulai mencari di antara kawanan kunci yang beterbangan. Harry yang pertama kali melihatnya—kunci emas dengan salah satu sayapnya yang patah, seperti pernah digunakan sebelumnya.
"Itu dia!" seru Harry, menunjuk ke arah kunci tersebut.
"Tapi bagaimana kita menangkapnya?" tanya Ron.
Harry mengambil sapu yang tergantung di dinding dan melompat ke atasnya. Dengan kecepatan yang luar biasa, dia mengejar kunci emas itu, melesat di antara kunci-kunci lainnya.
Kunci emas itu mencoba menghindar, tetapi Harry bergerak lebih cepat, akhirnya menangkapnya dengan tangannya.
"Aku dapat!" serunya, turun dari sapu dengan napas terengah-engah.
Dia memasukkan kunci itu ke lubang kunci di pintu, dan pintu itu terbuka dengan bunyi klik pelan.
Mereka bertukar pandang, mengambil napas dalam-dalam sebelum melangkah ke ruangan berikutnya.
Mereka memasuki ruangan dan akhirnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Forecast
FantasyHarry Potter x Reader Amelia Brighton. Seorang penyihir campuran. Ibunya adalah penyihir berdarah campuran, Membuat Amelia harus mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari sepupu nya tirinya. Draco Malfoy. Sering diolok Draco dengan sebutan pengkhia...