Sraak !!
Kevin tidak sengaja menyenggol sekop yang tadinya berdiri bersandar di dinding dekat pintu. Akibatnya, semua orang yang ada disana memfokuskan perhatian hanya pada Kevin.
Safira menegang begitupun yang lainnya. Dengan peluh diwajah dan tangan yang gemetar Kevin menyingkirkan sekop yang sudah jatuh mengenai kakinya.
Semuanya terkejut, begitupun Delfi dan kak Seno.
Seno tersenyum dan menggelepar seperti ikan dilantai. Ini adalah sebuah keajaiban, teman-temannya datang untuk menolongnya.
Delfi bertatapan dengan Leana yang berdiri mematung di ambang pintu.
Leana,
Delfi,
Tanpa menunggu lama Safira segera menarik kuat lengan Leana. Gadis yang semula berdiri mematung dengan segala keterkejutannya itu tertarik kebelakang dengan sangat kuat, hampir saja jatuh dibuatnya.
Delfi masih bersitatap dengan Leana. Keduanya terlihat terkejut melihat satu sama lain. Ini adalah hal paling besar yang terjadi antara keduanya. Jelas jelas Delfi sudah tertangkap basah oleh Leana dan teman-temannya. Usahanya untuk menyembunyikan Leana di toilet itu sirna dalam sekejap. Delfi meringis.
"Lari!!"
Pekik Safira.
Jiwa Leana bagaikan terbang menjauhi raganya. Saat kedua matanya melihat sendiri sosok bertopeng itu sebenarnya adalah Delfi, gadis itu kehilangan kesadaran akan dunia nyata.
"Safira! Leana!.... Lewat sini!!" Interupsi Jovan yang sudah berlari duluan dan berdiri disebuah pintu.
Mereka semua berlari meninggalkan toilet itu, Kevin paling akhir di antara yang lain dan sedikit tertinggal dibelakang.
"Teman-teman! Tolongin gue!"
Seno berusaha terlepas dari ikatan tali di seluruh tubuhnya. Sial! Gue ditinggal.
Delfi tersadar oleh teriakan Seno hingga akhirnya dia menarik kedua kaki pria itu dan mengambil kapaknya.
Brak !!
Jlep !!
Dalam hitungan detik kak Seno berhenti bergerak. Setelah itu, Delfi berlari tergesa-gesa meninggalkan toilet penuh darah dan bangkai potongan tubuh manusia.
"Gue udah curiga sejak awal!! Delfi mencurigakan, bangke!" Maki Jovan, Safira dan Leana berhasil keluar disusul Jovan dan Kevin.
"Itu beneran Delfi??" Raut wajah Safira tampak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Psychopat! Anjing!" Maki Jovan lagi.
Segala sumpah serapah keluar dari mulut Jovan. Membayangkan tempat eksekusi itu hanya bisa membuat Jovan kembali mual-mual.
"Kenapa dia tega melakukan itu!! Kita semua salah apa sama dia??" Timpal Safira.
"Anjing, dada gue sakit!" Tiba tiba Safira berhenti berlari dan tubuh itu segera jatuh kelantai. Safira meremas dadanya menahan sakit.
Leana yang melihat itu segera turun ke lantai untuk memeriksa keadaan sahabatnya.
"Ra, lo ngga papa kan??"
Jovan berhenti berlari didepan dan berjalan mundur cepat mendekati dua gadis itu.
"Safira!!" Jovan memekik khawatir. Tidak sengaja menyenggol Leana hingga jatuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kriminal
Mistero / ThrillerTernyata dia seorang pembunuh bayaran yang dipelihara sejak kecil oleh orang tua gadis yang disukai nya! "Jangan tolak gue, gue kasar orangnya."