Beberapa jam sudah berlalu, tanpa disadari mereka hari sudah mulai gelap. Mereka semua mulai masuk kedalam gedung tersebut berbekal senter handphone masing masing. Nyali mereka masih aman. Belum terjadi apa-apa yang mengharuskan mereka panik secepat itu.
"Leana,"
Leana menoleh "kenapa, Ra?" Leana itu mendekatkan kepalanya pada Safira ketika gadis itu berucap pelan dan berbisik. "kenapa kita semua kesini? Kalian ga ada yang berani lawan Naura?" Lanjut Safira. Sedikit penasaran karena hampir satu kelas berada di sekitar gedung ini hanya karena di ajak Naura masuk kedalam video YouTube nya.
Leana menelan ludah sebelum menjawab "tenang aja, Ra. Naura itu cuma cewek biasa yang besar kepala, sekarang boleh boleh aja dia banggain diri depan semua orang. Paling sebelum sampai lebih dalam lagi dia udah teriak ketakutan duluan," balas Leana di sertai olok olokan ikhlas dari hatinya. Senyuman smirk nya menunjukkan jika Leana memang tidak suka dengan perangai Naura akhir akhir ini.
Safira justru menarik nafas gusar yang tanpa disadarinya Kevin terus memperhatikan dirinya. Kedua mata Safira bertemu dengan manik coklat milik Kevin, mungkin cowok itu salah tingkah cepat cepat dia membuang muka dan menetralkan perasaan nya.
"Kevin, tadi lo kemana?" Ujar Safira lembut. Kevin mengangkat kedua alisnya sebagai tanda tanya "gue? Kapan?" Katanya balik bertanya.
"Tadi pas di perpustakaan lo main ngilang gitu aja, kemana?" Sebelum ke tempat angker ini sewaktu semua orang sudah pulang dari sekolah Kevin tiba tiba muncul dan mengajak mereka untuk ikut uji nyali di gedung tua tersebut.
Awalnya Safira menolak karena penyakit lemah jantungnya, tapi Kevin meyakinkan Leana dan Jovan kalau mereka hanya akan datang untuk melihat lihat dari luar, Safira akan aman kalau Leana ada di samping nya. Oleh sebab itu, di bekali dengan rasa penasaran mereka setuju dengan ide Kevin meskipun Safira was was.
"Sorry Ra, gue ga ada maksud bawa lo ketempat jahanam ini, tapi gue jamin lo bakalan selamat kok dari sini.." gumam nya dalam hati.
"Ooh itu, habis dari toilet, terus ngobrol bentar sama temen temen cowok. Kenapa? Kangen ya?" Goda Kevin yang di sambut dengan tawa sumbang Leana.
"Dih, apaan! Yang ada elu yang kangen sama Safira, yekan??" Goda Leana puas. Kevin terkekeh kecil sambil memperhatikan reaksi Safira yang biasa biasa saja.
Setelah itu keheningan pun melanda kelimanya.
Leana menyenggol lengan Safira yang sedang melamun. "Ra, lo tau ga kenapa gue merasa pernah lihat lo sebelum nya?"
Gadis itu diam dengan ekspresi penasaran.
"Sebenarnya gue baru balik dari liburan 3 bulan yang lalu, gue liburan ke labuan bajo. Sebenarnya gue iseng ngikut nyokap-bokap gue ke kota kelahiran Lo itu,
Sekalian mereka mengurus bisnis sama partner nya di sana. Gue di ajak ke rumah temen bokap gue dan terjadi percekcokan disana. Sumpah gue ga ngerti apa yang terjadi antara bokap gue sama partner bisnis nya itu tapi kelihatannya bokap gue marah besar sama dia.
Gue lihat satu kamar yang jendela nya bisa nembus kedalam kamarnya. Dan gue lihat siluet cewek yang mungkin atau cuma kebetulan mirip banget sama lo." Ungkap Leana.
"Udah kan lihat lihat gedung nya? Yuk pulang, Abang gue pasti nyariin" kata Safira.
Leana menelan ludah. "yuuk."
"AAAKHH!!"
semua tercengang mendengar teriakan salah satu cewek yang tidak lain adalah Jihan. Beberapa di antara mereka yang ada disana terburu buru menghampiri sumber suara, saat mereka menemukan Jihan rupanya gadis itu sudah terduduk lemas di lantai kotor sambil membungkuk pada sebuah gelang yang berlumur darah di lantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kriminal
Misteri / ThrillerTernyata dia seorang pembunuh bayaran yang dipelihara sejak kecil oleh orang tua gadis yang disukai nya! "Jangan tolak gue, gue kasar orangnya."