TERJEBAK

23 7 0
                                    

"kita menghindar dulu!" Interupsi Ningsih.

Masih di dalam gedung yang sama, Delfi dan sosok ber-hoodie itu berkelahi. Leana bersembunyi di belakang Delfi dengan penuh was was.

"Haaarghh!" Delfi memukul tepat di perut orang itu lalu mengikuti punggungnya kuat kuat. Sosok itu terjatuh di lantai sambil meraba perut nya sementara Delfi cepat cepat mengangkat sebuah meja kayu lalu membantingnya tepat di atas punggung pria itu hingga meja itu hancur.

Delfi menarik lengan Leana dan segera berlari kabur dari sana. Sosok ber-hoodie itu bangkit kembali dan mengejar mereka.

Delfi dan Leana lari cukup jauh, menyusuri tiap lorong panjang dan tangga. Keduanya menemukan sebuah toilet perempuan dan mereka segera masuk kesana lalu Delfi mengunci pintunya dari dalam.

Leana bersandar di tembok, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya kembali. Tubuhnya basah oleh keringat, seragam putihnya penuh dengan noda hitam akibat jatuh di lantai yang kotor dan di penuhi kotoran burung. Delfi ambruk di lantai, dia pun sama, mengontrol pernapasan sebaik mungkin.

"Kita.... Udah aman kan? Delfi," ujar Leana dengan dada yang sesak.

Delfi menatapnya "untuk sekarang kayaknya udah aman, Leana, lo jangan pernah keluar dari toilet! Gue mau periksa keadaan di luar," kata Delfi kemudian bangkit dan berdiri. Leana menahan tangannya "lo mau ninggalin gue sendirian disini?? Gue ga mau," tolaknya.

Delfi menatap gadis itu lalu berkata "gue mau cari Ningsih dan yang lain, Lea. Lo harus tetap disini, gue ga mau lo keluar dan ketemu sama orang itu lagi. Yah," kata Delfi lembut.

"Tapi gue ga mau sendirian disini!" Rengek Leana.

"Leana, gue janji bakalan balik lagi kesini. Cuma ini satu satunya tempat paling aman! Kalau lo keluar lebih bahaya lagi. Sebentar aja!" Kata Delfi lagi meyakinkan gadis itu. Leana menggeleng dan menangis "gue ga mau di tinggal sendirian lo ngerti ga!!"

Delfi membungkuk, mendekatkan wajahnya pada Leana "gue ga akan lama, gue harus bawa teman teman kita kesini!" Ucap Delfi penuh penekanan pada kata kata nya. Leana menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi ketakutan yang luar biasa.

"Gimana kalau orang itu tau gue ada disini, gue takut banget Delfi!" Kata Leana mulai menangis. Delfi memeluknya dan mengelus lembut rambut gadis itu. Leana yang sadar keduanya terlalu dekat pun langsung menjauh dari Delfi.

"Tapi janji ya lo bakal datang kesini lagi, please, gue ga mau di tinggal sendirian. Gue takut gelap!" Ujar Leana.

"Iya gue janji! Kalau lo takut lo tidur aja gapapa. Disini ga ada hewan buas kok, gue ga akan lama!" Kata Delfi kemudian dia keluar dari toilet dengan langkah pelan dan penuh waspada. Cowok itu mengunci pintu toilet dari luar agar Leana tidak dapat keluar dan pergi kemana mana.

Leana menahan pintu dan berusaha membukanya dari dalam, dia takut kegelapan dan tidak mau sendirian.

"Iiih kenapa di kunci!!" Gerutunya saat pintu tidak dapat dibuka "argh! Sialan!" Leana mengusap wajahnya kasar. Dia pun duduk bersandar di pintu sambil memejam matanya. Bunyi jangkrik dan cicak terdengar mengerikan, Leana meringis takut sendirian di dalam toilet gelap itu.

"Cepetan balik, delfiiii,"

"Cepetan balik, delfiiii,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KriminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang