Mereka gempar melihat Jihan jatuh di lantai berlumuran darah. Belati kecil itu masih tertancap di dadanya. Kak Seno menahan bobot tubuh Jihan sementara Kevin langsung menarik tangan Safira menjauh dari lokasi kejadian. Bukannya turun lewat tangga yang menuju lantai bawah Kevin malah menarik Safira naik kembali ke lantai tiga.
"Kev! Huh...huh..huh....jantung gue..."
Kevin terus berlari sambil menarik tangan Safira. "Lo kenapa, Ra!?" Tanya nya panik.
"Gue udah ga kuat!"
"Sedikit lagi, Ra! Kita harus kabur!"
"Kev....kak Seno masih dibawah!"
"Kita udah benar benar terpojok, Ra! Satu satunya cara hanyalah lompat dari atas lewat jendela!"
Safira menyentak tangan Kevin yang menarik tangan nya. Dia menatap Kevin tajam.
"Gila? Lompat dari atas?? Lo mau kita jadi ayam geprek!?" Kesalnya.
"Sekarang bukan waktunya becanda, Ra!" Kevin kembali menarik tangan Safira dan berlari naik ke tangga. Saat sampai di lantai tiga, mereka menemukan Jovan yang terbaring lemas di lantai penuh darah. Darah itu bukan berasal dari tubuh Jovan melainkan darah milik Alex dan Messy namun kedua orang itu tidak ada disana.
"Jovan!"
Jovan mengernyit. Dia mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat Safira dan Kevin.
"Oi.... Gue ga bisa bangun!" Lenguhnya.
Safira mendekatinya lalu membantunya berdiri.
"Bukannya kabur malah tiduran di sini," gerutu Safira.
"Aa... Kaki gue memar, sa..sakit"
Kevin ikut membantunya. "Kita harus lompat dari jendela." Katanya. Jovan menatapnya cengo.
"Lu mau kita jadi ayam geprek? Ga ah! Mending gue turun kebawah! Kalian kenapa naik lagi?"
"Van, di bawah ada orng jahat itu. Dia bunuh Jihan dan kemungkinan kak Seno juga." Ucap Safira sedih.
"Mereka sebenarnya siapa sih?" Jovan menggaruk tengkuknya. "Kenapa mereka mau bunuh kita semua?" Tanyanya.
"Gue jadi inget pesan kakak gue, Van, kev. Soal pembunuh bayaran itu, andaikan gue ga lupa sama peringatan dia. Ga bakalan terjadi kayak begini."
Kevin meraih tangan Safira pelan dan lembut. Jovan memutar bola matanya jengah.
"Gue minta maaf. Gue mau jujur sama lo,"
"Selamat dari sini baru nyatain perasaan ya kev, kepala gue pusing berat" sewot Jovan.
Safira menarik kembali tangannya dari Kevin.
"Yang lain mana btw?" Tanya Jovan.
"Hanna udah mati, Jihan dan kak Seno di tangkap, kemungkinan Naura yang hilang juga udah mati"
"Kok bisa? Terus Ningsih mana?" Tanya Jovan lagi.
"Oiya Ningsih!"
"Kita cari dia--"
"Besok aja Ra, sekarang udah larut banget. Kita istirahat dulu"
"Tapi--"
"Ra,"
*
Sabtu,16-november-2024
Hari sudah pagi. Shaka bersama Bayu dan Yosua berkumpul di kantor. Shaka kembali di sibukkan mempelajari tentang bukti bukti yang ada. Dua hari yang lalu dirinya melakukan wawancara dengan keluarga korban pembunuhan tersebut yang tidak lain adalah keluarga Vivi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kriminal
Misterio / SuspensoTernyata dia seorang pembunuh bayaran yang dipelihara sejak kecil oleh orang tua gadis yang disukai nya! "Jangan tolak gue, gue kasar orangnya."