Viral

224 10 2
                                    

Safira tahu betul apa yang terjadi dengan dirinya. Beberapa menit persis setelah dirinya pingsan di koridor di tengah tengah para cewek yang mencarinya kesana kemari, Safira pun siuman dan sudah ada di atas brankar ruang UKS di temani dengan salah satu cewek yang tentu saja adalah-leana.

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi sama lo? Gue ga nyakitin lo sama sekali, kan?" Safira dapat melihat kegelisahan dalam wajah manis cewek itu.

Di dalam sana cuma ada mereka berdua, Safira memandang punggung tangan, kirinya dan menemukan selang infus tertancap di sana. Ugh lagi dan lagi kejadian yang sudah ratusan kali Safira alami kembali terjadi padanya. Di sekolah lamanya Safira juga sering pingsan dan harus masuk UKS. Mungkin dia pingsan bisa 3-4 kali dalam sehari karena jantungnya yang lemah.

"Kak Seno bilang, lo punya penyakit jantung. Tadinya ga parah tapi tiba tiba aja-"

Safira meraup wajahnya, pelan. Dia sedang menetralkan perasaan nya yang terasa amat berat. Gadis itu membuka bibirnya sedikit.

"Gue punya trauma yang besar, mungkin karena gue punya itu makanya sekarang gue terbaring disini." Ujar Safira dengan pandangan lurus kearah Leana. Leana memperhatikan jam tangan yang melingkari pergelangan tangan gadis itu.

"Trauma? Trauma apa?" Dengan lugunya leana bertanya dan saat dia melihat raut wajah gadis didepan berubah dia memilih untuk diam.

"Jam itu..." Seusai bergumam, Leana sempat terpaku sesaat. "Jam yang bisa ngedeteksi keadaan jantung gue. Kalau jantung gue kumat, jam nya bakalan bunyi dan gue harus cepat cepat di atasi." sambung Safira. Kedengaran menyakitkan. Leana iba.

"Gue bener bener minta maaf, Ra. Gue ga bermaksud buat nyakitin lo di hari pertama lo sekolah disini.." kata Leana penuh rasa bersalah. Safira tersenyum. Agaknya berbeda dari yang sebelumnya.

"Bukan salah lo, kok." Pungkas Safira.

"Terus gimana, lo bakal baik baik aja kan?"

Safira mendengus pelan. "Mungkin.."

(Ilustrasi jam Safira)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi jam Safira)

Safira memang punya perasaan takut secara berlebihan, dan dia susah mengatasi hal itu. Terkadang masalah ini bisa sampai tahap kejang kejang dan lebih parahnya Safira bisa bisa mati di tempat.

Takut, trauma, di tambah lagi dengan jantungan. Apa yang bisa dia perbuat selain mengantisipasi terjadinya kematian yang mendadak seperti yang kedua orangtuanya alami. Ya meskipun pemicunya berbeda.

"Ini peringatan buat lo, siapapun bisa bunuh gue dengan penyakit gue ini. Gue harap kalian bisa memaklumi kalau gue berbeda dengan kalian."

Leana mengangguk.

"Lo siapa?" Tiba tiba pertanyaan itu keluar dari mulut safira. Leana bingung. Sejenak Leana termangu dan cepat cepat menjawab. "Gue Leana, calon temen lo, kalau lo mau." katanya dengan senyum malu malu.

KriminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang