Still on Jum'at,15-november-2024.
Safira membelalak melihat tulisan darah yang menempel di tiang penyangga aula.
Seketika setelah membaca tulisan tersebut Safira mulai paham akan sesuatu.
"KAK SENO!! KITA UDAH DI INCAR!"
Teriakan Safira membuat kak Seno berhenti menangis. Cowok itu menatap kepala tak berbentuk Hanna yang ada di pangkuan nya kemudian terisak kembali.
"Ha...nna... Hiks," kak Seno tak mampu berkata-kata. Gadis tersayang nya mati begitu saja dengan tidak wajar.
Kak Seno berani sumpah akan membalas perbuatan sosok bajingan itu dengan lebih sadis lagi. Seno meratapi jasad Hanna dengan berlinangan air mata. Bibirnya bergetar tak kuasa menahan gejolak emosi bercampur sedih dalam dirinya.
"Kevin! Kita harus cepat cepat pergi dari sini, gue yakin banget kita semua udah di tandai sama orang orang jahat itu! Kita semua bakal mati kalau terus diam!" Seloroh Safira pada Kevin yang berdiri melongo di samping nya.
Jihan menatap keduanya kemudian menangis lagi.
"Jihan! Cepat bawa kak Seno pergi! Kita harus kabur!" Kata Safira namun gadis di samping nya hanya berdiri di tempatnya sambil menangis.
Safira memukul bahu Kevin beberapa kali dan memaksa agar cowok itu mau membujuk kak Seno pergi dari aula, tapi sama saja. Kevin pun terdiam membisu.
"Iiishh!"
Safira yang kesal karena tak di gubris oleh keduanya pun menyuruh diri sendiri yang melakukannya. Di tariknya kak Seno bagai karung beras dan membawanya pergi dari aula.
*
Plak!
"Aw" Yosua meraba pipinya yang panas karena baru saja mendapat tamparan dari atasannya-shaka.
Shaka menarik nafas dalam dalam kemudian membuangnya, kasar. Dia menyugar rambutnya kebelakang dan meraup wajahnya kasar.
"Gue suruh lo cari dia disekolah bukan berarti lo nyari cuma disitu doang! Bege! Lu kira gue suruh lu cari benda mati! Hah!" Sentak Shaka marah marah.
"Ya habis mau cari dimana lagi, ka. Gue mana tahu adek lu abis dari sekolah kemana aja?" Gumam Yosua dengan jengkel karena sikap kasar Shaka kepadanya barusan.
"Apa lo bilang!?"
"Gue diem." Balas Yosua.
"Argh! Pake ga bisa di hubungin lagi. Kemana sih Safira," Shaka meninju tembok dengan kuat membuat Yosua meringis melihat nya.
"Ka, darah tuh."
Shaka menatapnya nyalang. "Gue tau!"
"Percuma lo jadi detektif, nyari satu cewek aja ga becus!" Dumel Shaka lagi. Pria itu kembali ke meja kerjanya lalu menarik beberapa lembar kertas putih yang berisikan foto foto.
Yosua mendesah malas. "Dia yang punya adek kok gue yang sibuk." Gumamnya dengan suara yang sepelan mungkin.
"Gue denger apa yang lo bilang barusan!" Sahut Shaka dengan nada sinis. Pria itu sibuk mengamati beberapa bukti foto para korban pembunuhan berantai yang menjadi kasus utama yang tim-nya selidiki saat ini.
Shaka-yang lagi sibuk sibuknya Mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan nya sebagai detektif naik daun. Keningnya tak berhenti berkerut, meskipun begitu dia tetap kelihatan tampan dan berkharisma. Ada dua buah lembar berisi foto foto bukti kejahatan yang di lakukan pembunuh berantai yang menjadi incaran tim polisi dan juga detektif. Shaka sedang memindai dua bukti tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kriminal
غموض / إثارةTernyata dia seorang pembunuh bayaran yang dipelihara sejak kecil oleh orang tua gadis yang disukai nya! "Jangan tolak gue, gue kasar orangnya."