Jum'at, 15-november-2024.
Safira muncul di kamar Shaka, kedatangan nya untuk mencari sang Abang yang tak kunjung turun ke bawah untuk bergabung dengannya sarapan di meja makan. Terpaksa Safira naik dan masuk ke kamar Shaka yang super berantakan.
"Abang?" Panggilnya. Kepalanya celingak celinguk mencari sosok Shaka. Dia mengangkat selimut yang ternyata hanya membungkus guling di atas kasur.
Gedubrak! Prangg!
Cepat cepat Safira mendatangi kamar mandi milik Shaka setelah mendengar suara gaduh di sertai teriakan abangnya. Safira berdiri berkacak pinggang tepat di ambang pintu dan memandangi Shaka yang tengah meringis kesakitan pada lengannya.
Pria –bertelanjang dada dengan handuk kecil yang melilit pinggang nya itu tampak kesakitan setelah tidak sengaja menyenggol vas bunga berukuran besar yang ada di kamar mandi nya sendiri.
"Abang ngapain sih?" Tanya Safira dengan muka judes. Di luar sana mungkin Shaka di pandang terhormat dan keren. Bagi Safira, semuanya palsu. Tingkah Abang nya bahkan lebih absurd dari pada badut.
"Ga sengaja kesenggol!" Kedua alis mata Shaka hampir menyatu menjawab pertanyaan adiknya. "Vas nya yang salah." Sambungnya sambil menunjuk ke arah vas yang pecah berserakan di lantai.
"Malah salahin vas, jalan juga masih luas kali. Udah ah sana siap siap, aku ga mau telat masuk sekolah!" Rengek Safira yang lalu mendorong dorong tubuh Shaka dengan tidak sabaran. Shaka membawa diri keluar dari kamar mandi.
"Kemaren nangis minta pulang, sekarang malah takut terlambat ke sekolah. Ga jadi nih pulang ke rumah lama?" Goda Shaka seraya memperbaiki handuk putih di pinggang nya yang hampir lepas.
Safira jongkok di dekat pecahan pecahan kaca vas lalu memungut nya dari pecahan yang paling besar dan di tumpuk dengan yang kecil kecil. "Aku masih mau tinggal di rumah lama, bang. Tapi bukan berarti aku ga disiplin. Sekolah ya sekolah, dari dulu sampai sekarang, Abang pernah dengar kalau Safira V grizelda terlambat ke sekolah??"
Shaka memberengutkan bibirnya seraya mengangkat bahu. Memang setahunya, adik nya ini lebih disiplin dari pada dirinya sendiri. Kamar Safira selalu rapi, barang barang nya di jaga dengan baik, dan lain sebagainya. Berbeda dengan Shaka yang hobi nya berantakan.
"Sarapan ada di atas meja. Habis pakai baju langsung turun ke bawah ya." Suruh gadis itu lalu berjalan keluar sambil membawa kaca kaca itu keluar untuk di buang.
*
Dari arah selatan sebuah mobil bergerak mendekat dan berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Safira turun dari kursi penumpang lalu menghampiri Shaka di luar mobil. Shaka tersenyum menggoda seperti biasanya, di elus elusnya rambut Safira kemudian mencubit hidung gadis manis itu. Safira tetap marah meskipun perlakuan khusus Shaka selalu terjadi sejak mereka kecil.
"Sekolah yang bener, Abang mau kerja dulu. Kalau terjadi apa apa lagi, segera telepon Abang!" Nasihat Shaka. Safira mengangguk.
"Oh iya, abang mau kasih tau sesuatu yang penting." Kata Shaka sebelum kembali menyalakan mesin mobilnya. "Abang minta sama kamu supaya hati hati dengan orang yang misterius. Kalau ada gerak gerik yang mencurigakan kamu harus menjauh. Kasus kejahatan pada anak perempuan sekarang sedang marak terjadi. Tidak menutup kemungkinan orang orang jahat seperti itu ada di sekolah kamu juga!"
Safira menyimak dengan serius. Dia memang harus dua kali lebih waspada dari yang kemarin. Dia tidak mau mati di usia muda meskipun kondisi fisiknya sedang bermain-main dengan nyawa sekarang. Safira segera masuk ke dalam sekolah. Waktu masih sangat pagi, kicauan burung pun masih terdengar nyaman di telinga orang yang masih tidur. Safira memang suka dengan suasana pagi yang seperti itu, sehingga dia rajin berangkat pagi ke sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/378887499-288-k124569.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kriminal
Детектив / ТриллерTernyata dia seorang pembunuh bayaran yang dipelihara sejak kecil oleh orang tua gadis yang disukai nya! "Jangan tolak gue, gue kasar orangnya."