25; Hak Bersuara

291 40 2
                                    

Setelah ditunjukkan bukti, Jovano diam seribu bahasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah ditunjukkan bukti, Jovano diam seribu bahasa. Saat ini hanya ada Jevian, Sabas, Jelila, Arsen dan Agas, sedangkan yang lainnya sedang menghadiri kelas masing-masing. Hal ini dimanfaatkan Jevian untuk membuat Jovano mengakui apa yang terjadi—karena jika ada Kara, maka Jovano akan semakin bungkam. Sudah lama Jevian mencurigai ada yang tak beres dengan kegiatan akademik kawannya itu, dan ternyata benar. Ini yang selalu Jovano sembunyikan dan pikul sendirian.

"Lo masih nggak mau ngomong?" tanya Jevian dengan tegas, membuat Jovano semakin menunduk. Saat ini ia terlihat marah sekali, hingga Sabas menepuk pundak Jevian untuk menenangkan.

"Jadi Alam ngambil tugas lo?" Kali ini Agas yang bertanya dengan nada lebih lembut dari Jevian. berbeda dengan Jevian, Agas justru merasa bersalah karena sempat mempercayai Alam hingga tidak menyadari Jovano yang menderita karena orang itu.

Jovano mengangkat kepalanya sembari menatap bukti di hadapannya dengan tatapan kosong. Ia menghela berat, terlihat lelah sekali. "Memangnya kita bisa apa?" tanyanya tiba-tiba. "Apa pun yang terjadi, entah siapa yang benar, gue akan tetap kalah kalau lawan Alam. Nggak ada gunanya gue tahu dia ambil tugas gue." Jovano menatap Jevian dengan lesu, bertolak belakang dengan tatapan tajam Jevian saat ini. "Gue akan kalah sama orang yang dicintai semua mahasiswa UNCEBA."

"Jadi lo cuma mau diam?" sambar Jevian.

"Gue nggak bisa—"

Suara tepukan di pipi Jovano terdengar cukup keras. Jevian menarik pipi kawannya itu sambil menatap matanya dengan marah. "Gue benci banget sama lo yang begini, dasar pengecut." Kemudian ia melepaskan pipi Jovano, dan terlihatlah pipi laki-laki itu merah.

Semuanya terkejut melihat tindakan Jevian, baru kali ini mereka melihatnya sangat marah.

"Lo pikir kami nggak sanggup lawan Alam?" Jevian kembali menenangkan diri. "Kita punya Arsen dan Sabas yang juga disukai banyak mahasiswa. Biarkan mereka bertindak."

Sabas dan Arsen langsung mengangguk, "kami siap bantu lo kapan aja, Jov. Jangan nyerah gitu, dong," kata Sabas, langsung merangkul Jovano yang Berada di sebelahnya.

"Jadi, bagaimana cara kami bantu Jovano?" tanya Arsen pada Jevian.

"Sekarang zamannya yang viral-viral, kan?"

~ Ice Cream ~

Seluruh penjuru kampus sedang digemparkan dengan cuitan yang Arsen buat di X. Tak hanya Arsen, Sabas juga membuat keributan di Instagramnya dengan memposting sesuatu yang mencengangkan. UNCEBA menjadi topik panas hingga berita tentang kampus ini segera menyebar di seluruh media sosial. Semua orang bertanya-tanya tentang kebenaran dari apa yang Arsen dan Sabas ceritakan.

"Ini Pemimpin Favorit Kalian, a thread." Seperti itu tulisan yang Arsen buat di X. Di bawahnya terdapat beberapa bukti yang menguatkan dugaannya. Tak tanggung-tanggung, Arsen juga dengan gamblang menyebutkan siapa pelaku dan korbannya—setelah berhasil mendapat izin dari Jovano untuk mengungkap dirinya sebagai korban ke publik.

Ice Cream; Jaemin & JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang