(35)

42 5 0
                                    

Hai, maaf banget baru update. Lagi sibuk banget sama kerjaan.

~Happy Reading~

Suara bising membuat Jelita perlahan mulai membuka matanya.

"Aww" gadis itu meringis sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing

Tatapannya mulai menelisik ruangan yang tampak asing itu.

Suara langkah kaki perlahan terdengar mendekat. Tak lama seseorang datang dan membuka pintu.

"Hai cantik" sapa seorang pria yang dengan santai berjalan ke arah Jelita

"Mau apa lo hah??" tanya Jelita ketus

"Mau ketemu calon pacar gue"

"Najis!"

Pria itu tertawa kecil

"Lo selalu buat gue gemes sama tingkah lo" ucapnya

"Oh ya, gue punya hadiah buat lo" lanjut pria itu lalu menepuk tangannya 3 kali seolah memberikan isyarat orang yang berada di balik pintu kamar yang kini ditempati Jelita.

Beberapa orang masuk dan menyeret pria paruh baya yang tubuhnya sudah berlumuran darah.

Jelita reflek menutup mulutnya saat melihat sosok pria paruh baya itu.

"Ayah..." batinnya

"To...long a..yah je.." dengan sisa tenaganya pak Adi memohon pada sang anak

Jelita segera bangkit dan hendak membantu sang ayah, namun pria itu segera memberi kode pada anak buahnya untuk menahan Jelita

"Iket dia" perintahnya

"Darel anjing! Lepasin gue!!" Jelita mencoba memberontak. Tapi apa daya, tubuhnya terlalu lemas sekarang.

Ya, pria yang tadi menculiknya dan pria yang sebelumnya menyiksa pak Adi adalah Darel.

Dua bulan ini dia selalu menahan diri untuk tidak membalaskan dendamnya. Dia merasa kurang menantang jika dia membalas dendam saat kondisi kaki rafa belum pulih.
Jadi dia memutuskan untuk menunggu sampai hari ini tiba.

"Je..." pak Adi kembali merintih kesakitan membuat Jelita semakin tak tega melihatnya

Walau Jelita membenci pria paruh baya yang sudah terlalu banyak menyakitinya itu, tapi tetap saja, disudut kecil hatinya Jelita masih menyayangi sang ayah.

"Lepasin dia darel" pinta Jelita.
Suaranya mulai melunak, membuat Darel tersenyum penuh kemenangan

"Lo jadi tambah cantik kalo berubah lembut begini" ucapnya

"Gue janji bakal nurut, asal lo lepasin dia"

"Dia udah nampar lo dan buat lo sakit kalo lo lupa"

"Gue nggak lupa. Tapi mau gimana pun dia tetep ayah gue"

"Mau dia ayah lo atau siapapun, kalo dia udah berani sakitin lo, dia berurusan sama gue!"

Jelita terdiam. Menatap bingung sosok pria gila di depannya. Jelita bisa melihat kalau Darel bersungguh-sungguh dengan ucapannya barusan.

Tapi kenapa? Kenapa Darel merasa marah pada orang yang menyakitinya? Kenapa pria itu terlihat seolah peduli padanya??

"Uhukk" suara batuk pak Adi membuat Jelita tersadar dari lamunannya

"Gue udah maafin dia, jadi lepasin dia rel" pinta gadis itu

Melihat manik mata Jelita yang berubah sendu membuat Darel menjadi lemah.
Dia masih ingin menyiksa pak Adi, tetapi saat melihat pancaran kesedihan di mata Jelita membuatnya menghela nafas pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang