tigaenam

256 44 5
                                    

"apa maksud lo lakuin ini semua sama Dika dan Adara?" tanya Rasya

"apaan si? gue udah bilang bukan gue pelakunya. udahlah gue mau liat kondisi Dika" Clara ingin masuk ke dalam ruangan Dika, namun di tahan oleh Irsyad dan angga

"ihhh lepasin!"

"lo ini sebenernya maunya apasi? lo ga sadar, apa yang udah lo lakuin sama Dika dan adek gue ini keterlaluan"

"Rasya, gue ga tau apa apa, gue aja baru tau dari mereka bertiga nih. gue di fitnah sama mereka" ucap Clara sinis

"terus ngapain lo di sini?" Naura kini ikut bertanya

Clara seketika diam "gue... kesini..." ucapnya menggantungkan kalimatnya

"ga! gimana nih? gue harus jawab apa, mereka ga boleh tau tentang gue dan langit" batin Clara

"kenapa lo ga jawab pertanyaan Naura?" ucap Gibran

"gue ada urusan disini, gue rasa lo semua ga perlu tau"

"urusan mau ketemu sama temen baru lo, Aksa?" ucap Rasya

"ini sebenernya ada apasi?" batin Aluna bingung

"what?! kenapa jadi bawa Aksa si? gue ga paham sumpah, kalian tuh apaan si!" ucap Clara kesal

"mending lo ngaku aja sekarang!"

"gue merasa ga lakuin apa apa, jadi buat apa gue ngaku? mau ngaku apa gue!"

"itu arka sama Adara" ucap Aluna, menunjuk ke arah arka dengan Adara masih di gendongnya, Rasya menghampiri mereka

arka menurunkan Adara dari gendongan nya dengan pelan "Adara kenapa, ar?" tanya Rasya

"gapapa, adek lo bandel jadi gue gendong aja" ucapnya sambil melirik Adara

"ga yah! lo yang tiba-tiba gendong gue" ucapnya melirik sinis ke arah arka

"sya, nanti lo kasih makan yang banyak dah sama ni anak kecil, enteng banget"

plak!

Adara mengeplak lengan arka "sembarangan lo! gue udah gede bukan anak kecil, gue udah SMA yah!"

"oh ya? sejak kapan anak SMA rekrut anak kecil?" ucap arka meledek tinggi badan Adara yang menurutnya seperti bukan anak SMA

"abangggg" adunya dengan manja, fyi jarak mereka bertiga agak jauh dari yang lain yahh

"biarin aja, nanti Abang tonjok dia!" ucapnya, Adara merasa ada pembelaan, ia meledek arka dengan menjulurkan lidahnya

"dasar bayi! lo lebih cocok di panggil baby, baby girl"

"ar, gue tonjok beneran lo!" ancam Rasya

"dek, kamu darimana aja si?"

"aku mau cari ka Dika, Abang si ga biarin aku ketemu sama ka Dika" ucapnya cemberut, ia mengerucutkan bibirnya, gemes

"sialan! Dika kuat nih tiap hari harus ngadepin ni bocah, lucu gini. kalo lagi cemberut bibirnya monyong monyong gitu, Dika ga khilaf apa buat kokop tuh bocah" batin arka

"kok rame banget, kenapa ada ka Clara juga disini?" tanya Adara, ia berjalan menghampiri mereka semua

"heh Adara! lo bilang sama Abang lo dan temen lo ini, kalo bukan gue pelakunya!" ucap Clara

"yeee masih ngeles aja lo!" ucap Gibran geram

"ini ada apasi?" tanya Adara masih bingung dengan situasi ini

"dia yang udah nyuruh algra buat celakain kamu sama Dika, ada Aksa juga yang ikut andil dalam masalah ini" jelas Rasya

"jadi kaka pelakunya!" ucap Adara terkejut "ka Aksa juga?"

Ini Kisah Dika Adara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang