tigasembilan

206 40 7
                                    

"ka, kamu bisa liat aku kan?" ucap Adara antusias "haii" ucapnya melambaikan tangan

"kamu... siapa?"

senyumnya seketika luntur "hah?!"

"serius, kamu ga kenal sama aku?" tanyanya dengan muka bingung, Dika menggelengkan kepalanya

"WHAT?!" teriaknya dengan suara cempreng

"suara kamu berisik banget, telinga aku sakit" ucap Dika mengusap telinganya

"massa kamu lupa sama aku?" ucapnya sedih, sedikit lagi ia akan menangis

"emang kamu siapa?"

Adara terperanjat, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya "pacar kamu! massa kamu lupa?!"

"aku ga inget"

Adara hampir menangis. "ka Dika, ini ga lucu! Kamu nggak tahu aku khawatir setengah mati waktu kamu kritis?! Aku nungguin kamu tauu"

"eumm... kalo kamu pacar aku, boleh ga aku tanya satu hal?"

Adara menghapus air matanya yang hampir jatuh. "apa?" tanyanya kesal bercampur sedih

"kok aku bisa dapetin pacar secantik kamu, ya? rasanya terlalu bagus buat jadi kenyataan"

Adara terdiam sejenak, wajahnya memerah karena bingung antara kesal atau tersipu, ia malah teriak

AAAAAAAAAAAA

Dika tertawa puas "ka Dika! kamu ngerjain aku yah?!" ucapnya dengan muka cemberut dan air mata yang sudah lolos

"maaf ya, babe. peace!" ucapnya, ia menghapus air mata Adara "aku cuma pengen lihat kamu ngomel-ngomel kayak gitu. soalnya, makin cantik aja waktu kamu marah" Dika malah tertawa tanpa dosa

"ga lucu tauu! ga suka!!"

"utututu, maaf ya sayang"

"habisnya kamu makin cantik si, aku sampe ga ngenalin kamu. bidadari dari mana ini?" lanjutnya

Adara mendengus, mencoba menyembunyikan senyumnya "dasar nyebelin banget sihh, lain kali aku serius tinggalin kamu kalau kamu gini lagi!"

Dika tersenyum lebar, menatapnya penuh rasa sayang "tinggalin aku? jangan, dong. Kamu kan obat aku yang paling ampuh"

Dika memposisikan dirinya untuk duduk "duduk sini!" ia menepuk ranjang di sebelahnya, memberikan instruksi agar Adara duduk di sebelahnya

Adara pun menuruti, ia beralih duduk di ranjang. Dika pun memeluk Adara "ga mungkin aku lupa sama kamu, babe"

"aku takut kamu ninggalin aku!" ucap Adara, ia mengeratkan pelukannya

"ga mungkin babe, hidup lagi seru serunya, massa aku ninggalin kamu?"

"aku kangen banget sama kamu" lanjutnya

"apalagi aku, aku lebih lebih kangen sama kamu"

"aku lebih lebih lebih lebih kangen sama kamu!" ucapnya sambil mengeratkan pelukannya

"ihh, ga mau kalah banget!" cibir Adara

"biarin, pokonya aku yang paling kangen sama kamu"

cupp

Dika mengecup pipi Adara, cukup lama. kali ini beneran

"ihh, main cium aja!" ucapnya

"biarin! orang kamu cantik gini sayang kalo ga di cium"

"aku belum mandi loh!"

"massa?" Dika mencium Adara "tapi kok masih wangi si?"

"mana ada!"

Ini Kisah Dika Adara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang