empatpuluh

154 32 8
                                    

"kamu harus makan yang banyak" ucap Dika setelah menyuapi Adara, mereka lagi sarapan bersama dan saling suap suapan

"kamu juga, aaaa" Adara pun menyuapi dika

"lain kali kita dinner di resto mewah yah, ga kelas banget dinner di rumah sakit" ucap Dika

"mana makanannya ga enak" lanjutnya

"iyaa, emang si makanannya ga terlalu enak. tapi, makan dimana aja yang penting sama kamu akan terasa mewah, sayang" ucap Adara tersenyum manis

"bisa aja kamu, sekarang udah pinter nge gombal yah" ucapnya mencolek hidung Adara

"kan di ajarin kamu!" ucapnya tertawa

"suapin lagi dong" ucap dika manja

"manja banget si pacar aku" Adara pun menyuapi dika, lalu mengelap sisa makanan yang ada di mulut Dika dengan tangannya

"hai!"

"eh lun, sini masuk" ucap Dika pada Aluna

"sorry, gue ganggu yah?" ucapnya merasa tidak enak

"gapapa kok, santai aja" ucap Adara

"babe, ini yang namanya Aluna" ucap memperkenalkan Aluna kepada adara

Adara dengan gembira, mengulurkan tangannya "Adara" Aluna pun menjabat tangan Adara "Aluna" ucapnya tersenyum canggung

"bentar deh, kayaknya aku pernah liat kamu" ucap Adara, ia tampak berfikir sejenak "kamu yang kemarin di depan kan? itu loh waktu aku kesini di gendong sama arka, waktu rame rame itu"

"iyaa, gue ada di situ"

"tuh kan bener, aku udah pernah ketemu sama dia, cuma aku ga ngeh aja" ucapnya pada Dika

"bentar, gendong? di gendong arka? kamu di gendong arka? kok mau?" tanya dika, terlihat dari raut wajah nya, ia jengkel

"ihh kamu kalo mau marah sama arka sana! dia yang tiba tiba gendong aku"

"arkanjing!" batinnya mengumpat

"eumm Adara" panggil Aluna

"ya, kenapa?"

"eum... mungkin Dika udah jelasin soal kejadian waktu itu" ucap Aluna sedikit ragu "gue minta maaf, gue bener bener ga tau kalo ternyata Dika udah punya pacar. sekali lagi gue minta maaf yah"

"ah itu, gapapa Aluna. aku sama ka Dika juga udah baik baik aja sekarang. ya, gapapa deh kalian juga kan sahabat" ucap Adara

"dan selamanya akan jadi sahabat, kayaknya" batin Aluna

"iyaa, gue ga bermaksud apa apa. waktu itu Dika habis cerita, jadi gue inisiatif peluk dia biar ga sedih lagi"

"cerita? cerita tentang apa? kok bisa sedih?"

"lo ga tau? Dika itu kan di--"

"babe, kamu harus ke kamar kamu sekarang! bentar lagi dokternya dateng, iyakan?" sela Dika memotong pembicaraan Aluna

"oh iya! udah jam berapa, sayang?" ia melihat jam yang sudah menunjukan pukul 09.00 "aku ke kamar dulu yah, takutnya dokter udah nungguin aku" ucapnya, ia membereskan sisa makanannya dan menaruh di nakas, biar suster yang ambil nanti

"Dika kenapa?" batin Aluna

"Aluna, aku balik ke kamar dulu yah"

"iya, Adara"

"bye bye sayang" ucap Dika, ia melambaikan tangan

Adara buru buru pergi "dahh, muachh" ia melambaikan tangannya lalu memberi kiss bye pada dika

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini Kisah Dika Adara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang