36

74 19 2
                                    

Nih, lanjut!

TAPI RAMEIN YAAA PLIS BANGET INI MAH, AKU SEHARIAN BERHADAPAN DENGAN KEYBOARD MULU, TAKUT IDE NYA ILANG.

APASIH YANG ENGGA BUAT KAMU

APASIH YANG ENGGA BUAT KAMU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAPPY READING AND ENJOY♥️

👻👻👻

Masih suasana kantin, saat Oniel hendak menyuapkan bakso ke mulutnya, matanya tak sengaja menangkap sebuah kejadian tak jauh dari tempat mereka duduk. Sekelompok siswa tampak mengerumuni seseorang, suara tawa mengejek sesekali terdengar di antara mereka.

Oniel menyipitkan mata, mencoba mengenali sosok yang dikelilingi itu. Baru saja ia hendak bangkit dari kursi, Lulu buru-buru menarik lengannya, sementara Olla dan Jessi langsung menggeleng tegas.

"Udah, Niel. Gausah ikut campur," kata Lulu pelan.

"Tapi-"

"Dia digituin juga karena ulahnya sendiri," potong Olla.

Oniel menoleh ke mereka bertiga dengan tatapan bertanya. Jessi, yang sedari tadi hanya mengamati, akhirnya berkomentar, "Percaya deh, lo nggak mau ngebelain orang itu, setelah tau alasan kenapa nggak ada yang simpati."

Oniel mengernyit, kembali melirik ke arah kerumunan. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, bukan tentang siapa yang dibully, tapi kenapa semua orang di sekitarnya menganggap ini bukan sesuatu yang perlu diluruskan.

Gadis itu menghela napas. Bagaimanapun juga, ini tetap salah. Tanpa ragu, ia menatap ketiga temannya dan meminta penjelasan.

Jessi, yang sejak tadi hanya mengamati, akhirnya meletakkan alat makannya dan berbicara, suaranya terdengar lebih serius dari biasanya.

"Namanya Kara" ujarnya. "Dia tuh apatis, tertutup banget, tapi otaknya gila. Dia punya banyak kasus."

Oniel mengerutkan dahi, masih belum mengerti.

"Nyabotase nilai," lanjut Jessi. "Setiap hari telat, dan yang paling sering... nyolong."

Hampir tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya, Oniel langsung bertanya.

"Nyolong?"

Gadis berdarah Taiwan itu mengangguk, ekspresinya dingin. "Gue juga pernah kecolongan. Jam mahal dari papi gue tiba-tiba hilang, dan gue gak sengaja liat dia pake pas pulang sekolah, tapi untung-untungan tuh anak gak gue labrak, gue mikirnya mungkin dia butuh? toh gaada yang tau latar belakang keluarganya kayak gimana, tapi tetep aja gue kesel dan gue nggak sampai hati buat ngebully kayak gitu."

Olla mengangguk. "Bukan cuma Jessi. Gue juga pernah kehilangan earphone, Lulu kehilangan dompet kecil. Dan bukan cuma kita bertiga. Udah banyak yang jadi korban."

Lintas Semesta ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang