28. Dream Or Dreaming

4.9K 1.2K 95
                                    

Terima kasih pada kalian yang sudah setia menunggu cerita ini Update, seperti biasa Baby Dee akan update setiap hari Senin, jika kalian sudah tidak sabar, silahkan kenkarya karsa ya, karena disana sudah ada beberapa bab yang bisa dibaca lebih dulu, dan menggunakan kakoin🩷
Tolong jangan lupa follow akun author dan main-main ke Instagram author di im_yourput

***

Perasaan yang penuh sesak itu membuncah seiring dengan tangan Amel yang kini mulai meraba satu-persatu memori yang terlintas di hadapannya. Kemudian Amel dihadapkan dengan satu keadaan rumit, dimana dia tidak bisa membedakan apakah ini mimpi atau ilusi.

Jiwanya seolah di tarik masuk dalam kotak fatamorgana tidak berujung. Namun saat berusaha lepas, lagi dan lagi Amel menemukan jalan buntu. Semuanya tidak sesederhana tentang novel sialan "Between Two Heirs" melainkan sudah menjelma menjadi kehidupan seutuhnya.

Amel masih belum terbangun dari mimpi panjangnya. Jiwanya kelimpungan, meskipun dalam hati dia ingin mengumpat sekuat tenaga, haruskah?

"Amelia Von Harbert."

Suara yang mirip dengannya itu membuat Amel berbalik dan mendapati dirinya yang lain berdiri dan tersenyum lembut padanya. Iris mata zamrud itu seolah sayu, pandangannya teduh. Berbeda dari kilasan memori menyakitkan yang membuatnya seolah lupa tentang segalanya.

"Gu-gue bukan Amelia Von Harbert."

Wanita yang tampak mirip dengannya itu hanya tersenyum. "Terkadang dunia dan takdir berjalan beriringan tanpa diketahui. Kehidupan tidak hanya satu, melainkan miliaran. Sebuah ilusi bisa menjelma menjadi realita, begitu juga sebaliknya."

Amel dengan tampang bodohnya hanya diam dan mencerna dengan seksama. Sebenarnya pepatah siapa yang sedang disebutkan oleh Amelia asli, menurutnya itu.

"Gue gak paham, dan lagi, kalau lo  emang mau ngambil posisi yang seharusnya jadi punya lo, gak apa-apa. Tapi apa boleh gue pamitan dulu sama suami dan anak ... lo?" Sesak memang namun kenyataan tetaplah kenyataan.

Amel hanya perasuk asing yang mungkin sudah mati di dunia aslinya. Setidaknya itulah yang Amel percayai. Sehingga ketika Amelia asli ingin mengambil tempatnya, maka dia juga tidak berdaya.

Namun wanita itu justru menggeleng pelan, dengan sebuah senyum misterius dia mendekat dan menyentuh dahi Amel dengan telunjuknya, sehingga membuat Amel merasa sensasi dingin mulai menyebar ke seluruh tubuhnya.

"Tidak seharusnya kamu menyerah pada kehidupanmu, membiarkan mereka yang jahat mengambil alih hakmu."

Wanita itu kemudian tersenyum sebelum perlahan menjauh dan berkata, "ingat ini, kamu adalah Amelia Von Harbert."

Setelah itu semuanya mendadak gelap. Amel merasa tubuhnya terguncang beberapa kali, kemudian sebuah tepukan keras menghantam Amel. Namun tangannya begitu lembut dan tebal?

Samar-samar Amel mendengar suara rengekan disertai tubuhnya yang terasa berat. Lehernya seketika basah,  sayangnya sekuat apapun Amel berusaha membuka kelopak matanya, Amel tetap tidak berdaya.

Suara bariton yang lembut itu seolah membuat Amel bisa menebak siapa pemiliknya. Disusul tubuh yang semula berat kini berubah ringan.

"Sudah Dee, biarkan ibumu istirahat." Sudah pasti itu adalah suara Dietrich.

"Ayah, Dee rindu ibu."

"Dee sudah besar, nanti kalau ibu bangun. Ibu tidak kenal dengan Dee, lalu bagaimana jika Ibu kembali membenci Dee?"

Ah, bayiku yang malang.

Mendengar suara imut itu Amel benar-benar tidak tahan. Siksaan yang dilakukan oleh Amelia pada putranya sendiri membuat Amel diliputi perasaan bersalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menjadi Ibu Dari Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang