Sejak Felice mengetahui bahwa Lucas adalah pemimpin mafia terbesar di China, hatinya berdebar kencang. Dia tahu ini adalah kesempatan emas untuk membalas dendam pada organisasi mafia yang ingin menghancurkan hidupnya dan keluarganya.
Dengan tekad yang membara, Felice mulai menyusun rencana untuk mendekati Lucas, mempelajari setiap gerak-geriknya, mencari tahu kelemahan dan kesukaannya. Dia rela melakukan apa saja, bahkan jika harus bermain api dengan iblis.
Felice tidak lagi peduli dengan risiko yang mungkin terjadi padanya. Baginya, Lucas adalah target utama yang harus dilumpuhkan. Dia mendekati Lucas dengan pesona dan kecerdasan yang dimilikinya.
Felice mempelajari dengan seksama setiap detail tentang Lucas, termasuk kelemahannya. Dia menyadari bahwa di balik sosoknya yang keras dan berkuasa, Lucas adalah pria yang haus akan validasi dan merasa bangga ketika dibutuhkan. Felice memutuskan untuk memanfaatkan kelemahan ini.
"Felice!!" Lucas berlari kearah Felice yang sedang berjalan di lorong kampus. "Ya?" jawabnya. Lucas memberikan sebuah undangan kecil pada Felice. Senyumnya merekah senang saat Felice membaca undangan itu. "Kau... Kau berulang tahun hari ini?" ujar Felice. Lucas mengangguk, "Yup!! Kau harus datang di pesta ulang tahunku malam nanti. Oh? Apa perlu aku jemput?". Felice tersenyum menggeleng, "Tidak perlu menjemputku, aku pasti datang."
Lucas terlihat sangat bahagia. Melihat wajah bahagia itu justru membuat Felice sangat ingin memuntahkan isi perutnya di wajah Lucas. Sedetik kemudian, muncul ide di kepala Felice. "Emm, Lucas. Aku belum pernah menghadiri pesta sebelumnya. Aku... sedikit canggung. Apa kau bisa menemaniku mencari gaun yang cocok untukku?". Lucas terkejut bukan main. Ia sama sekali tidak berekspektasi tinggi saat berinteraksi dengan Felice, karena dia tau Felice sangat dingin selama ini. Namun, di hari spesialnya justru Felice menunjukkan sisi lainnya yang sangat manis. Lucas semakin bahagia.
"Tentu saja! Aku punya beberapa rekomendasi butik terbaik untukmu. Bagaimana kalau kita berangkat sekarang?"
Felice tersenyum, "Baiklah."
Felice menggandeng tangan Lucas dan menariknya menuju ke parkiran. Lucas semakin terkejut dengan perlakuan itu. Senyumnya mengembang. Ia tidak fokus pada jalan, tapi sorot matanya menatap punggung wanita yang sudah lama ia kagumi itu. Ini hari spesialku, aku sangat beruntung, gumamnya.
Sesampainya di parkiran, Lucas membukakan pintu untuk Felice dan disambut baik olehnya. Saat keduanya sudah berada di dalam mobil dan memakai seat belt, Felice melirik sebentar kearah tengkuk Lucas. Tato mawar hitam yang sangat cantik bertengger disana. Terdapat juga ukiran huruf "LW3" dengan font yang tak kalah indah. Felice menarik bibirnya sebelah, semakin bersemangat untuk menjebak pria bedebah itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lucas, aku bingung sekali memilih gaun untuk acara nanti malam. Menurutmu, mana yang lebih cocok untukku?" tanya Felice sambil menunjukkan dua gaun mewah.
"Hmm, menurutku yang merah lebih cocok untukmu. Warna merah akan menonjolkan kecantikanmu," jawab Lucas dengan senyum lembut.
"Terima kasih, Lucas. Kamu memang selalu tahu yang terbaik untukku," kata Felice sambil tersenyum manis.