Grandma Dona memeluk Changbin erat, air mata kebahagiaan membasahi pipinya. Changbin membalas pelukan neneknya tak kalah erat, merasakan kehangatan dan kasih sayang yang tak pernah pudar. Keduanya menangis dalam diam, berbagi kelegaan dan kebahagiaan yang tak terucapkan. Beban berat yang selama ini membebani hati Changbin seolah lenyap bersama air mata itu.
Dona akhirnya melepaskan pelukannya dan menangkup wajah cucunya dengan kedua tangannya. Ia mengecup pipi Changbin dengan sayang. "Kau sudah besar, sayang," ujarnya dengan suara bergetar, namun penuh kebanggaan. "Cucuku satu ini memang luar biasa."
Changbin mengangguk lemah, meraih tangan Dona yang berada di pipinya. "Abin menyayangimu, Grandma," bisiknya tulus. "Terima kasih karena masih sabar menjagaku sampai hari ini."
Pemandangan haru itu menyebar ke seluruh mansion Hwang, menghangatkan setiap sudut ruangan. Satu per satu, mereka semua saling mendekat dan berpelukan erat, menyalurkan kekuatan dan dukungan satu sama lain.
Kehilangan dan kesedihan yang sempat menyelimuti mereka perlahan digantikan oleh rasa syukur dan kebersamaan yang mendalam. Malam itu, di tengah perayaan ulang tahun Hyunjin, mereka tidak hanya merayakan bertambahnya usia, tetapi juga merayakan ikatan keluarga dan persahabatan yang tak ternilai harganya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keesokan harinya, Felice membuka mata lebih dulu. Cahaya matahari pagi yang lembut menyelinap masuk melalui celah gorden, menerangi kamar tidur. Seperti rutinitas yang sudah menjadi kebiasaan, lengan kekar Hyunjin masih melingkari pinggangnya dengan posesif, meskipun sang pemilik masih terlelap dalam tidurnya.
Senyum hangat merekah di bibir Felice, secantik mentari pagi yang baru terbit. Ia membelai lembut rambut Hyunjin yang sedikit berantakan di dahinya, lalu mengecup pelan bibir kekasihnya. "Bangun, Hyunie. Sudah pagi," bisiknya lembut di telinga Hyunjin.
Hyunjin menggeliat kecil, mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Felice yang harum. "Lima menit lagi, sayang," gumamnya dengan suara serak khas bangun tidur.
Felice terkekeh pelan mendengar rengekan manja Hyunjin. "Dan Grandma akan marah jika kita terlambat," godanya.
Mendengar nama neneknya, Hyunjin langsung mendongak, matanya terbuka sepenuhnya. "Ah iya, kita ada pemotretan ya pagi ini," ujarnya dengan nada sedikit malas, mengingat jadwal padat mereka.
Keduanya pun akhirnya bangkit dari tempat tidur. Mereka bergantian membersihkan diri dan bersiap-siap untuk pergi ke Seoul Versace. Hari ini, mereka dijadwalkan untuk pemotretan katalog produk terbaru Jisung, yang kabarnya akan menjadi gebrakan di dunia fashion.
Setibanya di Seoul Versace, Hyunjin dan Felice langsung disambut hangat dan diarahkan ke ruang rias. Sebagai Global Ambassador Versace milik Grandma Dona, Hyunjin sudah terbiasa dengan suasana seperti ini.
Namun, kali ini terasa berbeda karena ia akan berpose bersama Felice sebagai couple icon untuk katalog edisi Seoul Versace, yang merupakan karya terbaru dari Jisung.