Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Shinyu dan Sullyoon sudah berada di kamar Changbin. Dua anak itu bahkan sudah berada di sana setelah mandi dan sarapan, tanpa mengizinkan Changbin dan Soodam keluar kamar barang sedikit pun.
"Kenapa kalian mengurung kami?" tanya Changbin frustrasi. Pria itu padahal harus berangkat bekerja.
"Appa Bin tidak boleh ke mana-mana!" ujar Sullyoon tegas, melipat kedua tangannya di depan dada.
Shinyu mengangguk. "Appa, kau tidak kasihan pada Eomma Soo? Perutnya sudah sangat besar. Bagaimana kalau adik kembar kami tiba-tiba minta keluar?"
Soodam terkekeh, melihat kelakuan dua keponakan polosnya dan juga frustrasi suaminya. "Tapi tidak harus mengunci kami di sini kan, sayang-sayangnya Eomma?" tanya Soodam lembut.
Sullyoon dan Shinyu kompak menggeleng. "Di luar tidak aman," ujar Shinyu. "Ada orang jahat yang mengincar dfghklpkj-"
Sullyoon segera membungkam mulut Shinyu dan melotot. "Hahahaha... Shinyu ngomong apa sih?" ujarnya, berusaha menutupi. "Kita hanya ingin bermain kartu dengan Appa Bin kan maksudnya?"
Ekspresi Soodam berubah, menatap Changbin bingung. Changbin mengerutkan dahinya. "Apa maksudmu, Shinyu?" tanya Changbin, mulai merasa ada yang tidak beres.
Sullyoon segera menimpali, "Itu... Appa," Sullyoon menatap Shinyu kesal sebelum melanjutkan kalimatnya, "kemarin kami mendengar obrolan para ayah yang membahas tentang musuh."
Changbin menghela napas panjang. "Lagi? Astaga. Pantas saja kalian berlaku aneh hari ini," decak Changbin.
Soodam berujar, "Siapa yang jahat? Dan mereka mengincar siapa?" tanyanya, nada suaranya penuh kekhawatiran.
Changbin segera menimpali, "Sayang, tidak perlu dipikirkan."
"Iya, Eomma, jangan dipikirkan. Kami akan melindungimu dan adik kembar," ujar Shinyu dengan wajah serius.
Ketukan pintu kamar mengalihkan atensi mereka semua. "Shinyu, kemarikan kuncinya, sayang," ujar Changbin sedikit dingin. Shinyu sedikit ketakutan melihat tatapan tegas Appa-nya itu dan tangan kecilnya terulur memberikan kunci yang ia sembunyikan dibalik punggungnya.
Changbin pun membuka pintu kamarnya. "Bin, apa kau melihat-aish... ternyata kalian di sini?" Itu adalah Hyunjin, berkacak pinggang menatap dua bocah yang membuat pusing orang satu mansion karena mencarinya. "Kemari, Papa akan menghukum kalian."
Dua bocah itu segera beringsut, bersembunyi di balik tubuh Soodam, membuat Changbin dan Soodam terkekeh.
"Mereka di sini sejak pagi, mengunciku dan Soodam. Katanya kami tidak boleh ke mana-mana karena di luar berbahaya," Changbin menjelaskan.
Hyunjin melipat kedua tangannya dan berbisik serius. "Itu benar." Ia menoleh tajam ke arah Changbin. "Mantan anggota Yakuza era Nakamoto yang tersisa mengincar kalian," tambahnya.
Changbin mendelik, terkejut. "Apa?!" suaranya sedikit meninggi, membuat Soodam dan dua bocah di sana terlonjak kaget.
"Tapi..." Hyunjin menjeda kalimatnya, menoleh ke arah Shinyu dan Sullyoon yang mengintipnya dari balik tubuh Soodam. "Bagaimana bisa mereka... tahu?" gumamnya, keheranan.
Changbin berdecak. "Mereka mendengar obrolan kalian kemarin."
"Aku tahu, maksudku... kami bahkan tak secara gamblang menyebutkan kalian dalam bahaya," ujar Hyunjin, masih heran dengan intuisi kedua anak itu.
Changbin juga menoleh ke arah dua bocah itu, matanya menyipit penuh pertanyaan. "Hyunjin..." panggilnya. "Jangan bilang..."
Belum sempat Changbin melanjutkan kalimatnya, Hyunjin berjalan memasuki kamar dan dengan cepat menggendong dua bocah itu. "Kalian harus minta maaf pada Mama Fel dan Ibu Ji. Mereka menangis karena mengkhawatirkan kalian," ujar Hyunjin. Saat di ambang pintu kamar, Hyunjin kembali berbisik pada Changbin. "Aku mengerti apa yang kau pikirkan. Tapi, bukankah mereka masih terlalu kecil?" ujarnya, menggelengkan kepala. "Sudahlah, yang jelas, kita ke ruang rapat nanti sore untuk membahas ini bersama yang lain," ujar Hyunjin final, meninggalkan kamar Changbin dengan dua bocah di gendongannya, meninggalkan Changbin dalam kebingungan dan pemikiran baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENEGADES • HYUNLIX GS
Fanfiction𝑲𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝑯𝒘𝒂𝒏𝒈 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒂𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 ㅡ𝑴𝒂𝒇𝒊𝒂 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒎 𝒅𝒊 𝑲𝒐𝒓𝒆𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒕𝒂𝒏, 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒏𝒈𝒂...
