Di tengah malam yang sunyi, Felice terbangun. Kamarnya gelap, hanya rembulan yang malu-malu mengintip dari balik tirai. Namun, Felice tidak merasa sendirian. Ia merasakan pelukan hangat dari belakang, dan kepalanya bersandar pada lengan yang terasa begitu familiar.
Aroma Hyunjin, aroma kayu cendana dan sedikit sentuhan maskulin yang selalu menenangkan Felice, tercium samar. Felice menghela nafas lega. Ia ingat semuanya.
Semalam, setelah berjam-jam air matanya mengalir deras, Hyunjin dengan sabar menemaninya hingga ia tertidur pulas. Bahkan, ia ingat bagaimana Hyunjin dengan lembut mengusap rambutnya, berbisik kata-kata penenang yang membuat hatinya yang hancur kembali utuh.
Felice memutar tubuhnya menghadap kearah Hyunjin. Wajah tampan itu terlihat damai dalam tidurnya, dengan nafas yang teratur dan tenang, sama sekali tidak terganggu oleh pergerakan Felice. Felice tersenyum, hatinya dipenuhi rasa syukur dan cinta.
Felice mengulurkan tangannya perlahan, menyentuh wajah Hyunjin dengan lembut. Ia mengagumi pahatan Tuhan yang begitu indah di hadapannya. Garis wajah tegas itu, hidung mancung, dan bibir yang sedikit tebal namun seksi yang kini terkatup rapat terlihat begitu sempurna. Hatinya menghangat. Felice menyukai fakta bahwa pria tampan ini adalah miliknya, seseorang yang akan selalu ada untuknya.
Tiba-tiba, alis Hyunjin terlihat sedikit bergerak, merasakan sentuhan lembut di wajahnya. "Mmmh... Kau terbangun, sayang? Tidurlah lagi. Ini masih malam," kata Hyunjin dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur, matanya masih terpejam erat. Felice tersenyum, lalu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Hyunjin yang terasa hangat dan nyaman. Aroma tubuh Hyunjin, perpaduan antara parfum maskulin dan aroma alami tubuhnya, membuat Felice merasa tenang.
"Aku sedikit... lapar Kak," ujarnya manja, suaranya sedikit teredam oleh dada Hyunjin. Hyunjin membuka matanya perlahan, menatap Felice. "Oh, benarkah? Lapar? Mau makan sesuatu?" tanya Hyunjin sambil mengusap rambut Felice dengan lembut. Felice mengangguk semangat. "Pancake?" tanyanya dengan mata berbinar, membayangkan pancake hangat dengan siraman madu dan buah-buahan segar. Hyunjin tersenyum, melihat antusiasme Felice. "Tentu saja. Pancake spesial untuk Felice yang lapar," jawabnya. "Akan aku buatkan sekarang." Hyunjin kemudian melepaskan pelukannya perlahan, bangkit dari tempat tidur, dan berjalan menuju dapur.
Felice mengekori Hyunjin yang berjalan menuju dapur. Langkah kakinya ringan, senyumnya masih merekah membayangkan pancake hangat yang akan segera disantapnya. Mansion itu sunyi, hanya suara langkah kaki mereka yang menggema di lantai marmer. Semua orang masih terlelap, kecuali beberapa staf Renegades yang berjaga malam. Felice menyapa beberapa staf yang berpapasan dengannya dengan senyum manis dan anggukan ramah. Mereka membalas sapaan Felice dengan sopan, menunjukkan rasa hormat mereka pada Nona Muda di rumah ini.
Sesampainya di dapur yang luas dan modern, salah satu Maid, seorang wanita paruh baya bernama Bibi Kim, menghampiri mereka dengan senyum lembut. "Selamat malam, Tuan. Apa anda memerlukan sesuatu?" tanyanya dengan suara halus. Hyunjin menoleh pada Felice, "Nona Muda ingin pancake," jawabnya sambil tersenyum.
Bibi Kim mengangguk, "Baik, Tuan. Akan segera saya siapkan." Namun, Hyunjin menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, Bi. Aku akan membuatnya sendiri. Bibi bisa istirahat, ini sudah malam," ujarnya dengan sopan. Bibi Kim sedikit terkejut, namun ia mengangguk hormat. "Baiklah, Tuan. Jika ada yang anda butuhkan, jangan sungkan untuk memanggil saya."
Felice bersandar di meja dapur, dagunya bertumpu pada kedua tangannya. Matanya mengikuti setiap gerakan Hyunjin. Ia tidak pernah menyangka akan melihat Hyunjin memasak. Biasanya, semua makanan sudah tersedia di meja makan. Tapi malam ini, Hyunjin sendiri yang turun tangan. "Kak, serius nih nggak mau dibantu?" tanya Felice. Hyunjin menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, sayang. Kamu duduk manis aja di situ. Ini spesial buat kamu," jawabnya sambil tersenyum. Felice mengangguk, "Baiklah, Kak. Aku akan jadi penonton saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
RENEGADES • HYUNLIX GS
Fanfiction𝑲𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝑯𝒘𝒂𝒏𝒈 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒂𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 ㅡ𝑴𝒂𝒇𝒊𝒂 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒎 𝒅𝒊 𝑲𝒐𝒓𝒆𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒕𝒂𝒏, 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒏𝒈𝒂...
