해피 데이 ⚠️

969 70 14
                                        

⚠️ USIA DIBAWAH 21+, DILARANG MEMBACA CHAPTER INI. TERIMA KASIH⚠️

°°°°°°°°°°

Suasana di Mansion Hwang dipenuhi aroma bunga lili putih dan mawar champagne yang semerbak. Para staf bergerak sigap, memastikan setiap detail sempurna.

Di salah satu kamar khusus yang telah didekorasi bak taman eden pribadi, Seungmin duduk di depan cermin besar. Gaun putih tulang yang bertahtakan payet halus membalut tubuhnya dengan anggun, menjuntai di lantai. Penata rias sedang menyempurnakan riasan natural di wajahnya, sementara penata rambut menata mahkota kecil di antara sanggul modernnya.

Jantung Seungmin berdebar kencang. Rasanya campur aduk antara kebahagiaan, haru, dan sejumput kegugupan. Ia melihat pantulan dirinya, seorang wanita yang akan mengikat janji sehidup semati dengan pria yang sangat dicintainya. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya.

Di luar kamar, terdengar bisik-bisik, tawa kecil, dan langkah kaki yang sibuk. Felice dan Jisung masuk, mata mereka berkaca-kaca melihat Seungmin. "Kau cantik sekali, Kak!" bisik Felice, mengusap lembut pipi Seungmin.

"Terima kasih," balas Seungmin, suaranya sedikit bergetar.

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan di pintu. "Seungmin-ah, sudah siap?" suara Hyunjin terdengar, diikuti oleh suara Minho.
Seungmin menarik napas dalam-dalam. "Aku siap."

Di aula utama mansion, yang telah diubah menjadi kapel megah, ratusan tamu duduk rapi di kursi putih yang dihiasi pita satin. Lantai marmer berkilau, memantulkan cahaya kristal dari chandelier raksasa. Dekorasi bunga memenuhi setiap sudut, menciptakan suasana sakral dan romantis.

Di ujung lorong, di hadapan altar yang dihiasi lengkungan bunga, Bangchan berdiri gagah dalam setelan jas putihnya. Jantungnya bergemuruh tak kalah kencang dari Seungmin. Ia mengelus dasinya, mencoba menenangkan diri. Changbin, yang bertindak sebagai best man, menepuk bahu Bangchan. "Santai, Chan. Kau terlihat seperti akan menghadapi pertarungan hidup-mati."

Bangchan hanya tersenyum tipis, matanya terpaku pada pintu besar di ujung lorong.
Musik pengiring pernikahan mulai mengalun lembut, mengisi ruangan. Semua mata tertuju pada pintu. Perlahan, pintu itu terbuka, memperlihatkan sosok Seungmin yang berjalan anggun, digandeng oleh Hyunjin dan Minho. Kedua petinggi Renegades itu, dengan wajah serius namun bangga, mengantar Seungmin menyusuri lorong. Cahaya lampu menyoroti gaunnya, membuatnya tampak berkilau. Langkah Seungmin perlahan, ia mencoba menenangkan dirinya, pandangannya lurus ke depan, ke arah Bangchan.

Melihat Seungmin, semua kegugupan Bangchan lenyap digantikan oleh kekaguman dan cinta yang meluap. Senyum lebar terukir di wajahnya. Ada kilatan haru di matanya saat ia melihat calon istrinya semakin mendekat.
Hyunjin dan Minho menyerahkan tangan Seungmin kepada Bangchan. "Jaga dia, Bangchan," ujar Minho, sementara Hyunjin mengangguk mantap.

"Akan kulakukan," jawab Bangchan tegas, menggenggam tangan Seungmin erat.
Keduanya kini berdiri di hadapan pendeta. Suasana hening, khidmat. Pendeta memulai upacara, membaca ayat-ayat suci dan wejangan pernikahan.

"Saudara Bangchan, bersediakah engkau menerima Kim Seungmin sebagai istrimu, untuk hidup bersamanya dalam ikatan pernikahan kudus, mengasihinya, menghiburnya, menghormatinya, dan menjaganya, dalam suka maupun duka, dalam kaya maupun miskin, dalam sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan kalian?"

Bangchan menatap dalam mata Seungmin, senyum tulus merekah di bibirnya. "Ya, saya bersedia." Suaranya mantap, penuh keyakinan.

"Saudari Kim Seungmin, bersediakah engkau menerima Bangchan sebagai suamimu, untuk hidup bersamanya dalam ikatan pernikahan kudus, mengasihinya, menghiburnya, menghormatinya, dan menjaganya, dalam suka maupun duka, dalam kaya maupun miskin, dalam sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan kalian?"

RENEGADES • HYUNLIX GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang