Bertahun-tahun telah berlalu sejak peristiwa menegangkan di rumah sakit. Para bocah Renegades kini sudah tumbuh dewasa. Renegades tetap berjalan, kokoh tak tergoyahkan. Para ayah, meski tak semuda dulu, justru semakin kuat dalam pengaruh dan kebijaksanaan. Mereka jarang terlibat langsung di lapangan, namun pengawasan ketat dan strategi bisnis mereka tetap merajai Korea Selatan dan Jepang. Changbin dan Soodam kini memegang kekuasaan penuh di Jepang, sementara yang lain tetap berada di Korea Selatan, mengendalikan kerajaan mereka dari pusat.
Suatu sore yang tenang, Felice sedang merajut di gazebo mansion, menikmati cahaya matahari yang masih hangat. Tangannya begitu telaten merajut benang menjadi tas-tas cantik. Ya, itu hobi baru Felice setelah memiliki anak, dan ia terus melakukannya bahkan setelah Shinyu sudah besar.
Hyunjin tersenyum begitu melihat sang istri. Ia melangkahkan kakinya mendekat, langkahnya pelan dan pasti. "Cup," sebuah kecupan singkat di ujung kepala membuat Felice sedikit tersentak.
"Ish! Hyunie! Aku terkejut!" ujarnya, sedikit memprotes.
Hyunjin mendudukkan dirinya di samping Felice dan menarik pinggang istrinya posesif. "Selamat sore, Mama," Hyunjin mengecup bibir Felice.
Felice tersenyum, membalas lembut, "Selamat sore juga, Papa."
Hyunjin melirik beberapa tas rajut buatan Felice. "Kau... tidak bosan, sayang? Bahkan kau sudah melakukan ini bertahun-tahun," ujar Hyunjin heran.
Felice menghentikan aktivitasnya dan menatap suaminya. "Emm... anak-anak panti menyukainya. Selama aku masih sehat dan mampu, aku akan terus membuatnya."
Hyunjin tersenyum lembut, tangannya terangkat mengelus kepala istrinya. "Aku selalu bangga padamu, sayang," ujarnya. Keduanya mengulas senyum, menikmati ketenangan sore itu.
Hingga tiba-tiba, "DOR!!!"
Felice dan Hyunjin terlonjak kaget. Suara pekikan tawa segera terdengar. Felice dan Hyunjin menoleh dan menghela napas mereka, mengenali sumber suara itu. "Dasar nakal," ujar Felice, menggeleng-gelengkan kepala.
Geonhee tertawa renyah, memegangi perutnya, sementara Jeongin hanya menggeleng melihat kelakuan adik kembarnya itu.
"Kalian sudah pulang sekolah? Di mana kakak kalian?" tanya Hyunjin.
"Ah, Shinyu Hyung langsung ke kantor setelah mengantar kami, Pa," ujar Geonhee, masih dengan sisa tawanya.
Hyunjin menoleh ke arah Jeongin yang langsung duduk di samping Felice. "Kalian sudah makan?" tanya Hyunjin lagi.
Jeongin mengangguk. "Sudah, Pa. Sullyoon Noona membawakan kami bekal."
Hyunjin menoleh Jeongin dan Geonhee bergantian. Kedua putra kembar Changbin dan Soodam itu begitu mirip; orang lain mungkin sulit membedakan mereka. Namun, kepribadian mereka sangat berbeda. Jeongin lebih dingin, tak banyak bicara, sementara Geonhee sangat ceria dan ekspresif.
"Geonhee-ya, ayo kita ganti baju dulu," ujar Jeongin.
Geonhee yang sedang bermain dengan anjing Hyunjin menoleh. "Oke!" jawabnya.
Felice dan Hyunjin menatap kedua keponakan mereka itu, hingga mereka mulai menjauh. "Hyunie..." panggil Felice tanpa mengalihkan pandangannya dari si kembar.
Hyunjin menoleh. "Ya, sayang?"
Felice menghela napas. "Anak-anak... apa kau yakin mereka akan melanjutkan Renegades?"
Hyunjin menatap Felice lama. Terjadi keheningan beberapa saat, hanya ada suara angin yang berdesir pelan. "Jeongin dan Geonhee, bukan hak kita untuk itu kan? Sullyoon, dia sudah pasti, karena Minho dan Jisung sudah melatihnya. Ahin, dia tidak berminat sama sekali, tapi aku tahu, dia diam-diam belajar menembak dan memanah tanpa sepengetahuan Bangchan. Dan Shinyu..." Hyunjin menghela napas, memijat alisnya, mengingat putranya sendiri. "Entah apa yang dia inginkan sebenarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RENEGADES • HYUNLIX GS
Fanfiction𝑲𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝑯𝒘𝒂𝒏𝒈 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒂𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 ㅡ𝑴𝒂𝒇𝒊𝒂 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒎 𝒅𝒊 𝑲𝒐𝒓𝒆𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒕𝒂𝒏, 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒏𝒈𝒂...
