바보 2부

652 63 20
                                        

Aroma manis memenuhi dapur pagi itu. Felice, gadis muda dengan apron berlumuran tepung, sibuk mengaduk adonan di beberapa mangkuk besar. Bangchan, sang kakak yang baru bangun tidur, mengucek matanya dan terkejut melihat pemandangan di dapur.

"Apa yang kau lakukan, Licie?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.
Felice menoleh, "Ih, Kakak lupa ya ini hari apa?"

Bangchan menggaruk tengkuknya, berusaha mengingat-ingat. Sepertinya otaknya belum sepenuhnya berfungsi. Felice menggeleng pelan dan melanjutkan mengaduk adonan.
"Hari ini ulang tahun Hyunie, Kak Chan," ujarnya lembut.

Mata Bangchan membulat, "Oh iya ya! Kakak baru ingat, hehe." Ia menghampiri Felice dan mengintip ke dalam mangkuk. "Kau mau membuat kue ya?"

Felice mengangguk semangat. "Iya, Kak. Aku mau buat soft cookies kesukaan Hyunie."

"Tapi, kenapa adonan ini banyak sekali?" tanya Bangchan, bingung.

Felice tersenyum lebar. "Aku ingin mengundang anak-anak dari panti asuhan berkebutuhan khusus untuk datang. Maka dari itu, aku membuat banyak soft cookies untuk mereka."

Hati Bangchan menghangat melihat ketulusan adiknya. Ia menatap Felice dengan penuh kasih sayang. "Katakan padaku apa yang kau butuhkan. Kakak dan yang lainnya akan membantu."

Felice mengacungkan jempol ke arah Bangchan, "Terima kasih, Kak!"

Bangchan mengusak poni Felice gemas dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia tahu, hari ini akan menjadi hari yang sibuk, tetapi juga penuh dengan kebahagiaan.

 Ia tahu, hari ini akan menjadi hari yang sibuk, tetapi juga penuh dengan kebahagiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan senjata milik Yakuza itu mengesankan. Hyunjin, dengan mata berbinar, mengagumi deretan senjata api yang terpajang rapi. Sudah dua hari ia berada di Jepang, mengurus bisnis dan menghadiri upacara kerja sama antara Renegades dan Yakuza.

"Silakan duduk, Tuan," ujar seorang anggota Yakuza, mempersilakan Hyunjin ke sofa.

Hyunjin duduk, matanya tak lepas dari koleksi senjata yang beberapa di antaranya terlihat langka. Bahkan, Renegades pun tak memiliki jenis-jenis itu. Tak lama kemudian, Jaejoong, pemimpin Yakuza, muncul.

"Selamat datang, Hyunjin-ssi," sapa Jaejoong, menyambut Hyunjin dengan pelukan hangat.
"Terima kasih, Jaejoong-kun," balas Hyunjin, tersenyum.

Mereka berdua larut dalam obrolan, membahas berbagai hal mulai dari dunia mafia yang kelam hingga kehidupan pribadi masing-masing.

"Apa adikku nakal di sana?" tanya Jaejoong, penasaran.

Hyunjin tertawa kecil, meletakkan cangkir kopinya. "Soodam-chan sudah seperti adik bagi kami. Dia seorang hakim yang hebat dan sangat dihormati di Korea. Ya, dia sedikit nakal kemarin."

Kening Jaejoong berkerut.

Hyunjin menyadari ekspresi bingung Jaejoong. "Aku tidak terlibat langsung. Saudaraku yang lain yang ada di sana. Adikmu benar-benar seorang Yakuza," ujarnya sambil terkekeh.

RENEGADES • HYUNLIX GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang