Keempat anggota keluarga Kang, kini tak berdaya, sama-sama diikat di kursi. Posisi mereka diatur saling membelakangi di sebuah ruangan yang cukup luas dan gelap, hanya diterangi oleh satu lampu pijar yang menggantung tepat di atas kepala mereka.
Tangan dan kaki mereka terikat kuat, mulut mereka disumpal kain tebal, membuat setiap upaya berteriak atau melepaskan diri menjadi sia-sia. Mereka meronta-ronta, mencoba melepaskan ikatan yang melilit tubuh mereka, namun hasilnya nihil.
Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka perlahan, menampilkan siluet beberapa orang. Bunyi langkah kaki, gabungan antara derap sepatu pantofel dan heels tinggi, menggema di ruangan itu, menciptakan atmosfer mencekam. Keluarga Kang sontak terdiam, berhentak, ketakutan mencengkeram erat.
Hyunjin berdiri tegak di depan Tuan Kang, tatapannya sedingin es. Changbin berdiri di depan Heesung, aura intimidasi terpancar kuat dari tubuh kekarnya. Bangchan berjongkok di depan Wonpil, matanya menyala penuh amarah yang tertahan. Sementara itu, Felice duduk santai di depan Nyonya Kang, senyum tipis terukir di bibirnya. Minho, Jisung, dan Soodam berdiri di dekat pintu, mengawasi setiap gerak-gerik di ruangan itu. Suasana di ruangan itu begitu mencekam, apalagi tatapan mata para anggota Renegades yang sangat dingin dan mengintimidasi. Mereka seolah menjelma menjadi 'malaikat pencabut nyawa' bagi keluarga Kang.
"Aawww!!" pekik Nyonya Kang tertahan saat Felice tiba-tiba melayangkan tamparan ringan ke pipinya.
Jisung dan Soodam menoleh bingung ke arah Felice, tak mengerti maksud tindakannya.
Felice terkikik geli, "Tes ombak saja. Aku takut kulit keriputnya rapuh saat aku lebih kasar lagi nanti," ujarnya tengil, merujuk pada Nyonya Kang. Wajah Nyonya Kang mengeras, emosi membuncah di dalam dirinya. Ia sangat ingin membalas Felice, namun rasa takut yang luar biasa mengalahkan rasa marahnya.
"Bagaimana denganmu? Kau mau dipukul yang mana dulu?" ujar Changbin pada Heesung, suaranya dalam dan mengintimidasi. Heesung hanya bisa menggeleng ketakutan, apalagi melihat otot-otot kekar Changbin yang tampak siap menerkam kapan saja.
"Aku sangat kecewa padamu, Kang Daniel," ujar Hyunjin dingin, tatapannya menembus Tuan Kang. Air mata mulai membasahi wajah Tuan Kang. Rasa sesal menyelimuti hatinya, mengingat semua kesalahan dan keputusan yang telah ia ambil. Rasa malu terhadap mendiang Hwang Minhyun, ayah Hyunjin yang dulu sangat ia hormati, juga menghantam hatinya dengan keras.
Minho menatap Bangchan dengan was-was. Ia khawatir dengan apa yang akan dilakukan kakak sulungnya itu terhadap Wonpil. Bangchan sedang berada di batas kemarahannya saat ini, dan Minho tahu betapa berbahayanya Bangchan jika sudah di ambang batas.
"Yeobo, semua akan berjalan lancar," ujar Jisung, memegang lengan Minho dan menatapnya dengan penuh keyakinan. Minho mengangguk pelan, namun pandangannya tidak beralih dari Bangchan, matanya penuh kekhawatiran.
"Sunghoon!" panggil Bangchan, suaranya menggelegar di ruangan. Tak lama kemudian, Sunghoon, salah satu staf kepercayaan Renegades, memasuki ruangan. Bangchan memberikan kode melalui tangannya, dan tanpa ragu, Sunghoon segera melepas ikatan pada tubuh Wonpil. Seluruh orang yang hadir di sana, termasuk Minho, Changbin, dan Hyunjin, sontak terkejut dan bingung dengan tindakan tak terduga itu.
Saat Changbin akan mendekat untuk mengintervensi, Hyunjin menahannya.
"Biarkan Bangchan bertindak sesuai kemauannya," bisik Hyunjin.
"Hyun? Kita sudah sepakat Wonpil akan-" Changbin memulai protes.
"-Rasa marah Bangchan di luar kuasaku," balas Hyunjin cepat, memotong ucapan Changbin.
"Aish! Sudah kuduga," gumam Minho pasrah. Mereka bertiga hanya bisa terdiam dan pasrah saat melihat Bangchan, dibantu oleh Sunghoon, menyeret Wonpil keluar dari ruangan itu. Entah apa yang akan terjadi pada Wonpil setelah ini, namun mereka tahu nasibnya tidak akan menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENEGADES • HYUNLIX GS
Fanfic𝑲𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝑯𝒘𝒂𝒏𝒈 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒂𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 ㅡ𝑴𝒂𝒇𝒊𝒂 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒎 𝒅𝒊 𝑲𝒐𝒓𝒆𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒕𝒂𝒏, 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒏𝒈𝒂...
