Siaran berita di salah satu stasiun televisi menayangkan adegan penangkapan pasangan Kang. Layar itu tak hanya menampilkan mereka digelandang oleh pihak berwenang, tapi juga pengumuman penutupan permanen Kang Company. Dampak dari video yang diposting oleh Jay benar-benar menghancurkan keluarga itu dalam sekejap mata. Bahkan, jaringan bisnis mereka di Rusia, perusahaan milik Tuan Kang, ikut gulung tikar dan disita oleh pihak Rusia.
"Thank you so much, John!" Hyunjin tersenyum lebar seraya menutup sambungan teleponnya dengan rekan kerjanya di Rusia. Ia menyeringai tipis, menatap layar televisi di ruang kerjanya. Dengan gerakan elegan, ia menuangkan anggur kesukaannya ke dalam gelas, menyesapnya perlahan sambil menikmati setiap detail berita.
"Astaga, mereka benar-benar hancur lebur setelah berjuang selama hampir 20 tahun," gumamnya dengan nada mengejek, matanya berbinar penuh kepuasan.
Tak lama kemudian, interkom di ruang kerja Hyunjin berbunyi. "Ini aku, Hyunie," suara Felice mengalun lembut dari interkom itu.
Senyum Hyunjin merekah, ia bangkit dari kursinya dan bergegas membukakan pintu untuk kekasihnya. Begitu pintu terbuka, tanpa menunggu sedetik pun, Hyunjin langsung menarik Felice ke dalam pelukannya.
"Aish, kau hampir menjatuhkan bekal yang aku bawa, Hyunie!" ujar Felice sedikit kesal, namun ada tawa kecil terselip di suaranya.
"Aku merindukanmu~" balas Hyunjin dengan nada manja, menggoyang-goyangkan tubuh Felice pelan.
"Kita setiap hari bertemu dan kau masih merindukanku? Yang benar saja, Tuan Besar," Felice terkikik geli.
"Haruskah aku katakan berulang kali kalau semua tentangmu adalah candu, sayang?" balas Hyunjin, mengedipkan sebelah matanya genit.
"Sudah hentikan, ish! Ayo makan dulu," ujar Felice, pipinya merona merah karena malu.
Hyunjin sedikit tertawa. Ia menciumi wajah kekasihnya yang memerah sebelum akhirnya menerima suapan Galbitang dari Felice. Makan siang itu terasa begitu lezat, melebihi hidangan mewah manapun.
"Kenapa kau harus pindah tempat kerja sih, Hyunie? Kau harus memindahkan banyak barang dan itu merepotkan," Felice bergumam, menyeka bumbu Galbitang di ujung bibir Hyunjin dengan ibu jarinya.
"Aku hanya ingin dekat denganmu saja, sayang. Dan itu tidak merepotkan. Lagipula, Jake pasti bisa meng-handle di sana," jawab Hyunjin enteng, seolah perpindahan kantor itu hanyalah hal kecil.
Felice hanya bisa menggeleng tidak percaya dengan ucapan yang keluar dari kekasihnya itu. Sejak kemarin, Hyunjin memang 'pindah kantor' ke gedung miliknya dan Jisung. Gedung itu jauh lebih kecil dari Hwang Corp, hanya terdiri dari tiga lantai. Lantai dasar berisi Seoul Versace yang dipegang Jisung, lantai tiga tempat di mana Hwang Bakery milik Felice beroperasi, dan lantai dua kini menjadi tempat Hyunjin bekerja.
"Lagipula Grandma mengizinkan. Aku jadi bisa bekerja bersama Minho dan bonusnya bisa dekat denganmu," ujar Hyunjin santai, memainkan rambut Felice yang lembut.
"Ya ya ya... Terserah Tuan Besar saja," ujar Felice akhirnya menyerah, tak kuasa menolak keinginan kekasihnya yang satu ini.
Setelah menghabiskan makan siang, Hyunjin dan Felice mengobrol ringan, membicarakan banyak hal sembari menghabiskan waktu istirahat. Felice menyandarkan kepalanya dengan nyaman di bahu Hyunjin, sementara Hyunjin mengelus pelan pinggangnya. Suasana tenang itu pecah ketika suara pintu terbuka membuat keduanya sontak menoleh ke arah sumber suara.
Minho berdiri di ambang pintu, ekspresinya datar. "Aish, sudah kuduga ini niatmu pindah," ujarnya, meletakkan beberapa dokumen di meja Hyunjin.
Hyunjin terkekeh, "Memangnya hanya kau saja yang boleh bekerja bersama wanita yang kau cintai?" ia menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENEGADES • HYUNLIX GS
Fanfiction𝑲𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝑯𝒘𝒂𝒏𝒈 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒂𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 ㅡ𝑴𝒂𝒇𝒊𝒂 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒎 𝒅𝒊 𝑲𝒐𝒓𝒆𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒕𝒂𝒏, 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒏𝒈𝒂...
