덫 ⚠️

919 68 17
                                        

Karina memarkirkan mobilnya dengan gerakan hati-hati di area basement rumah sakit. Begitu mesin mobil mati, ia segera memandang refleksi dirinya di kaca spion, memastikan penampilannya sudah sesuai dengan apa yang ia harapkan - sempurna dalam balutan kesedihan yang dibuat-buat.

Ia melirik sekilas ke arah Jaemin yang duduk di sampingnya, sedikit mengernyitkan dahi karena keheningan anak itu yang tidak seperti biasanya. "Ingat kan, apa tugasmu?" ujarnya dengan nada rendah namun penuh penekanan. Jaemin hanya mengangguk tanpa menatapnya.

Karina menggenggam tangan Jaemin dan keduanya keluar dari mobil, melangkah memasuki lobi rumah sakit. Awalnya, langkah Karina terasa sedikit ragu, namun perlahan menjadi lebih ringan dan mantap. Ia sudah berekspektasi akan dihadang oleh para pengawal Hyunjin atau setidaknya merasakan aura keamanan yang ketat, mengingat status pria itu. Namun, rumah sakit itu tampak normal, layaknya rumah sakit pada umumnya.

"Sepertinya aku melewatkan banyak hal. Atau... Renegades tidak seketat dulu?" gumamnya heran sambil terus melangkahkan kaki menuju meja resepsionis. "Ah sudahlah, yang penting aku berhasil masuk ke sini."

Seorang resepsionis wanita menyambutnya dengan senyum profesional dan menanyakan keperluannya. Karina merasa sedikit ragu untuk menyebutkan nama Hyunjin secara terang-terangan. "Aku dengar, Ketua sedang dirawat di sini. Boleh aku tahu di kamar mana?" tanyanya dengan nada dibuat-buat cemas.

Resepsionis itu menatap Karina dengan tatapan menyelidik, seolah sudah mengenali wajahnya. "Apa Anda, Nyonya Karina?" tanyanya memastikan.

Karina tersentak kaget, jantungnya berdebar tak karuan. "Benar. Saya Karina," jawabnya dengan sedikit gugup.

Resepsionis itu tersenyum ramah. "Tuan Hyunjin sudah menunggu Anda, Nyonya. Silakan, Kamar 1520 di lantai 5," ujarnya sambil menyerahkan sebuah kartu akses berwarna putih. Hati Karina terasa seperti melompat dari tubuhnya. "Terima kasih banyak!" ujarnya dengan nada sumringah yang ia coba tahan.

Setelah Karina dan Jaemin menghilang dari pandangan, resepsionis itu menyunggingkan senyum tipis. Ia menyentuh alat kecil di telinganya dan berbisik pelan, "Pos 1 done!"

°°°°°°°°°°

Tak butuh waktu lama bagi Karina untuk mencapai lantai tempat Hyunjin dirawat, mengingat kartu akses VVIP Hwang yang ia pegang di tangannya. Ia dan Jaemin menaiki lift khusus yang hanya bisa diakses dengan kartu tersebut. Lorong lantai lima terasa sunyi dan tidak seramai lantai-lantai lainnya.

Jantung Karina berdebar semakin kencang, sebentar lagi ia akan kembali bertatap muka dengan pria yang ia cintai... atau mungkin, pria yang telah menjadi obsesinya.

Karina menemukan ruang rawat bernomor 1520, persis seperti yang diinstruksikan oleh resepsionis. Anehnya, pintu ruangan itu tidak dijaga oleh seorang pun. "Ah, benar. Hyunjin memang sedang menungguku kan?" gumamnya salah tingkah, merasa sedikit gugup sekaligus percaya diri.

Dengan tangan sedikit gemetar, Karina menempelkan kartu akses pada sensor pintu. Seketika, lampu hijau menyala dan pintu terbuka dengan suara lembut.

Karina melangkahkan kakinya perlahan memasuki ruangan. Matanya berbinar cerah kala melihat Hyunjin terbaring di ranjang, tertidur dengan damai. Ia menggandeng Jaemin mendekat. Jaemin menatap Hyunjin dengan mata berbinar juga, terpesona dengan ketampanan pria yang terbaring itu. "Wah, Paman ini tampan sekali," ujarnya polos.

Karina segera mencengkeram bahu Jaemin dengan sedikit kasar. "Ck! Bodoh! Sudah kubilang, panggil dia 'Papa'!" bisiknya tajam. Jaemin mengangguk kecil, "A... Aku mengerti," lirihnya sedikit takut.

Karina menarik kursi dan duduk di sisi ranjang, menatap Hyunjin yang masih terlelap. "Hai, Hyunjin. Lama tak jumpa. Kau... semakin tampan," bisiknya pelan, suaranya sarat akan kerinduan yang dibuat-buat. "Aku pastikan kau akan kembali padaku..."

RENEGADES • HYUNLIX GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang