파멸

619 58 13
                                        

Hyunjin memutar-mutar pisau di antara jari-jarinya. Wajahnya sedingin es, ekspresinya datar namun menyimpan bara amarah yang membara di dalamnya. Tatapannya tertuju pada deretan foto keluarga Kang yang terpampang di depannya. Sorot matanya bagai mata binatang buas yang haus akan darah.

"Kau mau memusnahkan yang mana dulu, Bin?" tanya Hyunjin dengan suara rendah.

Changbin menatap deretan foto itu dengan kedua tangannya terlipat di dada, memperlihatkan otot bisep dan trisepnya yang membesar hingga kaos hitam yang dikenakannya tampak tak mampu menahan tubuhnya. "Biar bocah ingusan itu menjadi urusanku," ujar Changbin sambil menunjuk foto Heesung dengan dagunya, seringai dingin tercetak di bibirnya.

Hyunjin mengangguk setuju. "Kang Daniel akan menjadi urusanku. Biarkan Wonpil menjadi bagian Bangchan," ujarnya dengan nada tak terbantahkan.

"Lalu, Nyonya Kang?" tanya Minho, menyandarkan punggungnya di sofa dengan ekspresi serius.

"Nyonya Besar yang akan bertindak," jawab Hyunjin singkat, seringai tipis kini menghiasi bibirnya.

Minho tersenyum menggelengkan kepalanya, membayangkan rencana yang sudah pasti tersusun di benak adiknya. "Astaga! Adikku itu memang tidak pernah kehilangan ambisi. Mari kita lihat, gebrakan apa lagi yang akan dia lakukan kali ini," ujar Minho dengan kekehan pelan, membayangkan wajah penuh semangat Felice.

Sementara itu, di kamar Bangchan yang tenang....

Seungmin terlihat tertidur pulas di bawah selimut tebal. Sementara Bangchan bergerak dengan hati-hati mengumpulkan barang-barang berbahaya yang ada di kamar itu untuk dipindahkan ke gudang yang lebih aman. Pisau lipat, pistol yang tersimpan di laci nakas, tali yang entah sejak kapan berada di sana, semuanya dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam sebuah kotak kardus besar.

Setelah teror pesan kemarin, Seungmin terlihat sangat terpukul dan trauma. Ditambah lagi kenyataan pahit bahwa pelakunya adalah Wonpil, teman masa SMA yang pernah ia percaya, dan Heesung, pria yang selalu membuatnya merasa ketakutan. Dalam beberapa waktu terakhir, Seungmin bahkan seringkali mencoba mengakhiri hidupnya sendiri dalam keputusasaan. Beruntung, selama ini ia selalu berada dalam pengawasan ketat Bangchan dan beberapa staf kepercayaan, sehingga hal itu tidak sampai terjadi.

"Biar saya, Tuan," ujar Jake, salah satu staf kepercayaan Bangchan, mengambil kardus besar yang penuh dengan barang berbahaya dari tangan tuannya. Bangchan mengangguk lemah dan mengucapkan terima kasih.

Setelah Jake berlalu, Bangchan menghampiri Seungmin. Ia menatap wajah damai kekasihnya dengan sorot mata sendu, mengingat kejadian beberapa jam yang lalu yang hampir merenggut nyawa kekasihnya itu. Saat para staf lengah dan Bangchan masih berada di ruang pertemuan, Seungmin tiba-tiba mengambil sebuah pisau dan hampir saja menusuk perutnya sendiri.

Beruntung, Bangchan merasakan firasat buruk dan segera kembali ke kamar tepat waktu, berhasil menghentikan tindakan nekat kekasihnya itu. Sempat terjadi rebutan pisau antara Bangchan dan Seungmin yang dilanda keputusasaan. Namun, dengan kekuatan dan ketenangannya, Bangchan berhasil merebut pisau itu meskipun lengannya tergores cukup panjang dalam pergumulan itu.

Bangchan mengelus pelan kepala Seungmin dengan penuh kasih sayang. Dalam hatinya, ia bersumpah dengan sungguh-sungguh akan melenyapkan Wonpil dari muka bumi ini dengan cara yang paling menyakitkan yang bisa ia bayangkan, demi melindungi cintanya.

Sementara itu, di kamar Pasangan Minsung...

Para wanita Hwang berkumpul dengan raut wajah serius, merencanakan sesuatu untuk Nyonya Kang yang telah menjadi duri dalam daging keluarga mereka. "Jadi, apa rencanamu yang sebenarnya, Felice?" tanya Jisung dengan nada penasaran bercampur khawatir.

RENEGADES • HYUNLIX GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang