103. Ron dan Pertengkaran

200 68 54
                                    

Vote + Komen + Jangan Lupa Follow
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

***

Malam kembali datang. Setelah berbulan-bulan mengembara, mereka akhirnya harus berkemah lagi. Kali ini, mereka memilih padang rumput luas dengan sungai mengalir di sisinya.

Diana duduk di luar, menyalakan api unggun dengan tongkat sihirnya. Sementara itu, Ron tertidur di kasurnya dengan radio kecil di sampingnya, suara penyiar bergema samar, menyebutkan nama-nama penyihir yang telah ditangkap oleh Pelahap Maut.

Harry duduk di kursinya sendiri, pandangannya kosong, sementara Hermione berdiri di belakangnya, sibuk memotong rambutnya yang sudah terlalu panjang.

Tiba-tiba, Hermione berhenti.

"Oh my God," gumamnya, matanya membelalak seolah baru menyadari sesuatu yang penting.

Ia berjalan cepat ke arah meja di belakang Harry, membalik-balik halaman bukunya dengan panik.

Harry menoleh, mengerutkan kening. "Apa? Mungkin kau bisa mengatakannya kepadaku sekarang."

Namun Hermione tidak langsung menjawab. Ia terus membaca dengan cepat, jemarinya menyusuri tulisan di halaman buku tersebut.

"Pedang Gryffindor adalah buatan goblin," katanya akhirnya, suaranya penuh pemahaman.

Harry mengangkat jempolnya santai. "Brilliant."

Hermione menoleh padanya dengan ekspresi frustasi. "Tidak, kau tidak mengerti. Debu dan karat tak akan mempengaruhi pedang itu."

Ia menunjukkan halaman buku itu pada Harry, yang mulai berdiri untuk melihat lebih jelas.

"Pedang itu mengambil hal yang membuatnya kuat," lanjut Hermione, semakin bersemangat. Ia menggebrak meja, matanya berbinar dengan pemahaman baru. "Harry, kau sudah menghancurkan satu Horcrux, kan? Diari Tom Riddle di Kamar Rahasia."

Diana, yang baru saja kembali dari luar, mendengar ucapan mereka dan mendekat.

"Hei, ada apa?" tanyanya, duduk di salah satu kursi.

Harry menoleh padanya. "Hermione mengatakan padaku kalau pedang Gryffindor terbuat dari goblin, lalu dia berkata bahwa aku sudah menghancurkan satu Horcrux—diari Tom Riddle di Kamar Rahasia."

Diana menaikkan sebelah alisnya. "Lalu?"

Harry menatap Hermione, lalu dia berkata. "Lalu hermione mau mengatakan bahwa taring bassilik ada di tasnya."

Sacrifier | 𝐆𝐨𝐥𝐝𝐞𝐧 𝐭𝐫𝐢𝐨 𝐞𝐫𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang