part 2

522 37 2
                                    

Waktu yang ditunggu siswa-siswi pun tiba. Yap jam istirahat telah berbunyi. Terlihat dari lorong yang tadinya sepi menjadi ramai. Ada yang pergi kekantin, ke taman, melihat eskul dan masih banyak lagi.

Aku dan Erlin masih di kelas saat ini sambil menyantap bekal yang kami bawa. Beberapa dari mereka menyapa Erlin dan mengajaknya makan di kantin. Tapi Erlin lebih memilihku, entah karna apa dia tetap menemaniku. Padahal aku tidak pernah memaksanya untuk bersamaku setiap saat.

"Ra, kekantin yu. Pengen beli minum nih, sekalian cuci mata liat yang bening,'' Ajak Erlin.

"Apaan yang bening?'' Tanyaku dengan polosnya

"Kaca noh bening di luar. Lagi lo pake nanya lagi ya liat cogan di sekitar kantin. Ayo ih kekantin Ra," Kata Erlin manja.

"Ya kali aja kan. Iya, aku anterin sekalian mau ke perpus balikin buku,'' Kataku sambil bangkit dari kursiku.

"Yey..ayo ayo,'' Sahut Erlin sambil menarik tanganku.Sampai di tangga aku memberhentikan langkahku dan itu membuat Erlin bingung.

"Kenapa Ra?'' Tanya Erlin.

"Aku mau ke perpus dulu kan. Kamu duluan aja, nanti aku menyusul,'' jawabku. Erlin mengangguk dan berjalan ke kantin. Sedangkan aku berjalan lurus ke perpus.

Setelah mengembalikan, aku meminjam beberapa buku lagi. Karna melihat dari judul bukunya yang membuatku tertarik.

Aku didekat tangga sekarang. Terdengar langkah kaki yang sangat cepat menaiki tangga dan...

Duk!!

Seseorang itu menabrakku, membuatku terbentur dada bidangnya. Benturan itu cukup keras dan sedikit membuatku pening.

"Maaf, maaf. Lo gapapa kan?" terdengar suara berat yang aku kenal. Aku melihat dengan jelas sekarang. Yap dia pemuda tadi pagi.

"Gapapa kok,''jawabku sambil mengelus pelan dahiku.

Aku merasa dia memperhatikanku dengan teliti sekarang, itu membuatku bingung dan takut.

"Kenalin gue Dika, Dika Renaldi.'' sambil mengulurkan tangannya.

"Clara Angele,'' jawabku tanpa menjaba tangannya. Dia mengangguk.

"Aku harus pergi.'' lanjutku sambil berjalan menuruni tangga ke kantin. Tanpaku sadari Dika menatapku ketika melangkah menjauh darinya.

Sampainya dikantin aku disabut pelukan Erlin. Dia kelihatan senang ketika aku benar datang kekantin. Dasar anak itu. Kami duduk hanya berdua dan itu pun aku duduk berhadapan dengan Erlin.

"Ra, lo bawa buku tebel-tebel gitu ga pegel bacanya?'' Tanya Erlin.

"Ga juga, kan hari sabtu sama minggu aku ga ngapa-ngapain,'' Jawabku.

Kyaaaaa...Devil
Dikaaa...
Rangga...
Riska....
Kevin...
Rico...

Sorak sorai dari para siswi yang ada dikantin membuat kepalaku pusing. Aku tidak terlalu biasa dengan keramaian ini. Namun aku hanya menghela nafasku.

"Beruntungnya kita ada disini ya Ra. Liat tuh si Dika keren banget ya dia juga pinter. Cocok dah jadi imam gue masa depan nanti.'' Kata Erlin membayangkan masa depannya. Itu membuatku tertawa pelan.

"Ga cuma Dika kok. Rico juga keren dan lo berdua pasti belum tau kan faktanya Riska itu kembarannya Rico,'' sahut seorang perempuan berambut hitam dikepang dua sambil duduk didekat Clara. Dan membuat Clara agak bergeser biar perempuan itu bisa duduk.

"Apa!! Pantas saja mereka terlihat dekat. Aku fikir mereka pacaran,'' Kata Erlin terkejut.

"Iya, gue iri sama Riska karna bisa bersama mereka. Kevin juga cool banget. Dia itu blasteran lagi juga misterius, susah untuk mengetahui dia dengan detail,''
Jelas perempuan itu.

"Lo udah denger si Rangga belum? Dia itu kan sodaraan sama Riki. Rangga ga beda jauh kerennya. Dia anak pemilik sekolah ini lagi,'' Jelas Erlin

"Yah, kalo itu mah gue udah tau lama. Soalnya gue kan fans banget sama Rangga,'' sahutnya.

"Boleh aku bertanya sesuatu? Kamu siapa ya? '' Tanyaku pada perempuan itu

"Ah maaf gue lupa memperkenalkan diri. Nama gue Nia, Ania Berlianti,'' Jawabnya.

Dari tadi seperti ada seseorang yang melihat ke arahku. Aku mencari sosok itu, tapi tidak menemukannya. Mungkin hanya perasaanku saja. Tak lama aku melihat Erlin seperti tidak menyangka apa yang dia lihat. Aku dan Nia berbalik. Nia sama seperti Erlin, tapi aku biasa saja.

Seorang pemuda mendekat ke meja kami. Ya dilihat dari sikap kedua temanku ini pemuda itu pasti sangat mempesona dan membuat terkejut. Tapi bagiku biasa saja. Pemuda itu tidak lain Dika. Entah apa yang membuat dia mendekat ke mejaku. Dan berhenti tepat didepanku.

"Gue boleh pinjem temen lo sebentar?'' Tanya Dika ke Erlin dan Nia.

=======================

Makasih yang udah mau baca hehe.
Maaf kalo aneh atau ngebosenin✌✌

Jangan lupa ya Sarannya dan Votenya. Hehe

See you~

Girl in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang