part 24

92 2 2
                                    

Clara pov

Lengkungan di bibirku akhir akhir ini selalu saja datang tanpa ku minta. Tapi dengan mudahnya pula itu menghilang.

Ya, senyumanku datang ketika mengingat wajah Riki minggu lalu. Ketika aku sukses mengerjainya dan saat di taman hiburan. Itu menjadi hiburan tersendiri bagiku.

Apa ini yang artinya menyukai? Jadi ini rasanya menyukai seseorang? Emosi tidak stabil kalau menurut pendapatku. Tidak, ini lebih dari yang kurasakan. Ah aku benci ketika harus mengakui ini.

Ku lihat Riki and the geng berada di lapangan saat ini. Mereka sedang jam pelajaran olahraga. Laki laki bermain bola dan perempuan bermain voli.

Mataku tidak lepas darinya. Dia lincah juga cepat ketika mengiring bola melewati lawannya. Kerlipan cahaya keluar begitu saja dari pandanganku ketika melihatnya. Tawanya juga membuatku tersenyum. Tapi sifat jailnya yang masih saja membuatku kesal, tapi tidak seperti dulu. Ada senang juga ketika dia mengerjaiku, aku jadi tidak merasa sendirian.

"Ra, kayanya ada yang beda deh sama lo'' kata Erlin yang membuatku sadar dari lamunanku.

Saat ini jam pelajaran ipa. Tapi karna gurunya tidak dapat hadir jadi disuruh belajar sendiri. Sebenarnya sudah ada tugas dari guru. Tapi murid murid disini lebih memilih menggunakan waktu ini untuk bersenang senang. Masalah tugas pasti di kerjakan dirumah.

"Apa yang beda? Aku masih sama kok'' kataku sambil melihat Erlin.

"Gue dari tadi liatin elo ya. Menatap keluar jendela, terus senyum. Tapi ga lama muka lo bingung. Terus murung, eh nanti senyum lagi. Lo liatin apa si? Liatin pemandangan apa...oh gue tau. Fix banget temen gue ini udah suka pake banget sama ketua'' kata Erlin sambil melihat keluar dan meledek.

"Kamu tau Erlin..aku benci mengakuinya. Tapi benar apa yang kamu bilang. Aku tidak bisa menyangkalnya lagi'' kataku pelan.

"Clara!! Akhirnya lo akuin juga. Syukurlah'' kata Erlin dengan mata berkaca kaca.

"Lah kamu kenapa Lin? Kok nangis?'' Tanyaku

"Terharu gue sama kejujuran lo'' aku terkekeh.

"Jadi apa tahap selanjutnya?'' Tanya Erlin. Aku kembali melihat Riki

"Aku masih ingin menikmati sedikit lagi hal seperti ini'' jawabku kemudian tersenyum

~~~
Riki pov

Bel istirahat berbunyi aku beristirahat bersama yang lainnya di pinggir lapangan. Aku berbaring melepas lelah. Aku begitu bersemangat ketika Clara melihatku dari jendela kelasnya. Entah dia menyadari aku melihatnya atau tidak. Dia terlihat lucu tadi. Tersenyum, bingung, berbicara dengan Erlin kemudian kembali tersenyum.

"Rik bisa kita bicara?''  Suara yang malas aku dengar.

Teman temanku menoleh ke sumber suara mereka amat terkejut karna seorang gadis bak boneka berbie itu meminta berbicara bersamaku. Mereka menyarankan untuk memenuhi keinginannya. Aku malas menganggapinya. Aku bangkit dan pergi meninggalkan mereka.
Aku berada di ruang ganti sekarang. Sambil menganti pakaianku terlintas ingatanku mengenai Clarisa 2 smp saat itu.

Flashback

Gadis yang ada di hadapanku saat ini sangat cantik bak boneka berbie. Dia baik, ramah dan juga lucu. Sudah satu tahun aku menyukainya. Dia gadis terpopuler di sekolah. Aku bersyukur dapat duduk bersebelahan dengannya saat memasuki kelas 2 SMP.

Jantungku berdebar kencang karna berada di atap sekolah bersama dengan gadis yang aku sukai. Begitu gugupnya aku untuk menyatakan perasaanku padanya. Tapi aku ingin mengungkapkannya!

Girl in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang