part 13

360 29 0
                                    

Flashback

Setelah mengantarku pak menajer kembali ke ruangannya. Aku berdua saja saat ini dengannya. Ya, Dika. Tidak biasanya dia meminta pak manajer mengantarku. Apa begitu penting?

~~~~~~~~
"Udah selesai kan kerjaan lo?'' Tanya Dika

"Udah, oiya Dik, maaf ya sebelumnya tapi..aku enggak enak kalo tiap hari pulang sama kamu,'' Kataku.

"Kenapa emang? Nyante aja si sama gue. Toh ini ga ngerugiin lo,'' Kata Dika

"Iya si, ya cuma...'' Perkataanku di selak Dika.

"Gini deh, sebagai imbalannya lo bikinin gue kopi. Tapi....''

"Tapi apa?''

"Tapi harus lo yang buat. Juga harus enak. Manis, tapi jangan manis-manis banget. Tekstur kopinya juga harus kentel. Tambahin coklat bubuk, ga usah banyak, sedeng aja. Oke?'' Kata Dika. Nada bicaranya mengesalkan. Mengigatkanku pada tuan menyebalkan. Mana ribet banget lagi pesenannya. Yasudahlah.

"Yaudah, bentar ya,'' Kataku sambil berlalu.

Autor pov

Tanpa disadari ada seorang pemuda yang melihat Clara dari toko yang berhadapan dengan caffe. Toko itu mempunyai 2 lantai. Jadi pemuda itu tau Clara pasti tidak akan melihatnya. Dia tersenyum saat melihat Clara. Dia ingin sekali mendatanginya. Tapi untuk saat ini dia urungkan niatnya untuk melihat sejauh apa keberhasilan yang bisa dia buat.

Autor pov end

Setelah selesai Dika meminum kopi yang dibuat olehku. Dia langsung mengajakku pulang. Aku menawarkan Dika untuk mampir sejenak. Tapi dia menolak dan pamit pulang.

Ketika membuka pintu aku langsung disambut dengan adikku yang berada di ambang pintu. Raut mukanya menunjukan kesal.

"Aku pulang Raf, kenapa di sini Raf? Biasanya maen ps bareng Riki?'' Tanyaku sambil melepas sepatuku.

"Harusnya aku yang tanya, akhir-akhir ini kakak bareng sama siapa? Biasanya sama kak Riki, kak Riki juga udah seminggu gak maen kesini. Ada apa kakak sama kak Riki? Kalian berantem?'' Tanya Rafael penuh selidik. Dia belum tau saja si tuan menyebalkan datang tiap tengah malam.

"Sama Dika, temennya Riki. Emang kakak harus pulang sama dia terus? Bebas kali. Kakak yang nentuin. Apanya yang gak maen? Dia maen tiap malem tuh. Kamunya aja yang udah tidur. Ga ada apa apa. Tiap hari kan emang udah begitu Raf. Emangnya kamu anggap kakak ama tuan menyebalkan kaya gimana?'' Kataku sambil melangkahkan kaki masuk kedapur mengambil segelas air putih diikuti Rafael yang membuntutiku.

"Biasanya kalian mesra,'' Perkatan Rafael membuatku kaget juga tersedak ketika aku minum.

Byuurrr (gatausuarasemburanair)

Aku mengeluarkan air yang kuminum. Air itu tepat mengenai wajah Rafael. Rafael mengerjap-ngerjapkan matanya. Tak percaya apa yang dia alami.

"Kakaaaak!!!! Kakak bisa ga si enggak kena muka adikmu yang ganteng ini? Rusak sudah mukaku yang ganteng,'' Kata Rafael dengan suara tinggi.

"uhuk..uhuk..la..lagian kamu juga. Mesra apanya? Kamu ada ada aja si Raf. Kalo ngomong di ayak dulu kenapa si?!'' Jelasku sambil menyeka air yang keluar dari mulutku.

"Hah, padahal enakkan kak Riki dari pada yang tadi,'' Kata Rafael sambil berjalan ke kamar mandi.

Aku hanya menghela nafasku. Kenapa adikku jadi menyukai Riki? Dia sudah tau aku membencinya. lagipula dari mana mesranya? Dasar adik yang aneh.

3 hari berlalu. Terlihat siswa siswi menikmati makan siangnya. Yap, saat ini aku disekolah dan jam istirahat. Seperti biasa aku, Nia dan Erlin makan dan mengobrol. Ya walaupun aku yang tidak terlalu banyak bicara.

"Eh iya Ra, udah 3 hari ini si Riki ga dateng nemuin lo. Lo berdua berantem?'' Tanya Nia.

"Kenapa pertanyaanmu sama kaya Rafael? Aku sama dia kan emang dari awal ga cocok kalo ketemu. Berantem terus kan?'' Jawabku dengan pandangan tetap kebuku yang aku bawa.

"Terus...kenapa lo keliatannya lagi deket sama Dika? Jangan-jangan kalian...'' Kata Nia yang segeraku jawab

"Engga, gak ada apa apa. Kalian inget kan pas jenguk Rangga. Saat kamu berdua entah kemana. Dika ngajak aku pulang bareng sama dia. Semingguan lebih aku udah pulang bareng. Tapi gak ada apa apa kok, malah 3 hari yang lalu aku pengen di berenti anterin aku pulang. Ga enak juga kali. Tapi dia tetep aja kekeh,'' Jelasku sambil menutup buku yang kubaca.

"Kalo sampe lo pacaran sama Dika. Harapan gue jadi pacarnya hilang sudah,'' Kata Nia.

"Untung aja gue udah deket salah satu dari devil. Lagian ya bakal susah juga kalo jadi pacar si devil. Harus kuat batin sama fisik. Tau sediri kan fans mereka kaya gimana? Pada sadis, kita udah dapet contohnya tuh,'' Jelas Erlin sambil menunjukku sabagai korban fans devil. Dasar Erlin.

"Jangan salahin aku terus dong. Salahin Riki yang cari gara-gara terus sama aku. Kalian itu sebenernya belain siapa si?! Hah~ sudahlah jangan di perpanjang,'' Kataku.

Tak lama bel masuk berbunyi. Kami kembali kekelas sama halnya para siswa siswi lainnya. Perjalanan kekelas, aku melihat Riki yang berjalan lurus. Itu jalan menuju halaman belakang. Untuk apa dia kesana?

"Ra, liatin apaan? Ayo cepetan keburu pelajaran mtk gurunya dateng. Lo tau kan itu guru gimana?" Kata Nia yang membuatku tersadar.

"Iya iya. Sabar dong, tadi tali sepatuku lepas," Kataku bohong.

Pelajaran sedang berlangsung saat ini. Tapi pikiranku melayang entah kenapa. Aku memikirkan Riki yang biasanya mengerjaiku ketika pelajaran berlangsung, dia yang menjengkelkan, dia yang kepedean, dia yang sok sok an, dia yang membuatku marah, dia yang membuatku sedih, dia yang...hey!! Kenapa aku jadi mikirkan itu? Clara kamu itu kenapa? Sadar Ra. Harusnya kamu senang tidak ada lagi gangguan seperti itu. Kamu bisa fokus belajar. Ya benar, fokus.

Disisi lain seorang pemuda beristirahan di bawah pohon rindang. Dia membolos pelajaran hari ini karna dia memikirkan suatu rencana.

Autor pov

Tiba-tiba datang temannya yang meminta rencana selanjutnya. Namun pemuda itu hanya diam. Dia masih bingung untuk saat ini. Pemuda itu berfikir apakah rencananya akan berhasil? Kemungkinannya itu gagal. Kemudian temannya mendapatkan rencana selanjutnya yang dia beri tau ke pemuda itu.

Autor pov end

=========
Agak lama ya updetnya? Maap ya, sibuk banget abisnya heheh

Selalu di tunggu coment dan sarannya

Makasih yaaaaaa XD

Girl in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang