Hari Sial.

413 29 0
                                    

Flashback

"Wah, lo tau aja gue mau sesuatu. Besok gue mau lo free, waktu lo buat gue,'' Katanya.

"Besok jadwal kerja aku yang full. Dan aku engga mau bolos kerja,'' Sahutku.

"Enggaa, besok lo harus jalan sama gue, ga ada penolakan,'' Jelasnya dan dia pergi begitu saja.

"Kenapa banyak banget si kemauan dia yang ga bisa di tolak?''  Pikirku

~~~~
Aku putuskan untuk membolos 1 pelajaran. Sangat melelahkan bicara dengan Riki. Dia keras kepal, tapi kenapa di bisa terlihat berbeda di depan yang lain? Terlihat baik dan ramah. Tapi keyataannya menyebalkan dan keras kepala. Kurasa dia memakai topeng yang tebal dimukanya.

Matahari cukup terik saat ini. Terlebih aku yang ada di atap sekolah. Aku berada di sini karna sepertinya tempat yang aman menghindari dari seorang Riki. Yang membuatku bingung kenapa orang sepertinya dibiarkan berkeliaran ketika ada pelajaran? Memangnya dia sudah begitu pintar? Dia terkadang ada di kelasku. Entah apa yang dia rencanakan.

"Itu tempat gue,'' Kata seseorang.

Aku menoleh dan cukup terkejut. Orang yang kucari keberadaannya tadi di kantin ada di hadapanku sekarang. Yap, dia Rangga. Kenapa seseorang sepertinya ada disini? Ah mungkin dia sama sepertiku.

"Tapi aku yang lebih dulu disini,'' Jawabku.

"Gue lebih sering disini,'' Kata Rangga yang tanpa menanyakan bolehkah dia duduk disebelahku. Dasar Devil, apa semua anggota laki-laki Devil selalu tidak sopan dan bersifat ganda?

Aku tidak menanggapi perkataan Rangga.

"Apa dia begitu menyebalkan?" Tanya Rangga

" Ya sangat. Kamu juga sama saja atau semua anggota Devil menyebalkan?"

"Ye, lo kalo ngomong diayak dulu dong. Lagian lako Riki sampe kaya gitu. Itu malah bagus. Dia ga biasanya tertarik sama perempuan sampe kaya gitu. Syukurlah ternyata dia masih normal "jelas Rangga

"Yee. Ngomong diayak pak, dia kan sodara kamu. Malah dikatain begitu" kataku

" Sebenarnya cinta pertamanya tidak terlalu baik "kata Rangga pelan seperti orangb erbisik

" Hah? Apaan? " tanyaku sambil mendekatkan telingaku kepadanya

" Gapapa. Sana masuk gih. Jangan sia siakan beasiswa lo " kata rangga dan aku hanya diam. Menutup mataku dan tanpa sadar aku tertidur.

Banyak kertas yang menumpuk di mejaku. Aku saat ini mengerjakan tugas yang diminta bu mtk.Bukannya aku mendapat kebebasan. Malah membuatku mendapat hukuman. Ya salah satu teman sekelasku memberitaukan ke bu mtk aku tidur di atap sekolah. Bukan teman lebih tepatnya, tapi seseorang yang sepertinya amat membenciku karna kedekatanku pada Riki atau entah sama siapa.

Ini terlalu banyak untuk aku kerjakan sendiri. Terlebih ini sudah sangat sore, untunglah pak menejer memberiku keringanan. Aku di bolehkan tidak bekerja hari ini setelah izin darinya. Masalahnya bagaimana dengan Rafael? Aku tidak sempat membuat persediaan untuk makan sorenya.

Ah sial. Mengapa angin sore ini membuatku mengantuk. Ayo Clara, kamu harus bangun dan selesaikan tugas ini dengan cepat. Tanpaku sadari aku tertidur.

Autor pov

Seorang pemuda melewati lorong, dia sudah berencana untuk ke kelas 2-b. Saat memasuki kelas itu, tepat seperti yang dia duga. Dia mendekati Clara yang tengah menutup matanya. Dia tertidur. Pemuda itu menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Clara. Pemuda itu tersenyum.

~~

ola minaaa

di part ini ada perbaikan ya


Girl in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang