"Kak, kalau aku pergi kakak jangan kangen loh. Mungkin aja Rafael pulangnya lama banget, mungkin juga Rafael ga pulang,'' kata Rafael
"Ngapain kangen kamu? Kamu hari minggu sore juga udah pulang, kamu pasti pulang kakak yakin,'' kataku
"Kalo gitu aku pengang omongan kakak. Jangan nangis ya kalo aku ga balik lagi. Janji loh,'' kata Rafael
~~~~~~
Aku membuka mataku. Kurasakan air yang mengalir dari mataku. Aku duduk dan menghapus air mataku. Sudah 3 hari sebelum Rafael pergi study tour sampai sekarang aku mengalami mimpi yang sama. Awalnya aku tidak mengizinkannya. Hanya saja dia tetap kekeh pengen study tour.Aku menghubunginya tiap 6 jam. Dan dia baik baik saja.
Kulihat jam menunjukan pukul 4 pagi. Dari pada kulanjutkan tidur. Lebih baik aku membereskan rumah.Riki pov
Sial! Akhir akhir ini aku mengkhawatirkan Clara. Aku benar benar tidak bisa tidur. Kulihat jam menunjukan pukul 5 pagi. Kuputuskan untuk pergi menemui Clara. Biasanya dia juga sudah bangun.Aku langsung memakai jaket dan melesat ke rumah Clara. Benar saja dugaanku. Sesampainya di sana lampu rumahnya menyala. Dia pasti membereskan rumah. Tanpa babibu aku langsung saja masuk dan merebahkan diriku di sofa ruang keluarga.
Dia pasti terkejut nantinya. Membayangkan dia marah-marah sangat lucu. Aku menyukai sifatnya. Unik. Dimana semua orang menggunakan gue-lu/lo. Dia masih aku-kamu. Tidak hanya itu. Intinya aku menyukainya.
Jadi teringat awal aku bertemu dengannya. Itu terjadi 4 tahun yang lalu.
Flashback
Saat dimana awal aku kelas 3 SMP. Keluargaku sedang kacau. Aku tidak peduli lagi dengan hidupku saat itu. Dan aku mulai menyakiti diri sendiri dari merokok sampai ikut tauran. Tujuannya agar aku mati...
Malam itu aku terluka karna dipukuli dengan sekelompok anggota geng. Aku di tinggalkan di gang kecil. Aku fikir aku akan mati saat ini. Terdengar langkah kaki mendekatiku. Aku tidak terlalu melihat wajahnya karna cahaya lampu yang minim dan pengelihatanku yang tidak terlalu baik saat ini.
"Tolong!!! siapa saja tolong!" Terdengar dari suaranya dia pasti dia seorang gadis. Sial aku tidak kuat lagi. Dan seketika menjadi gelap.
Kubuka mataku, seluruhbya terlihat berwarna putih dengan bau obat-obatan. Sekarang aku tau aku berada di mana sekarang. Aku dirumah sakit. Kuarahkan pandanganku sekanan terlihat seorang wanita tertidur sambil mengenggap tanganku. Ya dia ibuku. Ternyata aku masih disayangi ya?
Setelah kejadian itu. Ayah dan ibuku kembali baik. Mungkin mereka tidak ingin melihatku menjadi anak yang nakal lagi.
Sudah beberapa hari aku disini. Berangsur-angsur luka dan sakitku hilang. Merasa bosan berada di kamar. Aku memutuskan untuk berjalan jalan menghirup udara segar. Mumpung sedang tidak ada yang menjagaku saat ini. Di perjalan ketaman aku melihat seorang gadis dengan syal merah. Aneh. Dihari yang panas seperti ini dia memakai syal?
Tanpa sengaja percakapan mereka terdengar olehku.
"Maaf suster saya mau tanya. Pasien yang aku bawa saat itu dimana ya ruangannya?" Tanyanya. Yang dibawanya? Jangan-jangan itu aku? Loh sejak kapan aku jadi kepedean gini? Ah sudahlah
"Oh kamu, dia di kamar no 205," jawab suster
"Terima kasih," katanya.
Dia membalikan tubuhnya menjadi berhadapan denganku. Agak beberapa langkah dariku saat ini. Dia melihatku dan dia tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl in Love (Revisi)
RandomCaffe mungil yang terbuat dari kayu indah itu berdiri kokoh diantara beberapa gedung gedung besar yang telihat sangat tua. Caffe ini terdapat teras kecil yang cantik, mewah juga indah. Tanaman warna warni mewarnai setiap sisi dan sudut teras kecil n...