part 11

351 28 0
                                    

Flashback

"Oh, jenguk Rangga. Bisa kok, nanti pulang sekolah lo, Nia sama lo my maid temuin gue di parkiran,'' Jelas Riki sambil berlalu pergi membawa bekalnya.

===========

Sesuai janjinya dia membawa kami berkunjung ke rumah Rangga. Kami di sambut baik disini. Seperti yang aku, Nia dan Erlin bayangkan. Rumah Rangga sangat megah dan indah. Tidak hanya kami yang menjenguk. Ternyata anggota Devil menjenguk kesini juga.

Terlihat Rangga duduk disofa putih dengan ukiran kayu yang terlihat clasik seperti sofa yang di pakai difilm Itali dengan anggota Devil lebih dulu kesini dan duduk juga.

"Thanks udah jenguk gue ya," Kata Rangga

"Gue si ga mau jengung elo Rang, cuma nganter 3 cewe ini doang," Kata Riki.

"Kalo diliat-liat si ada yang aneh ya?" Bisik Riska pada Rico.

"Iya, keliatan banget, kirain cuma gue doang yang nyadar,'' Bisik Rico.

"Eh lo berdua, jangan maen bisik-bisikan disini,'' Kata Dika.

Aku duduk di sofa memperhatikan para laki laki yang sedang asik bermain Playstation. Tak terkecuali Rangga yang notabene sedang sakit. Sedangkan, Erlin dan Nia entah kemana saat ini. Katanya si ke kamar mandi. Mungki mereka nyasar dirumah sebesar ini. Jadilah aku duduk berdua bersama Riska.

"Ra, Riki suka jailin lo?" tanya Riska membuka topik pembicaraan.

"Iya ih. Pokonya dia ngeselin banget deh," jawabku sambil mengerucutkan bibirku. Riska hanya tertawa mendengar perkataanku, bahkan para laki laki itu sempat menengok ke arah kami karena suara tawa Riska.

"Sabar ya, dia emang gitu.." ujar Riska

"Lo ketawain apaan Ris? Bisa sampe ngakak gitu?'' Tanya Rico sambil memandang Riska sebentar.

"Gapapa kok, ga penting,'' Jawab Riska. Yang tadinya Dika duduk disamping Riki. Karna penasaran, Dika mendekatiku dan Riska. Kemudian dia duduk disampingku.

"Ra, lo kerja di caffe ya? Biasanya pulang jam berapa? Enak ga si kerja di sana?'' Tanya Dika.

"Iya, biasanya pulang jam 5 an. Awalnya enak, tapi karna itu, jadi ga enak,'' Jawabku pelan sambil menunjuk orang yang ku maksudkan. Dika tersenyum licik.

"Jauh ga jarak rumah lo dari sana? Kalo jauh gue mau kok anter lo,'' Tanya Dika dengan nada bicara yang dikencangkan sedikit. Aku berfikir sejenak.

Kalau aku ikut dengannya aku bisa jauh dari tuan menyebalkan. Ya lumayan juga buat ngirit ongkos. Loh? Sejak kapan aku jadi mikir jahat gitu? Tapi emang lumayan. Harus bagaimana ya?

"Ra, jawab dong. Gapapa kok gue rela jadi tukang ojek lo biar lo ga kenapa-napa di jalan. Kalo lo ada apa-apa gue nyalahin diri gue. Lo terluka gue ikut terluka. Lo seneng gue seneng,'' Penjelasan Dika membuatku tersipu malu. Entah kenapa kalau bersamanya aku merasa aman dibanding dengan si tuan menyebalkan.

"Iya deh,'' Jawabku

"Cie ada yang pdkt. Ah bikin iri aja lo berdua,'' Perkataan Riska membuatku merasa pipiku merah sekarang.

"Lo jangan di situ mending Ris, lo penganggu pdkt aja,'' Sahut Kevin.

"Gue kaya obat nyamuk ya? Dari pada jadi obat nyamuk gue ke Rico aja ah,'' Kata Riska sambil mendekati Rico.

"Jangan biarkan aku dengan rasa canggung ini,'' batinku menanggis kebingungan.

"Lo pada mau minum lagi ga? Kalo emang mau gue suruh Dika buat buat,'' Kata Rangga.

"Enak lo ya nyuruh gue, berasa pembantu gue. Gue kan tamu disini Rang,'' Sahut Dika.

"Ya jangan di rasain lah,'' Kata Rico.

"Rang, bikin minum sana. Aus nih gue,'' Kata Riki dengan pandangannya yang tidak lepas dari layar tv.

"Anjir ya lo, yaudah gue buat tapi Clara bantuin gue juga ya,'' Kata Dika sambil tersenyum licik.

"Iya, gapapa gih sana,'' Sahut mereka kecuali Riki.

"Gue ga jadi deh. Udah ga usah bikin,'' Kata Riki.

"Yaudah kalo lo ga mau. Ya kita-kita aja iya ga all?'' Tanya Riska dengan wajah yang terlihat ingin mengerjai seseorang atau aku yang di kerjainya?

"Yes,'' Serempak Rangga, Rico, dan Kevin

"Tapi...'' Kataku yang terhenti karna di selak Dika.

"Oke, ayo Ra,'' Kata Dika sambil menarik tangganku ke dapur. Entah suasana apa yang akan terjadi nanti.

"Rik maen selow aja kali. Sampe begitu maennya,'' Kata Rangga yang melihat cara main Riki yang berbeda.

"Suka-suka gue dong. Ada masalah gue maen kaya gini?'' Tanya Riki dengan sewotnya.

"Yeee sewot banget si lo. Abis makan apaan lo? Apa lo kesambet?'' Tanya kevin penuh selidik.

"Berisik lo, udah maen yang bener aja lo,'' Kata Riki.

"Dia abis makan hati kayanya tuh. Iya ga all?'' Kata Rangga

"Berisik lo semua,'' Kata Riki dengan kesalnya.

Kemudian aku kembali sambil membawa minum di bantu dengan Dika yang membawa sebagian. Terlihat Erlin dan Nia muncul sekarang.

"Lin, Nia kalian dari mana? Kok baru muncul?'' Tanyaku.

"Gue sama Nia nyasar,'' Jawab Erlin.

"Iya, rumah Rangga kegedean si,'' Kata Nia.

"Lah jadi salahin rumah gue lo berdua,'' Sahut Rangga.

"Emang kok,'' Serempak mereka berdua. Aku tertawa kecil.

"Udah minum dulu lo berdua. Pasti keausan kan? Tu udah gue buatin bareng Clara,'' Kata Dika.

"Lo buat berdua? Lo ga apa-apain Clara kan?'' Tanya Erlin dengan paniknya.

"Engga kok Lin,'' Kataku.

"Enggak elah. Gue mah ga sejahat itu,'' Jawab Dika.

---=o0o=---

Autor pov

Terlihat mereka tertawa ria saat ini. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang terlihat kesal. Atau mungkin mereka tahu tapi mereka sengaja melakukannya. Karna mereka pikir akan seru mengerjai dia.

========

Efek tugas numpuk nih. Duhh maaf ya kalo ga nyambung

Jangan lupa comen san sarannya, thanks:)

Girl in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang