Part 16 - Ditemani Sang Pemburu

107 2 0
                                    

Thanks for reading guys. 

Hope you enjoy this part. Semoga part ini memberi senyuman untuk kalian hari ini. Vote dan comments akan selalu aku tunggu:)

Terimakasih dan selamat membaca. Maaf kalau ada kesalahan, seperti kalimat yang kurang efektif, typo atau kesalahan teknis lainnya. Thankyou!xo

********

"Cinta tak bisa di paksakan dalam hal datang dan pergi. Biarlah datang tanpa harus memaksa, dan biarlah pergi tanpa harus menahan. Karena cinta yang kamu berhak dapatkan akan selalu kembali tanpa kamu minta" - Author.

******** 

Author's POV

Sheila memasuki pintu masuk restaurant tempat dimana ia berjanji dengan Juan Reynand Mahendra, seorang lelaki yang menjadi teman sekaligus pengagum Sheila. 

Lelaki ini bahkan bisa melakukan apa saja yang Sheila inginkan, apa saja agar Sheila mau berdekatan dengannya. Sebenarnya, Sheila senang dengan perlakuan Juan, tetapi gadis ini lebih memilih memanfaatkan kebaikan hati Juan untuk hal ini. 

Sheila manusia juga, punya hati juga. Orang jahat pun punya hati nurani juga, yang setidaknya menyentil hatinya untuk merasa bersalah atas apa yang ia lakukan. Hidup bukan seperti di sinetron-sinetron, yang membuat peran seorang antagonis seperti tidak punya hati lagi. 

Sebelum duduk di hadapan Juan, Sheila membisikkan kata maaf di dalam hatinya untuk Juan, karena memanfaatkan kebaikan hatinya itu. 

"Apa kabar? Sudah lama kita tidak berjumpa ya, Sheila" ujarnya, Sheila agak tesentil dengan perlakuan Juan kali ini, begitu lain dengan Juan yang ia temui 5 tahun yang lalu. 

"Ya, begitulah." Mereka agak berbasa-basi sedikit, lalu Sheila mulai melancarkan serangannya. Sebagai murid dari jurusan psikologi yang akan lulus beberapa saat lagi, dia bisa memanipulasi pemikiran seseorang dengan mudah. 

"Ju, kamu masih ingat Orion?" tanya Sheila, memulai aktingnya dengan cemerlang. 

"Ya, dia itu orang yang kamu suka kan?" terdengar jelas rasa cemburu dari mulut Juan. Membuat Sheila makin gencar menyerangnya dengan teknik psikologinya. 

"Ya, sekarang dia bertunangan dengan orang lain" ujar Sheila sendu sambil menerawang ke arah Juan. Juan menangkap hal itu, terkesan sedih dan melankolis sekali.

"Tetapi, dia tidak mencintai orang itu" ujar Sheila kembali. Sheila menatap lelaki itu. "Ju, kamu tahu aku sangat mencintai Orion, tetapi dia di paksa bertunangan dengan gadis itu. Gadis itu merengek meminta papanya untuk menunangkannya dengan Orion, dan berhasil" cerita Sheila panjang lebar. 

"Gadis itu punya relasi dengan papa Orion?" tanya Juan kembali. 

Sheila mengangguk. "Tepat sekali" ujarnya sambil menghela nafas. 

"Aku ingin dia kembali padaku, Ju. Tetapi mungkin halnya tak akan sama lagi" ujar Sheila sambil sesekali melirik Juan. Juan menghela nafasnya. 

"Jadi, apa yang kamu ingin aku lakukan?" tanya Juan. Lelaki itu sudah pernah di mintai Sheila menjauhkan salah satu gadis yang pernah dekat dengan Orion selain gita, beruntungnya dia karena gadis itu juga tidak mendapatkan tanggapan apa-apa dari Orion. 

Juan kira hal ini juga sama seperti hal dulu itu. Orion terlihat acuh, ketika Juan mendekati gadis itu. Gadis itu terpikat mudah dengan Juan, tetapi dengan mudah juga melepaskan Juan. Juan tidak masalah karena bagi lelaki itu, Sheila lah yang akan terus memiliki hatinya. 

"Tolong buat gadis itu menjauh dan terikat sama kamu" Juan bisa menebak, tetapi halnya akan sulit, dia berhadapan dengan gadis manja yang semua permintaannya ingin dikabulkan dan gadis ini tunangan Orion, setidaknya itu yang ada dalam pikirannya. 

The Melody of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang