Update, update, update hihi.
Vote dan comments akan selalu ditunggu ya!:D Terimakasih sudah mau menyempatkan membaca, guys. Maafkan author kalau ada kalimat yang efektif, error dalam hal pengetikan, penggabungan kalimat dan lain-lain, atau tidak sesuai dengan EYD. hihi.
Enjoy, guys!
******
"Benarkah ini cinta? Bukan suatu racun yang perlahan dapat membunuhmu? Benarkah ini cinta yang kalian anggap suci? Benarkah ini cinta yang kalian selalu dambakan? Yang aku dapatkan hanya perih yang menggerogotiku setiap kali aku melihat cinta itu. Cinta yang kejam, meninggalkan kesan indah ketika perlahan cinta itu membunuhku." - Melody
******
Author's POV
Pagi ini, Orion melakukan rutinitas seperti biasa. Pergi ke kantor lalu pulang, terkadang menyempatkan diri ke rumah Melody jika sempat. Selain, dia ingin lebih mengenal kebiasaan Melody, alasan yang selama ini tak sadar ia lakukan adalah ia tidak bisa tidak melihat wajah calon istrinya itu untuk satu hari saja.
Kali ini dia sedang berada pada jam makan siang, duduk sendiri di sebuah cafe sambil menjawab pesan-pesan singkat dari sang calon istri, dengan tambahan seulas senyuman yang terkadang muncul ketika membaca pesan dari Melody.
Tak usah ditanya, orang lain pun tahu dia itu seperti orang yang sedang dimabuk cinta. Hanya dia tidak pernah menyadari hal itu.
Bahkan Gita sampai geram dengan penyangkalan Orion tiap gadis itu menangkap basah Orion yang tengah menatap Melody melakukan sesuatu hal sepele, atau tersenyum sendiri melihat pesan-pesan yang dikirimkan Melody padanya.
Nenek-nenek aja tau kamu itu kayak anak ABG lagi jatuh cinta! Giliran akademik aja seratus, urusan cinta nol besar. Aku kasihan sama Melody punya tunangan kayak kamu, Ri. ujar Gita berapi-api.
Setelah itu perdebatan tentang jatuh cinta dan hal-hal sepele muncul diantara mereka, dan diakhiri tawa kemenangan Orion dan bibir yang mengerucut ala-ala cemberut Gita.
Sejak kapan mereka berdua menjadi akur seperti sedia kala, tidak ada yang tahu.
Tiba-tiba dia merasa kursi di hadapannya sudah tertarik dan seseorang duduk di hadapannya.
Matanya yang kini menatap perempuan itu mendingin seperti biasa, dan senyuman yang baru muncul kini berubah menjadi tatapan datar.
Mau apa dia? batin Orion.
"Aku boleh ikut makan?" tanya Sheila. Orion hanya mengangguk kaku, lalu sibuk dengan ponselnya lagi. Dia sedang menunggu makanannya sementara Sheila memesan makanannya. Dia agaknya tidak terlalu suka perempuan ini mengikutinya terus menerus.
Setiap makan siang, wanita ini selalu mengikuti Orion dan meminta gabung dengannya, kesan yang ingin perempuan itu berikan pada Orion adalah jika dia tidak sengaja bertemu dan ingin ikut makan dibanding makan sendiri, tetapi jika hal itu dilakukan setiap hari, siapa yang tidak tahu kalau itu dilakukan dengan sengaja?
Dan catat, Orion tidak sebodoh itu.
"Aku lihat kamu senyum terus daritadi. Ada apa?" tanya Sheila lagi. Orion menyadari, sifat gadis ini yang awalnya manja terhadapnya, sekarang berubah. Dia tak lagi manja tetapi lebih ingin tahu apa yang ia kerjakan, dan itu lebih mengganggu.
"Apa kamu perlu tahu?" tanya Orion dengan nada khasnya, dingin, datar, dan tidak bersahabat.
"Tentu saja" ujar gadis itu percaya diri. Orion menyeritkan dahinya, lalu melanjutkan kegiatannya tanpa menghiraukan gadis yang ada di hadapannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Melody of Us
RomanceCerita ini tak ubahnya sebuah cerita cinta biasa. Dengan tokoh yang biasa. Seorang yang dingin dan seorang yang begitu aktif, dipersatukan dalam sebuah keinginan panah sang pemanah cinta. Mereka diikat sebuah cincin, tanpa cinta awalnya. Tetapi p...