Pria itu berkata pada Yunhee bahwa pertemanan mereka tidak sedekat itu.
Tidak sedekat itu.
Seharusnya kalimat itu tidak terdengar menyakitkan bagi Yunhee. Tidak saat Yunhee begitu menantikan malam itu, malam yang ditunggu-tunggu selama tujuh tahun. Malam di mana akhirnya dia bisa menguatkan dirinya untuk bisa menguatarakan perasaan terpendamnya. Nyatanya setelah Yunhee menyatakan tiga kalimat simpel-tapi tidak sangat simpel itu-pada pria yang dikaguminya, kemudian mendapatkan respon seperti itu, dia terpuruk. Itu sangat menusuk, sangat menyakitinya.
Awalnya hanya cinta monyet anak muda. Waktu itu, Yunhee dan pria itu masih berada di bangku SMP. Melewati masa SMA, Yunhee semakin kesulitan untuk berhenti memikirkan pria itu. Dia mungkin saja malas pergi ke sekolah jika saja pria itu tidak ada. Pria itu adalah penyemangat baginya. Lambat laun, perasaan bodoh itu semakin berkembang dan mendalam. Sehingga sulit bagi Yunhee untuk membuang bayang-bayang wajah pria itu dari benaknya.
Jika dikatakan mereka tidak sedekat itu, Yunhee sangsi akan hal tersebut. Kenyataan bahwa mereka pernah satu kelas bersama tidak dapat dipungkiri, tapi pria itu tidak benar-benar melihatnya. Pria itu tidak benar-benar menganggap keberadaannya, seolah Yunhee hanya serpihan debu.
Kini, sepuluh tahun berlalu semenjak perasaan itu tumbuh. Empat tahun terlewati setelah pernyataan mengenai perasaannya lewat chatting di media sosial. Usia Yunhee sudah tidak remaja lagi, dia sudah dewasa. Dulu, dia memang sangat bodoh dan ceroboh dan menyebalkan. Menganggu pria yang disukainya lewat pesan tidak jelas, berpura-pura menjadi orang lain untuk bisa tahu lebih jauh tentang pria itu, dan banyak lagi kelakuannya yang membuat pria itu merasa risih, sebal, dan bahkan benci padanya. Kini, Yunhee sudah tidak melakukan tindakan yang dapat membuat dirinya dibenci oleh pria itu lagi. Oleh karena itulah, dia mencoba menahan dirinya untuk menghubungi pria itu. Sehingga hingga detik ini-meskipun dia tahu nomor kontak pria itu, berteman di facebook dan twitter dengannya, Yunhee berusaha keras untuk tidak menghubunginya melalui media manapun.
Di dalam lubuk hati Yunhee yang terdalam, dia tahu bahwa pria itu tidak tertarik padanya. Bahwa semua usaha yang dia lakukan akan sia-sia, karena kau tidak bisa memaksakan kehendak orang lain. Yunhee tidak dapat memaksa pria itu untuk memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Ini terdengar menyedihkan, yah, terlebih dengan kenyataan bahwa pria itu adalah cinta pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridiculously Demanding (Kyuhyun Fanfiction)
FanfictionCinta Pertama. Orang bilang tak terlupakan. Nyatanya benar, itu memang benar. Tetapi bagaimana jika cinta pertamamu sangat membencimu hingga dia tidak tahan meski melihat sejengkal rambutmu saja? ■■■ Yunhee berusaha berhenti mencintai pria itu. Perc...