WARNING!!!
I DON'T RECOMMEND THIS FOR YOU WHO ARE UNDER 18 .
READ AT YOUR OWN RISK.
PS: Aku tulis full versionnya di blog pribadi aku yang entah kapan publishnya, karena memang duluan di sini daripada di blog aku itu. Bagi yang penasaran, silakan bersabar dulu, baru kemudian berkunjung ke blog http://gameizzeyong.wordpress.com/. Untuk pertanyaan mengenai bagaimana mengakses blog aku yg diprivate, silakan tanya di halaman conversation, di profil aku. Thanks ^^
PS AGAIN: THIS CHAP IS UNEDITED, SO JUST BEAR WITH THE TYPO.
***
Yunhee mengumpat keras dari dalam mobilnya. Dia benci macet. Ini seharusnya tidak terjadi jika saja dia bisa menghindari Kyuhyun lebih cepat. Sungguh sial.
Getar ponsel adalah satu-satunya benda yang mengalihkan perhatiannya, meski untuk sesaat saja. Dia meraih ponselnya dari dasbor, menekan tombol hijau saat layar menunjukkan nama Hanyeong, lalu memilih tombol pengeras suara.
"Ya, Hanyeong?"
"Kau sudah pulang?" Hanyeong bertanya, seperti sedang tergesa-gesa.
"Ya." Kata Yunhee. "Sebenarnya aku masih di jalan, terjebak macet. Ada apa?"
"Aku sangat butuh pertolonganmu, Yunhee."
"Ada apa? Apa yang bisa kubantu?"
"Ibuku mendadak saja pingsan saat kami memeriksakannya ke rumah sakit, sekarang dia sedang menjalani perawatan di UGD. Aku berharap aku bisa mengantarkan berkas yang dibutuhkan Tuan Cho tapi aku tidak bisa karena aku harus menemani ibuku, sedangkan Tuan Cho meminta berkasnya dikirimkan ke rumahnya sebelum pukul delapan. Kau tahu maksudku, 'kan, Yunhee?"
Yunhee mengerti, dia sangat mengerti kepanikan rekan kerjanya. Hanya saja mengapa harus masalah yang berhubungan dengan Kyuhyun lagi?
Mendesah diam-diam, dia mencoba tenang sambil menjawab. "Aku mengerti Hanyeong. Tapi apakah ibumu baik-baik saja?"
"Kuharap dia baik-baik saja."
"Baiklah, di mana kau menaruh berkasnya? Dan jenis berkas apa yang kita bicarakan?"
"Perjanjian kerja sama CKH-Tech dan SKT Inc., perusahaan milik Choi Dongho. Berkasnya ada di mejaku dan kuncinya aku sembunyikan di sepatu cadangan yang aku taruh di bawah meja."
"Oke, oke."
"Dan Yunhee, kunci rumahnya juga ada di meja itu. Cari saja kunci berbentuk elips berwarna putih dengan lambang CKH. Pastikan kau memasuki rumahnya diam-diam, karena dia paling benci diganggu. Oh, kau tahu di mana dia tinggal, 'kan?"
"Iya, aku tahu dan sangat mengerti."
"Terima kasih, Yunhee, terima kasih. Padahal ini hari terakhirmu, tapi aku tidak tahu harus minta tolong kepada siapa lagi."
"Tidak apa, Hanyeong. Aku akan melakukannya, demi kau dan ibumu. Semoga ibumu bisa melewati ini dan lekas sembuh."
"Ya, terima kasih banyak sekali lagi dan berhati-hatilah di jalan."
"Aku tahu."
Dengan itu, Yunhee memutar balik dan mengambil arah yang berlawanan. Untungnya jalanan ke kantor tidak semacet jalan menuju rumahnya. Jika tidak, ini pasti akan menjadi malam yang panjang.
***
"Argh!!!!!"
Kyuhyun menyingkirkan seluruh benda yang ada di atas meja kerja menggunakan lengannya, melemparnya ke sembarang arah dan membuat lantai rumahnya berantakan. Karpet biru tua itu kini diselimuti oleh berbagai macam kertas, entah itu berkas penting atau bukan, hanya Kyuhyun yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridiculously Demanding (Kyuhyun Fanfiction)
FanfictionCinta Pertama. Orang bilang tak terlupakan. Nyatanya benar, itu memang benar. Tetapi bagaimana jika cinta pertamamu sangat membencimu hingga dia tidak tahan meski melihat sejengkal rambutmu saja? ■■■ Yunhee berusaha berhenti mencintai pria itu. Perc...