Yunhee sedang duduk di sebuah kafetaria bersama Hanyeong, kepalanya tertunduk dan wajahnya tampak lesu. Dia memainkan sebuah sedotan dengan jari-jari mungilnya, menatap dengan tidak fokus selagi melakukan hal tersebut.
Hanyeong melirik Yunhee dengan tatapan prihatin, dia sendiri tidak merasa nyaman melihat temannya melamun seperti itu.
"Apa yang telah terjadi semalam, Yunhee-ya?" Hanyeong bertanya cemas.
Itu sontak membuat Yunhee mendongakkan kepalanya. "Bagaimana kau tahu-"
"Aku mendengar karyawan lain membicarakan tentang pesta reuni itu, mereka bilang kau pergi dengan Tuan Cho."
Yunhee tersenyum sinis sambil mengembalikan pandangannya pada gelas yang sedang digenggamnya, tiba-tiba saja tangannya berkeringat padahal gelas itu berisi soda dingin.
"Mereka benar," Dia mengklarifikasi. "tapi maaf Hanyeong, aku tidak bisa menceritakan apapun. Aku bahkan tidak ingin mengingatnya kalau aku bisa."
"Seburuk itu ya?" Hanyeong menggeleng penuh keprihatinan. "Kurasa itu menjelaskan kenapa Tuan Cho sendiri hari ini sedang dalam keadaan yang tidak begitu baik."
"Apa maksudmu?"
"Kau tidak tahu?"
Jelas Yunhee tidak tahu. Seharian ini dia berusaha keras untuk menghindari Kyuhyun, sebisa mungkin dalam setiap kesempatan, mengambil waktu yang tepat untuk keluar dari ruangannya agar tidak berpapasan dengan bosnya itu.
Yunhee mempersiapkan kopi dan membersihkan meja Kyuhyun pagi-pagi sekali sebelum sang empunya datang, kemudian meletakkan jadwalnya di sana. Pada jam makan siang, dia memesankan pria itu makan siangnya dan menitipkannya pada Ji-Ohn. Dia juga menyelesaikan pekerjaannya di dalam ruangannya sendiri, entah itu menyortir file atau membuat presentasi Kyuhyun untuk beberapa pertemuan penting ke depan. Sejauh ini dia berhasil. Itulah kenapa dia sama sekali tidak tahu keadaan seperti apa yang bosnya alami pagi ini.
"Tidak." Yunhee menggeleng.
Sebenarnya dia sangat penasaran, tetapi dia sudah berjanji di depan wajah Kyuhyun bahwa dia tidak akan mengusik kehidupan pria itu, tidak akan pernah lagi. Jadi sekarang Yunhee memilih untuk bungkam dan tidak memberikan respon apapun. Namun Hanyeong tetap memberikan penjelasan meskipun Yunhee tidak memintanya.
"Yah, seperti biasa hari ini dia uring-uringan dan berada pada level paling menyeramkan. Dia tidak berteriak hari ini, itu bagus, hanya saja dia diam dan memberi kami semua tatapan membunuhnya. Itu jauh seribu kali lipat lebih buruk dari apapun." Hanyeong bercerita.
"Oh." Yunhee tidak begitu tertarik dengan keadaan Kyuhyun saat ini, jadi dia memberikan respon singkat hanya untuk bersopan santun pada Hanyeong.
Dipikir-pikir lagi, jika suasana hati Kyuhyun yang buruk ada sangkut pautnya dengan kejadian kemarin, seharusnya bukan pria itu yang marah. Seharusnya Yunhee lah yang memiliki hak untuk marah. Dalam hati, dia tertawa sinis. Bukan, pasti bukan karena masalah kemarin yang membuat pria itu uring-uringan. Pasti karena masalah lain, ya, dia yakin sekali.
"Dan terkadang Tuan Cho sering tak terduga, pagi ini dia menyuruhku untuk memesankannya kasur baru. Apa itu masuk akal bagimu?" Hanyeong berkata di antara mulutnya yang dipenuhi roti.
Yunhee terkekeh melihat tingkah konyolnya. "Tidak sama sekali."
"Nah, apa kubilang." Hanyeong menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Sial." Dia tiba-tiba mengumpat pelan.
"Ada apa?" Yunhee melihat Hanyeong terpaku di tempatnya dengan tatapan ngeri dan panik, itu membuatnya ikut panik.
"Tuan Cho."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridiculously Demanding (Kyuhyun Fanfiction)
FanfictionCinta Pertama. Orang bilang tak terlupakan. Nyatanya benar, itu memang benar. Tetapi bagaimana jika cinta pertamamu sangat membencimu hingga dia tidak tahan meski melihat sejengkal rambutmu saja? ■■■ Yunhee berusaha berhenti mencintai pria itu. Perc...