"Berikan tanganmu."
Yunhee sedang membasuh tangannya dengan air keran di dapur kantor, berharap perih yang dia rasakan mereda, saat Kyuhyun mencengkeram lengannya dan menggantikan kegiatan yang sedang dia lakukan beberapa detik yang lalu itu secara paksa. Dia meringis dan mengaduh kesakitan, luka di lengannya benar-benar seperti neraka. Dia merasa terbakar dan kepanasan.
"Tidak perlu." Yunhee menangkis tangan pria itu dan mulai mengelus pelan lengan kanannya.
"Bukan seperti itu caranya,"
"Aku bisa melakukannya sendiri!" Bentak Yunhee, mulai kesal dengan tingkah menyebalkan bosnya.
"Maukah kau mendengarku sekali saja!?" Kyuhyun membentak balik, suara kerasnya membuat Yunhee sedikit terkejut. "Begini cara yang benar."
Kyuhyun mengambil alih kendali, kembali meraih lengan kanan Yunhee dengan hati-hati kemudian mulai membasuhnya dengan cara yang dia pikir benar.
Apa pria itu pikir Yunhee bodoh atau sama sekali tidak bisa mengurus dirinya sendiri? Dia tahu apa yang dia lakukan, Kyuhyun tidak perlu bertingkah seolah dia peduli.
Sesuatu seperti gumpalan tersangkut di tenggorokannya, sehingga membuatnya sulit bernapas dengan benar. Air mata tertahan dan siap untuk menetes, sulit sekali untuk dikendalikan. Yunhee merasa begitu emosional, apa yang terjadi padanya?
Perlakuan baik Kyuhyun.
Dia tidak mengira akan mendapatkan itu, setelah sekian lama.
Meskipun kali ini Yunhee tidak membantah, dia memilih untuk diam dan tidak memedulikan apa yang sedang bosnya lakukan padanya. Kyuhyun sendiri memilih untuk tidak pula bersuara selama dia membasuh lengannya.
"Kau tahu aku tidak butuh bantuanmu." Yunhee berkata lirih.
Kyuhyun mengangkat kepalanya tetapi tidak merespon pernyataan Yunhee, melainkan menggiringnya ke tengah-tengah dapur. "Duduk." Perintahnya tegas. Yunhee melirik meja dapur berbentuk L di sebelahnya, kemudian menatap tajam Kyuhyun. "Kubilang duduk."
Bajingan yang suka menuntut.
Pemaksa.
Mau tidak mau, Yunhee menuruti perintah itu. Dia mendaratkan bokongnya dia permukaan marbel silver itu, tapi kemudian meringis setelah menyentuhnya dengan tangan. Permukaannya cukup dingin.
Mulanya Kyuhyun hanya berdiri di hadapannya, tidak mengatakan apapun lagi. Tatapan intens pria itu membuat Yunhee sekali lagi menahan air matanya, kenapa mata itu terlihat begitu menghipnotisnya?
"Kau baik-baik saja?"
Bukankah jawabannya sudah jelas? Dia tidak baik-baik saja. Perih di lengannya, sesak di dadanya, semuanya sangat tidak baik-baik saja! Mendadak Yunhee merasa kasihan pada dirinya sendiri. Hidupnya tidak pernah berjalan seperti apa yang dia mau, tidak pernah mulus dan selalu menyedihkan seperti ini.
Dia hanya wanita miskin yang besar di keluarga miskin, dia merasa dirinya tidak terlalu pintar, apalagi cantik. Jauh dari kata menarik. Pria yang dia cintai tidak pernah menyadari keberadaannya, kemungkinan besar membencinya. Namun Tuhan baik, Hyukjae datang ke kehidupannya-ya, tentu kita kembali ke masalah Hyukjae-dan pria itu membuatnya merasa dia adalah wanita tercantik yang ada di dunia, menyanjungnya, mencintainya dengan tulus. Meskipun sekarang semua sudah berubah, dia harus siap melepas pria itu kapan saja.
Oh, itu tidak seberapa. Penderitaannya tidak berhenti di sana, dia tidak pernah disenangi di lingkungan kerja manapun dan hari ini dia mendengar dirinya menjadi bahan gosip. Yunhee juga selalu sial dalam hidupnya, lihat saja lengannya sekarang, itu adalah hasil kesialannya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridiculously Demanding (Kyuhyun Fanfiction)
FanfictionCinta Pertama. Orang bilang tak terlupakan. Nyatanya benar, itu memang benar. Tetapi bagaimana jika cinta pertamamu sangat membencimu hingga dia tidak tahan meski melihat sejengkal rambutmu saja? ■■■ Yunhee berusaha berhenti mencintai pria itu. Perc...