Declaration and Separation

9K 644 34
                                    

"Yunhee, katakan sesuatu." Bisik Kyuhyun ketika Yunhee tidak bersuara sejak percintaan mereka tadi.

"Apa yang harus aku katakan?" Yunhee malah balik bertanya, suaranya sangat serak dan tidak nyaman. Dia baru sadar bahwa tenggorokannya sangat kering.

"Apa saja."

"Aku haus."

Dalam sekejap, Kyuhyun sudah bangkit dari tempat tidur dan kembali dengan membawa segelas air. Kyuhyun merangkak naik ke tempat tidur, menatap Yunhee yang berbaring miring dan memunggunginya, napas wanita itu teratur seperti sedang tertidur.

"Jangan terlelap dulu." Kata Kyuhyun. "Ini, minumlah."

Yunhee bergerak, dia duduk tegap lalu meraih gelas air putih dari tangan Kyuhyun. Dia meminumnya dalam sekali teguk, kemudian mengembalikannya pada Kyuhyun. Saat Kyuhyun sedang berusaha meletakkan gelas itu di nakas, Yunhee mengambil kesempatan itu untuk kembali berbaring dan memunggungi pria itu.

Dia merasa sangat canggung.

***

"Hey," Kyuhyun memanggil Yunhee. Ketika tidak juga mendapatkan respon, dia ikut berbaring di samping Yunhee dan memeluk wanita itu dari belakang untuk kesekian kali. "kau menghindariku lagi."

Tidak ada respon.

"Kau malu?"

Tidak ada respon.

"Kau menyesal?"

Tetap tidak ada respon.

Kyuhyun meremas rambutnya dengan gusar, dia cemas bahwa dia telah melakukan kesalahan atau bahkan mengatakan sesuatu yang membuat Yunhee tidak ingin bicara lagi padanya.

"Apa kau tidur?"

"Tidak," Yunhee akhirnya menjawab lirih.

"Ada apa, hmm?"

"Apa yang kita lakukan?"

"Apa maksudmu dengan apa yang kita lakukan?"

"Kau, aku, semua ini, apa?"

"Kita baru saja melakukan seks, apa itu kurang jelas bagimu?" Kyuhyun mengernyit, sepenuhnya heran dengan sikap aneh Yunhee.

"Kau cukup sadar untuk ukuran pria yang tidak terbiasa minum wiski,"

"Kau pikir, semua ini terjadi karena aku mabuk?" Kyuhyun terkekeh. "Kau salah, Yunhee."

"Lalu kenapa?"

"Kau boleh berspekulasi."

"Karena kau terangsang? Atau karena kau kesepian ditinggal Dalbi?" Yunhee menerka dengan beraninya. "Aku tidak bisa berpikir tentang kemungkinan yang lebih masuk akal lagi."

Kesal. Yah, harus Kyuhyun akui bahwa dia kesal. Apa wanita ini pikir malam tak terlupakan ini terjadi karena kefrustasiannya?

Kyuhyun menarik lengan Yunhee, memaksa wanita itu untuk membalikkan badan dan menatapnya. Ini tidak akan berhasil jika mereka berbicara tanpa menatap satu sama lain. Dia segera menaiki tubuh Yunhee, memenjara tubuh wanita itu dan menatapnya lekat-lekat. Kaget, Yunhee membelalakkan mata, nafasnya tersengal.

"Tidak, Yunhee, aku tidak ditinggalkan. Aku lah yang meninggalkannya. Lucunya, aku tidak menyesali keputusanku." Katanya tegas. "Dan asal kau tahu, terangsang adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaanku setiap kali aku melihatmu. Tapi tidak, bukan itu alasan sesungguhnya. Kau mau tahu kenapa?"

"Tidak, aku tidak mau-"

"Karena rasanya sangat menyenangkan memiliki seseorang yang setia mencintaimu selama empat belas tahun." Potong Kyuhyun secepat kilat, tidak mengindahkan Yunhee. Kalimatnya berhasil membuat wanita itu bungkam. "Dan aku ingin membuktikannya padamu."

Ridiculously Demanding (Kyuhyun Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang