****
10 tahun yang lalu
****
Nabila baru saja lulus SMP ketika kakaknya, Rangga, mengajaknya untuk mendaki gunung. Gadis itu terlalu senang hingga ia rasanya ingin melompat-lompat seperti kelinci. Yang jelas tidak akan ia lakukan karena mereka sedang duduk di dalam mobil. Melaju ke tempat di mana Rangga berkata bahwa teman-temannya telah menunggu.
Nabila terpaut umur cukup jauh dengan Rangga. Kakak laki-lakinya itu telah berusia dua puluh dua tahun dan sudah dalam masa akhir kuliah kedokterannya. Hobinya adalah naik gunung. Entah sudah berapa gunung yang berhasil ia taklukan.
Setiap kali Rangga berhasil mendaki gunung baru, ia akan pulang dengan berbagai cerita untuk dibagi dengan Nabila. Dan seperti remaja penuh rasa penasaran lainnya, Nabila akan mengangguk antusias ketika Rangga bercerita.
Mereka sampai di tempat yang telah dijanjikan. Beberapa orang sudah berkumpul. Rangga meninggalkan Nabila bersama perempuan yang lain dan meminta mereka untuk menjaga gadis itu ketika ia ingin mengecek kondisi cuaca bersama para laki-laki.
Nabila menjadi yang paling muda dan paling menggemaskan di sana. Teman-teman perempuan Rangga memperlakukan Nabila dengan baik. Kecanggungan yang awalnya dirasakan oleh gadis itu akhirnya menguap dan ia dengan riang berbaur dengan yang lain.
Malam sudah berkuasa ketika mereka memulai pendakian. Rangga tak pernah berada lebih dari satu meter dari Nabila. Sesekali ia menepuk pundak adiknya memberi semangat.
Gadis manis itu memandang sekelilingnya yang mulai gelap. Jelas ia merasa takut, namun diusirnya jauh-jauh dengan mengingat cerita-cerita Rangga yang menyenangkan ketika malam tiba.
"Masih kuat?" Rangga meledek dari belakang. Membuat Nabila cemberut dan mengambil langkah lebih cepat.
"Kalau capek bilang ya."
"Iya bawel ih!" gerutu Nabila sambil menepis tangan Rangga yang mengacak-acak rambutnya.
Mereka ingin mengejar matahari terbit dari atas gunung paling aktif di Indonesia ini. Pos satu sudah mereka lewati sejak setengah jam yang lalu. Kini mereka melanjutkan ke pos dua. Jalan yang dilalui mulai sulit dengan kemiringan yang tinggi.
Di pos dua, Nabila benar-benar kelelahan dan kedinginan. Ini pertama kalinya ia mendaki gunung. Ia tak tahu bahwa akan selelah ini. Mereka baru sampai di pos dua, dan masih ada satu pos lagi sebelum mereka benar-benar sampai di puncak.
"Bil, sehat?" Rangga tertawa-tawa sambil menyerahkan botol minumnya pada Nabila.
"Sehat!" seru Nabila kesal karena sepanjang perjalanan kakaknya terus meledek tentang Nabila yang memiliki stamina cetek.
"Kalau udah nggak kuat, kita bisa tunggu di sini. Gimana?"
Nabila semakin cemberut diperlakukan seperti itu oleh Rangga. "Aku kuat kak. Ayo kita jalan lagi."
"Wow wow wow, santai dek!" Rangga kaget ketika Nabila langsung berdiri namun tidak bisa menjaga keseimbangannya akibat tasnya yang berat. Lalu dengan lucunya gadis itu jatuh terduduk lagi.
"Kalau kamu berhasil sampai atas, kakak janji akan ajak kamu ke gunung lainnya."
Mata Nabila semakin berbinar-binar mendengar janji itu. Ia mengangguk dengan antusias dan menerima uluran tangan kakaknya untuk berdiri kembali. "Aku pasti sampai ke puncak!" seru Nabila semangat.
Rangga membiarkan tangannya di genggam oleh Nabila dan berjalan untuk melanjutkan ke pos tiga. Teman-teman satu rombongannya sudah berjalan lebih dulu. Rangga tidak enak jika harus memaksa mereka menunggu Nabila.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetly Broken
RomanceKata pepatah, polisi dan penjahat adalah pasangan serasi. Lalu apa jadinya jika mereka menikah? Angkasa David Leander. Tampan. Cerdas. Seorang anggota intelegen negara. Nabila Putri Galaksi. Cantik. Cerdas. Seorang kurir obat obatan terlarang. Lalu...