"Angkasa, is that you?"
Sosok di depannya membeku. Ia menoleh cepat, langsung menemukan mata Nabila yang menatap dengan ragu. Membuat Nabila kebingungan dan semakin berjalan mendekat.
"Kamu nggak apa-apa, sayang?" tanyanya lembut.
Angkasa terpaku sejenak kemudian bangkit. Berjalan cepat untuk meringkus Nabila dalam pelukannya. "God! She is here. She is here."
Nabila tidak mengerti apa yang terjadi pada Angkasa. Ia ingin bertanya tapi sepertinya ia lebih memilih untuk melingkarkan tangannya ke punggung Angkasa. Mengusap punggungnya dengan sayang. Mencoba memberikan ketenangan pada Angkasa yang tampak gemetar dan terguncang.
"I love you, I'm sorry," Angkasa berbisik.
Lama mereka saling berbagi kehangatan, Angkasa yang pertama melerai pelukan tersebut. Ia menumpukan kedua tangannya di pundak Nabila. Menatap lebih jelas wajah istrinya yang seperti malaikat ketika tersenyum.
"I miss you so much."
Nabila menarik senyum, mengangguk kecil kemudian berjinjit untuk meninggalkan kecupan singkat di bibir Angkasa. "Kamu tahu aku selalu merindukanmu juga."
"Jangan pernah berani pergi dariku."
Menghela nafas kecil, Nabila mengulurkan tangannya untuk meraba pipi Angkasa.
"Siap, kapten!" ucapnya sambil tertawa kecil.
Kupu-kupu terasa beterbangan di sekitar mereka kala keduanya merapatkan jarak. Mengunci mata satu sama lain kemudian mempertemukan bibir keduanya.
Angkasa berbagi kenikmatan yang indah ketika ia melumat bibir Nabila. Pelan dan memabukkan. Ia ingin memperlakukan Nabila dengan lembut. Dan inilah bagaimana ia mengekspresikan rasa sayangnya pada istrinya itu.
Nabila merasa ada yang berbeda dari Angkasa. Lelaki itu tampak ketakutan beberapa menit yang lalu. Memeluknya keras seolah Nabila akan lenyap ketika pria itu melepaskannya. Lalu kini, suaminya menciumnya perlahan. Manis. Membuat Nabila terlena dan hanya bisa melingkarkan tangannya di leher Angkasa sebagai bentuk pertahanan agar ia tidak berubah menjadi agar-agar.
Angkasa melepaskan Nabila ketika dirasanya wanita itu sudah hampir kehabisan nafas. Ia mengecup kening Nabila. Kembali memeluk gadis itu.
"Kamu sudah makan?" tanya Nabila. Angkasa menggeleng kecil.
"Biar kumasakan sesuatu, tunggu sebentar." Angkasa menggeleng kuat kali ini. Menarik kembali Nabila yang mendorongnya menjauh.
"Aku tidak lapar, aku lelah," ucapnya sambil menyusurkan hidungnya ke leher Nabila. Menghirup aroma menyegarkan yang selalu membuat Angkasa merasa berada di rumah.
"Umm oke. Yuk tidur, Pak Dokter." Nabila tersenyum jahil. Membuat Angkasa gemas dan menjawil hidung Nabila.
"Bu dokter juga temenin pak dokter tidur ya."
Keduanya tertawa. Saling merangkul ketika masuk ke kamar mereka. Angkasa tidak bisa menjauhkan tangannya dari Nabila. Selama sisa malam itu, ia mencoba terus terjaga dengan Nabila yang tenggelam dalam pelukannya. Takut jika esok pagi ia hanya bermimpi dan tidak menemukan siapa pun di sampingnya.
****
Terima kasih telah membaca! Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar ya. Versi lengkap bisa di akses ke Karyakarsa.com/Amubamini. Semoga harimu menyenangkan!
Salam sayang,
Amubamini

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetly Broken
RomanceKata pepatah, polisi dan penjahat adalah pasangan serasi. Lalu apa jadinya jika mereka menikah? Angkasa David Leander. Tampan. Cerdas. Seorang anggota intelegen negara. Nabila Putri Galaksi. Cantik. Cerdas. Seorang kurir obat obatan terlarang. Lalu...