23 - Bencana

32.2K 2.8K 133
                                    

Empat jam kemudian, Nabila sudah berada di Jakarta. Di lantai satu Elory Tower. Denis hanya bisa mengekori dari belakang. Takut akan kemarahan Nabila. Remaja itu tidak berkata apa-apa selama perjalanan dari Bandung ke Jakarta.

"Well... apa yang dilakukan anak emasku di sini?" ucap sebuah suara.

Nabila baru saja ingin menonjok resepsionis bernama Gladis yang selama beberapa menit berdebat dengannya. Gadis malang itu tidak mengizinkan Nabila untuk bertemu dengan Sagara apabila belum membuat janji.

Nabila menolehkan kepalanya perlahan. Amarah jelas masih membuncah di dadanya. Ia tidak tahu bagaimana kabar adik Angkasa dan tunangannya. Jika sampai terjadi sesuatu pada mereka, Nabila akan membunuh Sagara dengan tangannya sendiri.

Selama beberapa saat, wanita itu menolak untuk mengeluarkan suara. Ia hanya menatap Sagara dengan penuh kebencian. Sagara sepertinya menangkap pandangan Nabila. Ia langsung mengedikan kepala agar Nabila mengikutinya keluar gedung.

Dengan aura panas yang jelas terpampang dari tubuh Nabila, wanita itu berjalan mengikuti Sagara. Tangannya terkepal. Tapi nafasnya stabil, Nabila perlu menjaga ketenangan agar bisa membunuh Sagara.

Mereka bertiga bergerak keluar dari area Elory Tower ke sebuah bangunan dua lantai yang lebih kecil. Oh, salah satu safe house yang ada di kota ini. Sindir Nabila dalam hati. Karena aliran barang terlarang itu lebih segar di sini.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Sagara bertanya setelah mereka memasuki bangunan tersebut. Sebagian lantainya telah di keramik, sebagian lagi masih berupa pelat semen yang kotor. Ring tinju terletak di atasnya, dan satu meja besar berada disisi lantai yang berkeramik.

"Aku keluar dari komplotan ini!" sergah Nabila. Matanya menatap tajam, tidak goyah meskipun Sagara sudah menumbuhkan aura kemarahannya.

"Kenapa?" suara Sagara masih tenang. Tapi Nabila tahu ada badai mengerikan yang akan menghantamnya sebentar lagi. Well, Nabila tidak takut sama sekali.

Nabila tersenyum sinis, "Haruskah aku mengatakan alasannya?" Wanita itu mengatupkan giginya marah, "Tidak ada orang yang benar-benar mau berada di dalam komplotan ini selain karena ancamanmu."

"Lalu?"

Nabila merasa sedang dipermainkan oleh Sagara. "Aku keluar. Aku bukan lagi mainanmu. Aku bukan lagi pesuruhmu. Dan jangan minta aku untuk menyelesaikan pekerjaan anak buahmu yang tidak pernah becus!!"

"Apa kamu merasa menyesal atas apa yang terjadi pada dua orang dalam bangunan itu?"

Nabila hampir saja ingin mencakar wajah Sagara karena lelaki itu menyebutkan tentang kejadian kemarin hari. "Jangan menyulutku Sagara!"

"Baik, silakan jika kamu ingin keluar."

Untuk sesaat Nabila kaget akan perkataan Sagara. Tidak mungkin lelaki ini membiarkan dirinya lepas begitu saja. Pasti ada yang sedang direncanakan oleh Sagara. Nabila tidak boleh lengah sekarang.

"Aku akan membawa Denis juga!" tuntut Nabila dengan suara yang tidak bergetar sama sekali. Sekalipun Sagara sudah berdiri dengan segala keagungan yang dapat ia tunjukan.

Sagara tertawa mengerikan ketika Nabila berkata seperti itu. "Jika kamu ingin membawa Denis, kalahkan aku dulu, cantik."

Nabila menjaga agar senyumnya tidak tampak. Sagara memang telah bertambah tua sejak sepuluh tahun terakhir. Tapi Nabila tahu lelaki ini masih memiliki kekuatan yang hampir tidak berkurang sejak pertama kali ia melawan Sagara. Salah-salah Nabila yang akan mati ditangan Sagara.

Itu dulu.

Nabila tidak takut lagi akan segala ancaman Sagara. Lelaki itu bisa urus urusannya sendiri dan tidak mengganggu kehidupan Nabila lagi.

"Aku menantangmu, Sagara Reth Elory. Jika aku menang, aku akan pergi bersama Denis. Dan jangan pernah mengganggu hidupku lagi!" tantang Nabila. Wanita itu melepaskan jaket kulitnya. Menyisakan kaos hitam tanpa lengan dan celana jeans sewarna. Melangkah mendekat, bersiap untuk menyerang.

"Aku suka permainan ini," gumam Sagara.

****

Terima kasih telah membaca, jangan lupa berikan vote dan tinggalkan komentar ya. Versi lengkap bisa kalian baca melalui platform Karyakarsa.com/Amubamini.

By the way, Amuba sedang mempertimbangkan untuk melakukan publikasi melalui Google Play Book karena setelah mencoba sendiri pakai KK ternyata kalian mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk koin + pajaknya. Semoga lewat google play book harganya bisa lebih murah dan kalian benar-benar hanya perlu membayar sesuai dengan nominal yang Amuba cantumkan.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Salam sayang,
Amubamini.


Sweetly BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang