Ini Mimpi atau Bukan?

4.9K 202 0
                                    

Aku turun dari motor itu, motor ninja merah yang aku sendiripun sangat sulit untuk menuruninya.

"Ka makasih ya" ucapku dengan melihat wajah ka Fatih, berharap ia tersenyum. Agar senyumanya bisa menemaniku saat tertidur nanti.

"Iya sama - sama. Nyantai aja kali nja"

"..."

"Kok masih diem di depan pager? Ayo masuk sana. Udaranya dingin loh, nanti kamu sakit"

WHAT? ARE YOU REALLY SAY THAT? Aku memukul pipiku sebentar, berharap ini nyata bukan mimpi.
"Aww" suara dari mulutku keluar lagi, ya ini nyata.

"Kamu kenapa pukul pipi kamu? Liat tuh pipinya merah. Hahaha kamu lucu banget deh"

Aduh bagaikan di atas awan, bermain di kapasnya yang lembut dan ditemani dengan permen kapas, gulali dan lolipop itu yang kurasakan. Malam yang dingin terasa begitu hangat. Oh bulan janganlah kau pergi dengan cepat. Biarkan ka Fatih disini, menemani malam kita berdua, ya hanya berdua...

"Senja?"

Aku tersadar dari lamunanku,oh sial, mengapa aku terlamun tadi?

"Kenapa kak?"

"Ah, ngga deh. Kaka pulang dulu ya"

"Pulang?"

"Iyalah, pulang yakali kaka nginep di rumah kamu?"

"Oh? Heheh. Maaf ka, iya hati - hati kak"

Ia menaiki motornya, suara gas yang dikeluarkannya tidak terlalu keras, karena ini sudah larut malam dan ia takut sekeliling tetanggaku terbangun hanya karena suara gas motor.
Ia tersenyum padaku. Malam - malam seperti inipun masih bisa saja aku meleleh akan senyum manis nya.

Aku masuk menuju rumahku, sudah gelap. Mungkin, mereka semua sudah tidur. Tetapi, seperti ada seseorang yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Aku bergedik ngeri. Tangan kananku mulai menggapai dinding, mencari tombol lampu, tetapi belum juga ditemukan. Bahu ku sudah ada yang memegang. Aku semakin takut. Akhirnya, aku menemukan tombol lampu, dengan cepat aku menyalakan lampunya. Dan...

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" suara ku menjadi - jadi. Tetapi tangan kiri ku masih saja menutup wajahku, aku takut untuk melihat. Apa sosok tadi?

"Senja, ini ibu." Aku membuka wajahku perlahan dan sial, ternyata itu memang ibuku.

"Ibu, lagi ngapain sih? Kagetin aku aja. Udah tau aku orangnya penakut"

"Hahaha, kamu ini udah besar masih aja penakut. Ibu tunggu kamu pulang, tadi di anterin siapa?"

"Aku pulang tadi tuh naik bis, tapi aku ketiduran di bis bu. Alhasil, aku di turun di tengah jalan"

"Ya allah, teledor banget sih kamu. Terus ko bisa dianterin? Sama lelaki lagi, kamu punya pacar? Ko ngga cerita ke ibu?"

"Itu bukan pacar, tapi calon masa depan" celetukku dengan polosnya

"Calon masa depan? Kamu mau nikah sama lelaki tadi?"

"Heheh, ngga bu bercanda. Itu tadi kakak kelas aku di universitas"

"Oh, yang kamu suka?"

"Iya, bu aku ke kamar ya. Udah 5 watt heheh"

"Iya, hati - hati ya, di pojokan biasanya ada..."

"Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu"

"Heheh, kamu ini udah besar masih saja penakut"

Ya, malam ini begitu sangaaaat indah, aku hanya berharap, kamu dan aku menjadi kita. Ya, aku bahagia. Bahkan, sangat bahagia. Oh ka Fatih, senyummu itu membuatku baper malam ini.

-------
"Senja?"

"...."

"Senja?"

"Ka Fatih?"

"Senja"

"Oh tidak, jangan tersenyum seperti itu kak"

"Senja, kamu maukan jadi pacar kakak"

"What? Are you really say that?"

"Kamu mau ka nja?"

"Iya, aku mau kak"

Dug
Aww, kepala ku pusing, seperti benda keras memukul kepala ku. Kemana ka Farel? Oh damn. It's just dream!

"ADELLLLL! Sakit kanvret!"

"Heheh, sorry Senjaa. Lo tuh kebiasaan banget tidur di kelas. Untung kaga ada pak dosen"

"Iya, tapi kaga usah pukul gue pake buku lo yang tebel nya segede tugu monas!"

"Anjir, gini - gini temen lo pinter kann?"

"Iya pinter dah"

"Del, kemarin gue dianterin sama ka Fatih"

"What? Beneran nja?"

"Iyaaa, sampe - sampe baper gue semaleman"

"Lebay lo kanvret-_-, ceritain dongggg"

-----------------------------

Haaai, ngga nyangka banget yang lihat udah lumayan banyak. Tapi jangan lihat aja donggg. Kasih comment + vote ye hahah.

Show Me You CARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang