"Senja, lo baik - baik ajakan?" Tanya Adel, yang sedari tadi ternyata sudah memperhatikanku."Baiklah del, maksud lo ngga baik - baik tuh apa? Gue baik - baik aja ko"
"Yang semalem itu, lo udah pikirin baik - baik kan?"
"Semalem? Semalem? Semalem? Emang ada ap"
"Hai Senja!" Sapa seseorang yang membuat hati yang hancur,bingung,dan retak olehnya dengan sekali sapaan hati ini menjadi segar seperti hati yang mencinta.
"H...hai kak Fatih" dengan mukaku yang sangat absurd.
Lelaki itupun tersenyum, lalu pergi setelah ia menaruh tas di tempat duduk kelas ini.
"Senja, lo udah hapus rasa sayang lo ke dia kan?" Tanya Adel yang langsung menunjuk kepergian ka Fatih dengan dagunya.
"Gue.. gue"
"Lo harus bisa! Gue yakin lo bisa nja!"
Adel, tau aja gue mau bilang ngga bisa.
"Del, cinta ngga bisa di paksa. Butuh waktu lama buat gue lupain dia"
"Dia? Dia yang lo maksud senior sialan itu? Yang buat sahabat gue satu - satunya sakit hati? Dia yang buat sahabat gue nangis? Dia yang buat sahabat gue jadi secret admirer? Dia yang menurut gue ngga cocok sama lo. Dan lo ngga percaya sama gue buat milih Alfa dibanding Kak Fatih? Hah? Jawab Senja!!" Suara Adel mengeras, bahkan satu ruangan melihat ke arahku dan Adel. Okey, sekarang semua udah tau gue suk sama Kak Fatih
"Bukan gitu maksudnya del. Maafin gue de-"
"Udahlah nja! Lo ngga usah anggap gue ada. Lo ngga usah dengerin kata - kata gue,percuma gue punya sahabat tapi ngga bisa dengerin kata - kata sahabatnya sendiri. Padahal gue udah berusaha keras buat buka hati lo buat Alfa!! Bukan Fatih!"
Adel, gue cuma butuh waktu.
Setelah Adel mengatakan itu, ia lalu pergi dari ruangan ini. Kulihat ia mengusap pipinya yang mengeluarkan air mata. Adel, maafin gue.
Akupun mengusap air mata yang mengalir di pipiku. Lalu, kulihat ke arah sekitar ruangan ini
Mampus, aja lo nja.
Satu ruangan, semua mata tertuju pada diriku. Mereka membicarakanku. Karena bisa kudengar suaranya, walaupun dari jauh sana.
"Ade kelas gatau diri. Suka sama si Fatih. Cantik sih, tapi lebih cocok sama Sheila kali"
"Iya, si Fatih lebih cocok sama Sheila lah dibanding sama dia"
Perempuan itupun lalu menujuk ke arahku. Lalu mereka, kembali berbisik - bisik dengan mata yang masih memandang ke arahku.
Mentang - mentang senior. Bicara seenak jidat aja.
Aku hanya bisa menundukkan diri di meja. Dengan air mata yang sedari tadi masih tetap mengalir.
---------
Sialaaaan!! Hari ini emang sialan!1. Gue kehilangan sahabat terbaik gue
2. Di bicarain sama satu universitas. Terbukti, setelah Adel bicara seperti itu satu ruangan mengetahuinya dan sekarang satu universitas tau kalau gue suka sama Ka Fatih.
Setiap gue lewat selalu aja ada sekumpulan mahasiswi bicarain gue dan lebih parahnya mereka nunjuk - nunjuk gue gitu.
Susah sih ya, suka sama lelaki ganteng di Universitas ini.
Siap - siap aja gue dapet bully dari senior lebih tepatnya dari kak Sheila.
Adel, gue butuh bantuan lo del.
KAMU SEDANG MEMBACA
Show Me You CARE
Fiksi RemajaPada saatnya pangeran yang sudah kutunggu datang dengan segala kepedulian dan kasih sayangnya hanya untukku - Senja