"Semuanya akan indah pada waktunya."Iya, aku percaya akan kalimat itu. Beberapa kata yang tersusun indah, membuatku percaya akan apa yang terjadi dikemudian hari nanti. Hanya dengan dua syarat hal itu akan terjadi. Kesabaran dan doa tentunya. Itulahbyang menjadi syaratnya. Percayalah, semua momen indah akan kau lalui jika kau menggunakan kedua syarat itu.
Seperti aku, dahulu aku mencintai orang yang salah. Tetapi, dengan penantian, kesabaran,usaha dan doa tentunya. Semuanya memberikan hasil yang baik. Yang mempertemukan aku dengannya.
Iya, dia yang kini sedang duduk dipelaminan bersamaku. Tersenyum kepada semua tamu, dan memperkenalkan dengan bangganya akan aku adalah istrinya sekarang.
"Hai bro, kenalin istri gue Senja!" Ucapnya berulang - ulang ketika bersalaman dengan tamu undangan dari teman rekan kerjanya. Aku hanya tersenyum, aku bahagia memiliki suami sepertinya. Seperti Alfa.
Hari ini, adalah hari terbaik sepanjang hidupku. Berdiri menjadi pusat perhatian semua orang. Semuanya tersenyum, tertawa dan bahagia. Suasana meriah dan ramai.
Kulihat ibuku yang terduduk disampingku. Tersenyum manis saat bersalaman dengan para tamu yang datang. Tak lupa Ibunda Alfa dan Ayahnya tentunya, tersenyum manis sekali. Mereka adalah kedua orangtuaku juga sekarang.
Adel, ah rasanya aku sangat bahagia akan Adel saat ini. Wajahnya yang dipoles make up sangat berbeda dengan tampilan biasanya. Aku jadi teringat saat pelemparan bunga di awal acara tadi. Bunga yang aku lempar ditangkap oleh Adel. Haha, sepertinya ia akan menyusul untuk menikah juga sepertinya.
Ah sudahlah kita doakan saja untuk sahabat terbaikku, Adel.Detik demi detik, begitu juga jam demi jam berlalu dengan cepat selepas acara demi acara yang dimulai. Tak terasa, kini waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 malam. Dimana acara penutup yang diakhiri dengan foto bersama teman - teman kuliahku. Iya, mereka memang sengaja datang malam. Mungkin karena pada saat malam, lebih menunjukkan untuk para kaum muda.
Kini acara sudah selesai, aku dengan Alfa akan langsung tinggal dirumah yang saat itu Alfa berikan untuk rumah kami saat telah menikah.
Iya, jaraknya memang lumayan cukup jauh. Tetapi, inilah kami. Perjuangan awal dimasa indah pernikahan kami.
"Kita berangkat dulu ya bun" Ucap Alfa yang berpamit pada bundanya.
Akupun mengikuti apa yang Alfa lakukan. Lalu menuju, pada Ibuku.
"Kalian ngga menginap dirumah ibu dulu?" Tanya Ibuku setelah selesai kami pamit.
"Ngga usah bu, Alfa udah kasih rumah buat tempat tinggal Alfa dan Senja. Sekarang, kita mau tinggal disana" Ucap Alfa lantang.
Ibuku dan kedua orang tua Alfa tersenyum mendengar apa yang Alfa ucapkan.
"Pemikiran Alfa memang sudah dewasa. Sudah tepat untuk menjadi kepala keluarga dari keluarga kecilku nanti"
"Yasudah, kalian hati - hati dirumah baru. Sering berkunjung kerumah Ibu, Bunda dan Ayah ya." Ucap Bunda Alfa melanjutkan.
"Siap bos!" Ucapku dan Alfa bersamaan.
Aku dan Alfapun menuju mobil hitam milik Alfa. Dan berpamit sekali lagi dengan melambaikan tangan lewat kaca jendela mobil Alfa.
"Aku masih ngga nyangka kamu jadi istri aku sekarang" Ucap Alfa sembari tersenyum padaku sesaat lalu kembali fokus pada setir dihadapannya.
"Aku juga, kamu bahkan sampai cubit pipi aku berkali- kali" Ucapku kembali tersenyum pada Alfa.
"Hahah, maaf sayang" Ucapnya lagi sembari mengelus puncak kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Show Me You CARE
Ficção AdolescentePada saatnya pangeran yang sudah kutunggu datang dengan segala kepedulian dan kasih sayangnya hanya untukku - Senja