Surprise (2)

3K 122 1
                                    

"Hahahahaha"

Suara itu? Apakah itu suara malaikat pencabut nyawa? Apakah aku sudah berada di akhirat sekarang?

"Kamu lucu banget sih nja?"

"Lah? Malaikat emang bisa bercanda ya?" Tanyaku dengan polosnya.

"Hahahahah"

"Lah?"

"Ini aku Alfa nja, mata kamu aku tutup pake slayer hahaha"

"Masa?"

"Iya ini aku, kamu jahat deh. Masa suara aku dibilang mirip suara pencabut nyawa"

"Hahahaha, maaf deh fa. Lagian kamu juga ngapain tutupin mata aku pake slayer? Aku kira kita tabrakan terus meninggal. Atau aku buta?" Ucapku intens

"Ish kamu tuh khayalnya kegedean, udah sini turun aku pegangin ya!" Lalu terasa lengan Alfa memegang lenganku. Akupun turun dari mobil dengan perlahan.

Apalagi kejutan yang bakal dia kasih?

Hembusan angin terasa dingin merasuk kedalam tulang rusukku. Akupun mempererat peganganku terhadap sweaterku tetapi dilepas oleh Alfa yang jari - jarinya mulai memegang lenganku. Hangat hanya itu yang kurasakan.

"Kita ada dimanasih fa?" Ucapku yang penasaran.

"Nanti, tunggu masih belum waktunya nja"

Kebiasaan, lo selalu aja buat gue penasaran.

Tak lama Alfa mulai melepas slayer dikepalaku perlahan.

" Satu... dua.. tiga" ucapnya lambat.

Akupun membuka mataku,

Sunrise di pantai?

Pemandangan yang sangat jelas kulihat, perlahan sang matahari muncul perlahan dari ujung laut disana. Kini aku melihatnya, melihat pemandangan indah nan menakjubkan itu.

Pantai ini? Terasa sangat indah dengan sinar dari matahari. Sunsrise, bahkan aku pernah berharap untuk melihat sunrise dan sunset bersama seseorang yang mencintaiku.

Sekarang itu sudah terwujud, walaupun belum sepenuhnya.

Apakah seseorang yang mencintaiku itu adalah Alfa? Pangeran yang kutunggu selama ini? Kuharap iya.

Aku takjub melihatnya, Alfa memelukku dari samping. Kulihat wajah Alfa sesaat ia tersenyum padaku lalu aku melihat sunrise lagi.

Sayangnya, itu hanya sebentar mungkin 1-2 menit?

"Makasih ya fa" ucapku setelah matahari sudah berada ditempatnya.

Alfa hanya tersenyum, lalu ia mengajakku menuju laut.
Lenganku yang dipegangi olehnya tertarik ketika ia lari akupun berlari juga mengikutinya menuju laut.

Bermain air, saling melempar air layaknya anak kecil dan tertawa hingga tak sedikit air laut yang tertelan olehku.

Hampir lama kami bermain dilaut tetapi tak terasa juga sang matahari sudah berada tepat dikepala kami.

Kamipun berlari menuju daratan, memasang tenda dengan api yang dibuat untuk membakar ikan yang dibeli oleh Alfa di nelayan tadi pagi.

Alfa membakar ikannya, sedangkan aku mempersiapkan piring, nasi dan sebagainya.

Udah kaya suami istri ya?

Aku tersenyum disela - sela aktifitasku.

"Kamu kenapa nja? Ucap Alfa yang mengagetkanku.

Show Me You CARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang