Apakah pernah berfikir untuk mendapatkan kebahagiaan sejati?
Kebahagiaan yang tak pernah berakhir? Selalu bersamamu hingga kapanpun. Apakah pernah terpikirkan?
Aku mendapatkannya, mendapatkan kebahagiaan itu dengan cara yang sangat sulit tentunya.
Tidak semudah itu, aku selalu mencoba untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Dengan luka, sakit hati yang begitu dalam dan juga cemburu yang berujung dengan meluncurnya butiran air mata.
Aku tau, semua hal yang lakukan dengan kerja keras selalu menghasilkan hal yang membuatmu puas akan hal yang kau lakukan.
Dan kini, aku puas bahkan sangat puas. Kerja keras ku terbayar.
Aku yang rela sakit,terluka lagi dan lagi kini mendapatkan apa yang aku impikan.
Kasih sayang dan kepedulian.
Itulah yang aku inginkan. Karena apa? Karena aku tak mendapatkan itu sebelumnya. Dan aku mendapatkan itu semua dari dirinya.
Dirinya, ia dia yang datang dengan kasih sayang, kepedulian dan cinta yang setulus hati.
Dia adalah segalanya bagiku.
Dia yang istimewa
Dia yang terbaik
Dan
Dia yang kucinta.
Dia adalah pangeran bagiku.Takdir memang tak berjalan sesuai harapanku, tetapi takdir berjalan sesuai dengan kebahagiaanku.
Ini tak pernah terbayangkan sebelumnya, ia yang membuatku bahagia dalam menjalani hidup akan pergi dari hidupku. Padahal, baru sekejap mata aku mendapatkan kebahagiaan darinya.
"Ia pergi untuk selamanya, relakan dia. Dia pasti bahagia sekarang."
Bisakah mereka berhenti mengasihaniku sekarang?
Aku tak perlu itu, karena itu hanya membuatku semakin sakit lagi dan lagi.
Dan itu, juga yang membuatku terpuruk.
"Senja, bangun nak bangunn!" Teriak seseorang yang menggoyangkan tubuhku.
Akupun berusaha membuka mataku, rasanya sangat sulit untuk membuka sedikitpun mataku.
Kulihat seseorang sedang terduduk disampingku, aku tak begitu bisa melihatnya. Penglihatanku buram.
"Bangun nak. Kamu kenapa?" Tanya seseorang itu lagi.
Terdengar dari suaranya. Kurasa ia adalah ibuku.
"Aku dimana?" Tanyaku bingung. Karena seingatku tadi pemandanganku gelap karena....... Alfa?
Memikirkan itu akupun menangis sehisterisnya.
Ibuku memelukku, kurasa ia tau penyebab aku menangis.
"Ssst, jangan nangis lagi. Masih ada ibu. Ini ibu tenang." Ucap ibuku berusaha menenangkan.
"A..alfa bu. Alfa mening-"
"Ngga dia ngga kenapa - kenapa. Udah sekarang kita ke rumah sakit ya. Keadaan kamu masih pusing?" Tanya ibuku memotong pembicaraan.
Akupun mencoba terduduk diranjang. Saat kulihat ternyata aku berada di atas ranjang kamarku.
Akupun mencoba berdiri perlahan, Ibuku memegangi lenganku. Dan kamipun berangkat menuju rumah sakit yang diucapkan reporter tadi.
Selama diperjalanan, pikiranku melayang entah kemana. Memikirkan hal - hal yang seharusnya tak kupikirkan.
"Raga aku disini tapi jiwa aku pergi, mencari kemana kamu berada sekarang, Alfa"
"Korban jatuh pesawat dari Aceh. Dimana ya sus?" Tanyaku pada perawat dibagian administrasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Show Me You CARE
Fiksi RemajaPada saatnya pangeran yang sudah kutunggu datang dengan segala kepedulian dan kasih sayangnya hanya untukku - Senja